Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Dinas Pendidikan Papua Pastikan Tidak Ada Klaster Baru

Sohilait: Kami Butuh Banyak Masker Untuk Lingkungan Pendidikan 

JAYAPURA-Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait mengatakan semenjak pihaknya membuka kembali aktivitas sekolah secara bertahap di Provinsi Papua, tidak ada penambahan cluster baru covid-19 dilingkungan anak sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait saat menjelaskan kondisi dunia pendidikan di sela-sela kegiatan penandatangan MoU bersama Bank Papua, Kamis (13/8) kemarin. (FOTO: Yohana/Cepos)

“Memang ada satu kasus, anak yang kena Covid-19, namun kasus ini ditemukan di daerah yang kami belum mengizinkan untuk sekolah-sekolahnya dibuka, yaitu area Kota Jayapura,” kata Christian kepada Cenderawasih Pos, Kamis (13/8) kemarin.

Diakuinya, karena masih ditutup dan kemudian ada kasus baru yang ditemukan, maka pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Jayapura, untuk melakukan sweping terkait penyebaran Covid-19 tersebut.

“Sweping tersebut untuk mengetahui apakah ada sekolah yang melanggar aturan, atau sekolah-sekolah yang tetap beroperasi meski kami sudah melarang mereka untuk dibuka,” terangnya.

Baca Juga :  Pimpinan KKB di Yapen Disebut Kabur Keluar Pulau

Sementara untuk sekolah-sekolah yang berada di wilayah Papua lainnya sudah beroperasi namun  tetap memperhatikan protap kesehatan yaitu wajib masker, jaga jarak, dan operasional sekolahnya juga bertahap.

Untuk sekolah yang kekurangan masker pihaknya anjurkan untuk ditutup kembali. Hal ini untuk menghindari penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah dan dunia pendidikan.

“Sampai dengan saat ini kami masih membutuhkan banyak masker untuk lingkungan pendidikan. Kami harapkan jika ada bantuan untuk dunia pendidikan, lebih baik saat ini diberibantuan maske,” terangnya.

Jika pihaknya membuka sekolah dan kemudian ada klaster baru, karena kesalahan prosedur maka Pemda dan pemerintah harus bertanggung jawab. Karena itu pihaknya berharap dinas pendidikan di kabupaten/kota harus berpikir sebaik-baiknya untuk kembali membuka sekolah.

Baca Juga :  TNI/Polri Apresiasi Masyarakat Membantu Penyelamatan 15 Pekerja Yang Disandra

“Keerom sudah kembali dibuka, namun tiga distrik diantaranya belum buka. Untuk Sarmi seluruh sekolahnya masih ditutup. Kabupaten Supiori seluruh sekolahnya buka, namun dalam minggu ini kami minta ditutup kembali karena kekurangan masker,” ungkapnya. 

Yang jelas saat pihaknya mengumumkan agar sekolah dibuka secara bertahap, hanya ada 1 anak yang terpapar Covid-19. Itu pun siswa yang berada di Kota Jayapura yang memang belum diizinkan untuk membuka aktivitas sekolah. 

Sohilait mengakui, untuk Provinsi Papua terdapat 286 anak yang terpapar Covid-19. Dimana 142 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh. “Dari 286 anak yang tertapar Covid-19, tidak semua anak usia sekolah. Usianya 1 sampai 19 tahun dan tidak ada yang meninggal dunia. Rata-rata, sakit mereka dikategorikan sakit ringan.

Terkait dengan pembukaan aktivitas sekolah, Sohilait kembali mengingatkan para kepala dinas pendidikan di kabupaten dan kota untuk tetap berhati-hati saat membuka kembali aktivitas belajar di sekolah. “Harus tetap berhati-hati dan dibuka secara bertahap . Semua sekolah juga harus bekerja sama dengan semua dinas terkait, dalam hal memutuskan rantai penyebaran Covid-19,” pungkasnya. (ana/nat) 

Sohilait: Kami Butuh Banyak Masker Untuk Lingkungan Pendidikan 

JAYAPURA-Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait mengatakan semenjak pihaknya membuka kembali aktivitas sekolah secara bertahap di Provinsi Papua, tidak ada penambahan cluster baru covid-19 dilingkungan anak sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait saat menjelaskan kondisi dunia pendidikan di sela-sela kegiatan penandatangan MoU bersama Bank Papua, Kamis (13/8) kemarin. (FOTO: Yohana/Cepos)

“Memang ada satu kasus, anak yang kena Covid-19, namun kasus ini ditemukan di daerah yang kami belum mengizinkan untuk sekolah-sekolahnya dibuka, yaitu area Kota Jayapura,” kata Christian kepada Cenderawasih Pos, Kamis (13/8) kemarin.

Diakuinya, karena masih ditutup dan kemudian ada kasus baru yang ditemukan, maka pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Jayapura, untuk melakukan sweping terkait penyebaran Covid-19 tersebut.

“Sweping tersebut untuk mengetahui apakah ada sekolah yang melanggar aturan, atau sekolah-sekolah yang tetap beroperasi meski kami sudah melarang mereka untuk dibuka,” terangnya.

Baca Juga :  Kebakaran Berulang, Harus Ada Evaluasi Besar-besaran

Sementara untuk sekolah-sekolah yang berada di wilayah Papua lainnya sudah beroperasi namun  tetap memperhatikan protap kesehatan yaitu wajib masker, jaga jarak, dan operasional sekolahnya juga bertahap.

Untuk sekolah yang kekurangan masker pihaknya anjurkan untuk ditutup kembali. Hal ini untuk menghindari penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah dan dunia pendidikan.

“Sampai dengan saat ini kami masih membutuhkan banyak masker untuk lingkungan pendidikan. Kami harapkan jika ada bantuan untuk dunia pendidikan, lebih baik saat ini diberibantuan maske,” terangnya.

Jika pihaknya membuka sekolah dan kemudian ada klaster baru, karena kesalahan prosedur maka Pemda dan pemerintah harus bertanggung jawab. Karena itu pihaknya berharap dinas pendidikan di kabupaten/kota harus berpikir sebaik-baiknya untuk kembali membuka sekolah.

Baca Juga :  Hapus Pemeriksaan Vagina, Serviks, dan Selaput Dara

“Keerom sudah kembali dibuka, namun tiga distrik diantaranya belum buka. Untuk Sarmi seluruh sekolahnya masih ditutup. Kabupaten Supiori seluruh sekolahnya buka, namun dalam minggu ini kami minta ditutup kembali karena kekurangan masker,” ungkapnya. 

Yang jelas saat pihaknya mengumumkan agar sekolah dibuka secara bertahap, hanya ada 1 anak yang terpapar Covid-19. Itu pun siswa yang berada di Kota Jayapura yang memang belum diizinkan untuk membuka aktivitas sekolah. 

Sohilait mengakui, untuk Provinsi Papua terdapat 286 anak yang terpapar Covid-19. Dimana 142 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh. “Dari 286 anak yang tertapar Covid-19, tidak semua anak usia sekolah. Usianya 1 sampai 19 tahun dan tidak ada yang meninggal dunia. Rata-rata, sakit mereka dikategorikan sakit ringan.

Terkait dengan pembukaan aktivitas sekolah, Sohilait kembali mengingatkan para kepala dinas pendidikan di kabupaten dan kota untuk tetap berhati-hati saat membuka kembali aktivitas belajar di sekolah. “Harus tetap berhati-hati dan dibuka secara bertahap . Semua sekolah juga harus bekerja sama dengan semua dinas terkait, dalam hal memutuskan rantai penyebaran Covid-19,” pungkasnya. (ana/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya