Monday, November 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Serangan Jantung, Kabinda Papua AH Napoleon Tutup Usia

Mandenas: Almarhum Sosok yang Komunikatif yang Mengabdikan Separo Hidupnya di Papua

JAYAPURA- Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Papua Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon. Yang bersangkutan dikabarkan tutup usia di Rumah Sakit Dian Harapan, Waena Kota Jayapura, Senin (14/2) sekira pukul 18:12 WIT di Rumah Sakit Dian Harapan.

Kabar berpulangnya Kabinda itu lantas beredar ramai di media sosial dan beberapa anggota TNI-Polri melalui media sosial mereka menyampaikan ucapan turut berduka cita.

Dari informasi yang didapatkan Cenderawasih Pos, Senin (14/2) sekira pukul 17.40 WIT di Rumah Makan Horex, Sentani Jayapura, Kabinda Papua, Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon mengalami serangan jantung dan langsung dilarikan ke RS Dian Harapan untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Namun, sekira pukul 18.12 WIT. Kabinda dinyatakan meninggal dunia oleh dokter RS Dian Harapan. Jenazah sendiri rencananya akan dikirim ke Jakarta.

Ucapan duka cita salah satunya datang dari Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri. “Saya turut berduka cita yang mendalam atas kepergian beliau, mudah-mudahan mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan,” ucap Kapolda Mathius Fakhiri kepada Cenderawasih Pos, tak lama setelah mendapat kabar duka tersebut.

Baca Juga :  Logo Pemprov Papua Tengah Resmi Digunakan

Kapolda mengaku terakhir bertemu almarhum saat acara pisah sambut Pangdam XVII/Cenderawasih dari Mayor Jenderal TNI Ignatius Yogo Triyono, kepada Mayor Jenderal TNI Teguh Muji Angkasa di gedung Sasana Krida pada Rabu (9/2) malam. “Beliau (Kabinda-red) sehat saat itu, dan kita sempat ngobrol,” ucap Kapolda.

Dimata Kapolda, almarhum merupakan orang yang profesional. Untuk itu, Kapolda meminta agar turut mendoakan almarhum agar dilapangkan jalannya.

Terkait dengan dimana jenazah akan disemayamkan, Kapolda mengaku belum tahu pasti. Namun tetap melakukan koordinasi.

Ucapan duka cita juga datang dari anggota Komisi 1 DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Papua, Yan Permenas Mandenas.

Saat dihubungi Cenderawasih Pos, Senin (14/2) malam, Mandenas sempat tak bisa berkata-kata saat mendapat kabar kepergian almarhum. “Atas nama pribadi, keluarga dan anggota Komisi 1 DPR RI Dapil Papua, kami turut berbelasungkawa atas kepergian almarhum. Beliau sosok yang baik, ramah, komunikatif dan mengabdikan hampir separo hidupnya untuk Papua. Sejak pangkat letnan hingga bintang dua, almarhum banyak bertugas di Papua,” ucap Mandenas.

Baca Juga :  Poksus DPRP Soroti Armada Operasional Navigasi

Mandenas mengaku mengenal almarhum  Abdul Haris Napoleon sejak masih menjadi aktivis mahasiswa. Saat masih menjadi aktivis mahasiswa, almarhum menurut Mandenas sudah menjabat sebagai Kasi Korem 172/PWY.

“Saat itu, almarhum sangat komunikatif dengan kami para aktivis mahasiswa. Almarhum sangat ramah dan komunikasinya baik sekali dengan siapa pun baik yang dikenal maupun yang belum dikenal,” kenang Mandenas.

Mandenas mengaku beberapa waktu yang lalu, pihaknya menjalin komunikasi dengan petinggi di BIN dan TNI agar almarhum bisa mendapat promosi jabatan. Minimal sebelum masuk masa pensiun, sebagai penghargaan atas dedikasi dan pengabdiannya, almarhum bisa mendapat promisi jabatan sebagai Pangdam. “Almarhum selalu membangun komunikasi positif dengan siapapun dalam menyelesaikan masalah di Papua. Untuk itu, kami berharap ada penghargaan yang diberikan kepada beliau,” tutupnya. (fia/nat)

Mandenas: Almarhum Sosok yang Komunikatif yang Mengabdikan Separo Hidupnya di Papua

JAYAPURA- Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Papua Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon. Yang bersangkutan dikabarkan tutup usia di Rumah Sakit Dian Harapan, Waena Kota Jayapura, Senin (14/2) sekira pukul 18:12 WIT di Rumah Sakit Dian Harapan.

Kabar berpulangnya Kabinda itu lantas beredar ramai di media sosial dan beberapa anggota TNI-Polri melalui media sosial mereka menyampaikan ucapan turut berduka cita.

Dari informasi yang didapatkan Cenderawasih Pos, Senin (14/2) sekira pukul 17.40 WIT di Rumah Makan Horex, Sentani Jayapura, Kabinda Papua, Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon mengalami serangan jantung dan langsung dilarikan ke RS Dian Harapan untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Namun, sekira pukul 18.12 WIT. Kabinda dinyatakan meninggal dunia oleh dokter RS Dian Harapan. Jenazah sendiri rencananya akan dikirim ke Jakarta.

Ucapan duka cita salah satunya datang dari Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri. “Saya turut berduka cita yang mendalam atas kepergian beliau, mudah-mudahan mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan,” ucap Kapolda Mathius Fakhiri kepada Cenderawasih Pos, tak lama setelah mendapat kabar duka tersebut.

Baca Juga :  Kabar Kedatangan Dewan HAM PBB Belum Terkonfirmasi

Kapolda mengaku terakhir bertemu almarhum saat acara pisah sambut Pangdam XVII/Cenderawasih dari Mayor Jenderal TNI Ignatius Yogo Triyono, kepada Mayor Jenderal TNI Teguh Muji Angkasa di gedung Sasana Krida pada Rabu (9/2) malam. “Beliau (Kabinda-red) sehat saat itu, dan kita sempat ngobrol,” ucap Kapolda.

Dimata Kapolda, almarhum merupakan orang yang profesional. Untuk itu, Kapolda meminta agar turut mendoakan almarhum agar dilapangkan jalannya.

Terkait dengan dimana jenazah akan disemayamkan, Kapolda mengaku belum tahu pasti. Namun tetap melakukan koordinasi.

Ucapan duka cita juga datang dari anggota Komisi 1 DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Papua, Yan Permenas Mandenas.

Saat dihubungi Cenderawasih Pos, Senin (14/2) malam, Mandenas sempat tak bisa berkata-kata saat mendapat kabar kepergian almarhum. “Atas nama pribadi, keluarga dan anggota Komisi 1 DPR RI Dapil Papua, kami turut berbelasungkawa atas kepergian almarhum. Beliau sosok yang baik, ramah, komunikatif dan mengabdikan hampir separo hidupnya untuk Papua. Sejak pangkat letnan hingga bintang dua, almarhum banyak bertugas di Papua,” ucap Mandenas.

Baca Juga :  Wilayah Holtekamp Perlu Waspada

Mandenas mengaku mengenal almarhum  Abdul Haris Napoleon sejak masih menjadi aktivis mahasiswa. Saat masih menjadi aktivis mahasiswa, almarhum menurut Mandenas sudah menjabat sebagai Kasi Korem 172/PWY.

“Saat itu, almarhum sangat komunikatif dengan kami para aktivis mahasiswa. Almarhum sangat ramah dan komunikasinya baik sekali dengan siapa pun baik yang dikenal maupun yang belum dikenal,” kenang Mandenas.

Mandenas mengaku beberapa waktu yang lalu, pihaknya menjalin komunikasi dengan petinggi di BIN dan TNI agar almarhum bisa mendapat promosi jabatan. Minimal sebelum masuk masa pensiun, sebagai penghargaan atas dedikasi dan pengabdiannya, almarhum bisa mendapat promisi jabatan sebagai Pangdam. “Almarhum selalu membangun komunikasi positif dengan siapapun dalam menyelesaikan masalah di Papua. Untuk itu, kami berharap ada penghargaan yang diberikan kepada beliau,” tutupnya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya