Terlepas dari itu, mantan sekda Kota Jayapura itu mengkritisi jalannya proses pesta demokrasi di Kota Jayapura dari awal sampai dengan saat ini. Dia menyebut pesta demokrasi tahun ini menjadi yang paling brutal, dan berani melanggar aturan secara terang-terangan. Bahkan, itu tidak saja melibatkan masyarakat atau pemilih, tetapi ada indikasi penyelenggara yang tidak profesional menjalankan tugasnya.
“Pemilu kali ini Pemilu yang brutal, kasar dan keras. Yang lalu orang bicara mengenai serangan-serangan fajar, tapi sekarang bukan serangan fajar lagi, tetapi serangan terang-terangan. Sudah tidak ada lagi rasa malu dan rasa takut dan itu terjadi disemua lapisan, tidak saja masyarakat tetapi juga ada indikasi ditingkat penyelenggara itu sendiri,” sesalnya.
Pihaknya berharap kepada masyarakat kota Jayapura supaya tetap menjaga situasi aman dan kondusif. Kalaupun masih ada pasangan calon lain yang akan melakukan gugatan ke MK terkait hasil Pilkada di kota Jayapura, biarlah proses itu berjalan namun masyarakat tetap menjaga Kamtibmas.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada partai koalisi pendukung. Partai PBB,Buruh, Partai PKN, Partai Ummat dan Garuda. Termasuk relawan dan pendukung yang sudah bekerja dengan maksimal. “Juga kepada 26 ribu masyarakat yang sudah memilih kami, kami berdua menyampaikan terima kasih banyak,” tutupnya.(roy).
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos