Friday, October 18, 2024
28.7 C
Jayapura

Ada Negara di Pasific yang Terancam Tenggelam

Menurutnya, itu sangat penting untuk dibahas bersama karena kontribusi nyatanya dalam membahas terkait dengan isu internasional ialah untuk memperkembangkan akademik ilmu pengetahuan hubungan internasional.

Tak kalah menarik, adapun isu penting lainnya yang dibahas dalam Konvensi Nasional AIHII XV itu yakni terkait dengan kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim.  Kondisi ini sangat menghawatirkan terhadap negara-negara di kepulauan di Pasifik terutama Negara Tuvalu, dimana negara ini terancam tenggelam di masa yang akan datang.

“Kondisinya seperti itu, ada negara di Tufalu yang berpeluang tenggelam akibat perubahan iklim  dampak dari naiknya air permukaan laut,” beber Melyana.

“Ada banyak isu baru terutama kenaikan permukaan air laut, negara-negara yang sudah hampir tenggelam seperti Tuvalu. Suatu ketika diisukan akan menjadi Virtual State apakah akan menjadi negara virtual begitu,” tandasnya.

Baca Juga :  Diikuti 34 Tim dari Seluruh Papua, Pemenang Lomba Bisa Masuk Kuliah Tanpa Test

“Jadi, isu-isu ini juga yang kita bahas, satu ketika bukan tidak mungkin tidak terjadi,” pungkasnya.

Dijelaskannya, dari sisi ilmu pengetahuan hubungan internasional yang perlu dipersiapkan ialah kajian-kajian ilmiah mengenai ketika suatu negara itu akan hilang dari peta dunia maka, yang akan perlu di pertanyakan adalah kebudayaan, serta orang-orang dari negara itu akan di tempatkan dimana. Hal ini kata Wakil dekan I fisip Uncen perlunya ada kajian-kajian akademik yang harus perlu di persiapkan.

“Semua menjadi kajian-kajian kita hubungan internasional. Sehingga isu dari hubungan internasional sekarang ini itu, selain keamanan internasional berupa perang tetapi juga isu non-internasional. Kemudian isu kenaikan permukaan air laut, perubahan iklim,” bebernya.

Baca Juga :  Senat Uncen Buka Pendaftaran Calon Rektor, ini Tahapannya

Sebagai pemateri, turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah  Pj Gubernur Papua Pegunungan, Dr. Velix Vernando Wanggai, S.I.P., M.P.A. Diketaui dalam Konvensi diikuti sebanyak 74 peserta termasuk praktisi dan akademisi hubungan internasional dari 45 institusi di seluruh Indonesia. (kar/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Menurutnya, itu sangat penting untuk dibahas bersama karena kontribusi nyatanya dalam membahas terkait dengan isu internasional ialah untuk memperkembangkan akademik ilmu pengetahuan hubungan internasional.

Tak kalah menarik, adapun isu penting lainnya yang dibahas dalam Konvensi Nasional AIHII XV itu yakni terkait dengan kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim.  Kondisi ini sangat menghawatirkan terhadap negara-negara di kepulauan di Pasifik terutama Negara Tuvalu, dimana negara ini terancam tenggelam di masa yang akan datang.

“Kondisinya seperti itu, ada negara di Tufalu yang berpeluang tenggelam akibat perubahan iklim  dampak dari naiknya air permukaan laut,” beber Melyana.

“Ada banyak isu baru terutama kenaikan permukaan air laut, negara-negara yang sudah hampir tenggelam seperti Tuvalu. Suatu ketika diisukan akan menjadi Virtual State apakah akan menjadi negara virtual begitu,” tandasnya.

Baca Juga :  861 Warga Distrik Megambilis dan Ilugwa Negatif Covid-19

“Jadi, isu-isu ini juga yang kita bahas, satu ketika bukan tidak mungkin tidak terjadi,” pungkasnya.

Dijelaskannya, dari sisi ilmu pengetahuan hubungan internasional yang perlu dipersiapkan ialah kajian-kajian ilmiah mengenai ketika suatu negara itu akan hilang dari peta dunia maka, yang akan perlu di pertanyakan adalah kebudayaan, serta orang-orang dari negara itu akan di tempatkan dimana. Hal ini kata Wakil dekan I fisip Uncen perlunya ada kajian-kajian akademik yang harus perlu di persiapkan.

“Semua menjadi kajian-kajian kita hubungan internasional. Sehingga isu dari hubungan internasional sekarang ini itu, selain keamanan internasional berupa perang tetapi juga isu non-internasional. Kemudian isu kenaikan permukaan air laut, perubahan iklim,” bebernya.

Baca Juga :  Yudo Margono: Mereka Kelompok Kecil, Kalau di Jawa Kayak Preman

Sebagai pemateri, turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah  Pj Gubernur Papua Pegunungan, Dr. Velix Vernando Wanggai, S.I.P., M.P.A. Diketaui dalam Konvensi diikuti sebanyak 74 peserta termasuk praktisi dan akademisi hubungan internasional dari 45 institusi di seluruh Indonesia. (kar/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya