Thursday, April 25, 2024
32.7 C
Jayapura

Derby ‘Otsus’ Jilid II

*Edu Tantang Fakhri Husaini Tidak Bermain Bertahan

JAYAPURA-Tim Sepakbola Putra PON Papua akan kembali menantang Tim Sepakbola Putra Aceh pada partai final PON XX 2021 yang akan digelar di Stadion Mandala Jayapura, Rabu (13/10) hari ini.

Partai pamungkas ini diprediksi akan berjalan sengit yang mempertemukan dua tim ujung tanah air, serta partai bertajuk derby ‘Otsus’ jilid II.

Sejatinya Papua dan Aceh sebenarnya sudah saling tahu kekuatan. Pasalnya sebelum bentrok di partai final, keduanya pernah berjumpa pada babak penyisihan 6 besar atau grup D. Kala itu, tuan rumah sukses mengalahkan Aceh dengan skor tipis 1-0.

Selain di ajang PON XX, ini bukan kali pertama Papua dan Aceh bentrok. Keduanya pernah bertemu pada PON XIII tahun 1993. Saat itu, Papua sukses mengalahkan Aceh dengan skor 6-3.

Pertemuan Papua dan Aceh juga akan menjadi ajang adu strategi Eduard Ivakdalam dengan Fakhri Husaini. Keduanya merupakan putra terbaik yang menukangi masing-masing tim tanah kelahiran.

Kedua tim juga sama-sama memiliki modal yang baik jelang pertandingan final. Dimana Papua di babak semifinal mengandaskan Kalimantan Timur dengan skor telak 5-1. Sementara Aceh mengalahkan Jawa Timur dengan skor 2-1.

Baca Juga :  Poin Perdana

Fakta lain, tuan rumah merupakan tim paling produktif dalam PON XX 2021. Sejak babak penyisihan grup hingga semifinal, Papua sudah mencetak 20 gol dan hanya kebobolan 3 gol. Sebaliknya, Aceh tercatat mengemas 8 gol dan kebobolan 7 kali sejak babak penyisihan hingga semifinal.

Pelatih kepala Sepakbola Papua, Eduard Ivakdalam mengatakan bahwa partai final ini akan berjalan sengit. Apalagi menurut Edu sapaan akrabnya, Papua dan Aceh sama-sama memiliki masa recovery yang sama, sehingga kedua tim akan tampil dengan skuat terbaik.

“Kondisi kedua tim pasti sangat lelah, tentu semua orang mau lihat penampilan terbaik kedua tim. Tapi dengan waktu recovery yang hanya satu hari ini sulit untuk tampil baik. Tapi setiap tim pasti sudah menyiapkan strategi terbaik untuk menyiapkan timnya bisa tampil baik, dan kami siap memberikan penampilan terbaik,” ungkap Edu saat ditemui di Stadion Mandala Jayapura, Rabu (13/10).

Baca Juga :  Masih Suasana Duka, DPRP Harus  Hargai Almarhum Klemen Tinal

“Semua tim pasti sudah menyiapkan taktik dan strategi dari awal, karena hampir semua tim menyiapkan persiapan cukup lama dan kami sendiri sudah 2 tahun dan semoga semua yang kita siapkan itu kami lakukan dengan baik di partai final,” sambung Edu.

Legenda hidup Persipura dan Persidafon itu menegaskan bahwa mereka akan bermain menyerang sejak menit awal. Bahkan Edu menantang Fakhri Husaini untuk tidak bermain bertahan di laga final dan mempertontonkan pertandingan yang menghibur.

“Dari awal saya membentuk tim ini itu sepakbola menyerang bukan defence. Saya mau di final itu kedua tim bisa saling menyerang, ayo Aceh keluar menyerang. Kita harus tunjukan walaupun dalam kondisi kelelahan, mari kita tunjukan siapa yang terbaik di partai final tidak usah bermain bertahan. Karena semua orang datang ke stadion mau melihat permainan terbaik. Karena kemarin saat kita melawan Aceh, mereka lebih banyak defence,” pungkasnya. (eri/nat)

*Edu Tantang Fakhri Husaini Tidak Bermain Bertahan

JAYAPURA-Tim Sepakbola Putra PON Papua akan kembali menantang Tim Sepakbola Putra Aceh pada partai final PON XX 2021 yang akan digelar di Stadion Mandala Jayapura, Rabu (13/10) hari ini.

Partai pamungkas ini diprediksi akan berjalan sengit yang mempertemukan dua tim ujung tanah air, serta partai bertajuk derby ‘Otsus’ jilid II.

Sejatinya Papua dan Aceh sebenarnya sudah saling tahu kekuatan. Pasalnya sebelum bentrok di partai final, keduanya pernah berjumpa pada babak penyisihan 6 besar atau grup D. Kala itu, tuan rumah sukses mengalahkan Aceh dengan skor tipis 1-0.

Selain di ajang PON XX, ini bukan kali pertama Papua dan Aceh bentrok. Keduanya pernah bertemu pada PON XIII tahun 1993. Saat itu, Papua sukses mengalahkan Aceh dengan skor 6-3.

Pertemuan Papua dan Aceh juga akan menjadi ajang adu strategi Eduard Ivakdalam dengan Fakhri Husaini. Keduanya merupakan putra terbaik yang menukangi masing-masing tim tanah kelahiran.

Kedua tim juga sama-sama memiliki modal yang baik jelang pertandingan final. Dimana Papua di babak semifinal mengandaskan Kalimantan Timur dengan skor telak 5-1. Sementara Aceh mengalahkan Jawa Timur dengan skor 2-1.

Baca Juga :  Pemkab Nduga Lakukan Pendekatan secara Sosial Budaya

Fakta lain, tuan rumah merupakan tim paling produktif dalam PON XX 2021. Sejak babak penyisihan grup hingga semifinal, Papua sudah mencetak 20 gol dan hanya kebobolan 3 gol. Sebaliknya, Aceh tercatat mengemas 8 gol dan kebobolan 7 kali sejak babak penyisihan hingga semifinal.

Pelatih kepala Sepakbola Papua, Eduard Ivakdalam mengatakan bahwa partai final ini akan berjalan sengit. Apalagi menurut Edu sapaan akrabnya, Papua dan Aceh sama-sama memiliki masa recovery yang sama, sehingga kedua tim akan tampil dengan skuat terbaik.

“Kondisi kedua tim pasti sangat lelah, tentu semua orang mau lihat penampilan terbaik kedua tim. Tapi dengan waktu recovery yang hanya satu hari ini sulit untuk tampil baik. Tapi setiap tim pasti sudah menyiapkan strategi terbaik untuk menyiapkan timnya bisa tampil baik, dan kami siap memberikan penampilan terbaik,” ungkap Edu saat ditemui di Stadion Mandala Jayapura, Rabu (13/10).

Baca Juga :  Poin Perdana

“Semua tim pasti sudah menyiapkan taktik dan strategi dari awal, karena hampir semua tim menyiapkan persiapan cukup lama dan kami sendiri sudah 2 tahun dan semoga semua yang kita siapkan itu kami lakukan dengan baik di partai final,” sambung Edu.

Legenda hidup Persipura dan Persidafon itu menegaskan bahwa mereka akan bermain menyerang sejak menit awal. Bahkan Edu menantang Fakhri Husaini untuk tidak bermain bertahan di laga final dan mempertontonkan pertandingan yang menghibur.

“Dari awal saya membentuk tim ini itu sepakbola menyerang bukan defence. Saya mau di final itu kedua tim bisa saling menyerang, ayo Aceh keluar menyerang. Kita harus tunjukan walaupun dalam kondisi kelelahan, mari kita tunjukan siapa yang terbaik di partai final tidak usah bermain bertahan. Karena semua orang datang ke stadion mau melihat permainan terbaik. Karena kemarin saat kita melawan Aceh, mereka lebih banyak defence,” pungkasnya. (eri/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya