Saturday, April 27, 2024
27.7 C
Jayapura

Tetapkan Status KLB Campak di Jayawijaya

144 Suspek Campak Tersebar di 14 Distrik

WAMENA – Usai menetapkan Jadwal untuk melakukan imunisasi dan pencarian kepada anak yang terdampak penyakit Campak di Distrik dan Kampung, Pemda Jayawijaya menetapkan Status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit Campak, sehingga pemerintah berupaya untuk melakukan imunisasi kembali dari Nol.

Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, SE, MSi menyatakan pihaknya sudah membuat jadwal bersama dengan kepala Distrik dan Kepala Puskesmas di seluruh Jayawijaya guna dilakukan penindakan pengobatan dan pencarian kepada anak –anak yang terdampak penyakit campak di 40 Distrik yang ada di Jayawijaya.

“Kita akan memulai dari wilayah –wilayah yang memiliki kasus campak dan hari jumat ini kami akan mulai bergerak ke Distrik dan kampung, di samping itu kepala Distrik dan Kepala Kampung juga harus berperan aktif memobilisasi masyarakatnya dan juga memberikan pemberitahuan kepada mereka,” ungkapnya Selasa (13/6) kemarin.

Bupati mengaku jika titik –titik pelayanan yang sudah ditentukan bersama, itu akan di mulai pada jumat besok nantinya ada tim yang akan turun begitu juga dengan hari berikutnya sampai semua wilayah jangkauwan puskesmas itu bisa di layani, sebab ada satu puskesmas di Jayawijaya seperti Puskesmas Bolakme yang memiliki Jangkauwan pelayanan itu sampai di Tagime, Melagalome.

Jadi kalau ada puskesmas yang sudah ada pasien campak maka seluruh wilayah pelayanannya kami lakukan imunisasi dan pencarian, memang tidak semua distrik tapi kita akan kejar dulu wilayah yang sudah ada kasus campak,” jelasnya.

Ia juga menegaskan saat ini kita sudah mulai menbetapkan status kejadian luar biasa, sebab dari aturannya lebih dari dua orang yang terkena campak saja sudah harus menetapkan KLB, Jayawijaya sudah ada 9 yang positif Campak.

Baca Juga :  Jaring Informasi, Komnas HAM RI Kunjungi Jayawijaya

“Saya sudah perintahkan kemarin untuk segera menyiapkan SK Penetapan Kasus KLB, dan jika hari ini sudah ada kita akan tandatangani, tim yang turun juga di sertai dengan SK, kami sudah koordinasi dengan TNI/ Polri juga dari Klinik mereka bekerja untuk menghilangkan KLB campak ini,” tegasnya.

Bupati Banua juga mengimbau kepada seluruh masyarakat di Wilayah Jayawijaya apabila memiliki anak usia 9 Bulan sampai dengan 12 tahun perlu dilakukan imunisasi lengkap, sebab ini sangat penting, namun kalau belum apabila ada gejala seperti batuk, pilek dan timbul bercak merah di Kulit segera di bawah ke Puskesmas terdekat

“Karena ini KLB terpaksa pemerintah harus menyediaakan anggaran untuk bisa di gunakan dalam melakukan penanganan masalah penyakit campak,” tutup Bupati Banua.

Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya memastikan jika sampai dengan kemarin jumlah suspek yang dikirim ke Laboraterium kesehatan Surabaya ada 144 dan sampai saat ini masih menunggu pemeriksaan lanjutan yang dilakukan, sedangkan untuk hasilnya baru 9 orang yang positif Campak.

Kelapala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya dr. Willy Mambieuw, Sp. B menyatakan kasus campak ini bulan meningkat sejak bulan mei hingga dengan saat ini sehingga jumlahnya sudah mencapai 144, awalnya dari kasus campak ini hanya 3 namun terus berkembang sehingga sampai saat ini sudah mencapai 144.

“Campak ini menular, sehingga kalau ada satu anak yang sudah terkonfirmasi positif, memiliki potensi secara endemik menyabarkan ke 9 atau 10 orang yang berada di sekitar anak yang bersangkutan, katakanlah di Wamena Kota Ada dua orang maka potensinya bisa di sebarkan ke 20 orang yang ada di samping mereka,” ungkapnya Selasa (13/6) kemarin.

Ia mengakui jika 144 Suspek campak ini tersebar di 14 Distrik, namun yang paling banyak ini ada di di Distrik Wamena Kota, untuk langkah yang sudah di ambil pihaknya sudah mengadakan pertemuan dengan puskesmas di Dinas Kesehatan sendiri dimana untuk petugas kesehatan kalu melakukan penyuluhan menemukan adanya gejala –gejala campak untuk segera di apbil suspecknya agar bisa di kirim.

Baca Juga :  Masalah Ulayat Venue PON Papua Diminta Diselesaikan

“Potensi penyebaran lebih banyak lagi bisa saja terjadi, karena secara etimologi penyebaran virus campak ini bisa terjadi dari satu orang ke beberapa orang yang lain di sekitarnya artinya angka penularannya bisa mencapai 10 kali lipat dari 144 itu kalau tidak ditangani dengan cepat,” beber dokter Specialis Bedah RSUD Wamena.

Dokter Willy juga menyatakan ada potensi orang dewasa juga terkena campak apabila daya tahan tubuhnya menurun, sebab dari 9 anak yang sudah terkonfirmasi positif campak itu ada diantaranya berusia 14 tahun, untuk mencegah agar virus ini tidak terus menular maka anak –anak yang belum mendapat imunisasi harus di imunisasi agar ada kekebalan tubuh menghadapi campak.

“Selain imunisasi anak –anak harus di proteksi dengan vitamin A yang tinggi, serta makanan yang bergiozi seimbang sehingga membentuk sistem imuns yang kuat pada anak tersebut,” katanya.

Sementara itu terkait dengan jadwal pelayanan yang sudah di susun pemerintah dalam menindak lanjuti campak ini, maka dinas kesehatan tetap akan menggunakan tenaga –tenaga yang ada di Puskesmas – puskesmas di Distrik, kalau ada puskesmas yang kekurangan tenaga dan ada puskesmnas yang lebih dulu melakukan pelayanan itu bisa di geser ke Puskesmas yang butuh tenaga.

“kita belum sampaikan masalah ini kepada Dinas Kesehatan Provinsi Papua pegunungan karena KLB ini barudi tingkat Kabupaten nanti untuk menyampaikan itu kebijakan pimpinan daerah,” tutupnya (jo)

144 Suspek Campak Tersebar di 14 Distrik

WAMENA – Usai menetapkan Jadwal untuk melakukan imunisasi dan pencarian kepada anak yang terdampak penyakit Campak di Distrik dan Kampung, Pemda Jayawijaya menetapkan Status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit Campak, sehingga pemerintah berupaya untuk melakukan imunisasi kembali dari Nol.

Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, SE, MSi menyatakan pihaknya sudah membuat jadwal bersama dengan kepala Distrik dan Kepala Puskesmas di seluruh Jayawijaya guna dilakukan penindakan pengobatan dan pencarian kepada anak –anak yang terdampak penyakit campak di 40 Distrik yang ada di Jayawijaya.

“Kita akan memulai dari wilayah –wilayah yang memiliki kasus campak dan hari jumat ini kami akan mulai bergerak ke Distrik dan kampung, di samping itu kepala Distrik dan Kepala Kampung juga harus berperan aktif memobilisasi masyarakatnya dan juga memberikan pemberitahuan kepada mereka,” ungkapnya Selasa (13/6) kemarin.

Bupati mengaku jika titik –titik pelayanan yang sudah ditentukan bersama, itu akan di mulai pada jumat besok nantinya ada tim yang akan turun begitu juga dengan hari berikutnya sampai semua wilayah jangkauwan puskesmas itu bisa di layani, sebab ada satu puskesmas di Jayawijaya seperti Puskesmas Bolakme yang memiliki Jangkauwan pelayanan itu sampai di Tagime, Melagalome.

Jadi kalau ada puskesmas yang sudah ada pasien campak maka seluruh wilayah pelayanannya kami lakukan imunisasi dan pencarian, memang tidak semua distrik tapi kita akan kejar dulu wilayah yang sudah ada kasus campak,” jelasnya.

Ia juga menegaskan saat ini kita sudah mulai menbetapkan status kejadian luar biasa, sebab dari aturannya lebih dari dua orang yang terkena campak saja sudah harus menetapkan KLB, Jayawijaya sudah ada 9 yang positif Campak.

Baca Juga :  Diselesaikan dengan Denda Adat

“Saya sudah perintahkan kemarin untuk segera menyiapkan SK Penetapan Kasus KLB, dan jika hari ini sudah ada kita akan tandatangani, tim yang turun juga di sertai dengan SK, kami sudah koordinasi dengan TNI/ Polri juga dari Klinik mereka bekerja untuk menghilangkan KLB campak ini,” tegasnya.

Bupati Banua juga mengimbau kepada seluruh masyarakat di Wilayah Jayawijaya apabila memiliki anak usia 9 Bulan sampai dengan 12 tahun perlu dilakukan imunisasi lengkap, sebab ini sangat penting, namun kalau belum apabila ada gejala seperti batuk, pilek dan timbul bercak merah di Kulit segera di bawah ke Puskesmas terdekat

“Karena ini KLB terpaksa pemerintah harus menyediaakan anggaran untuk bisa di gunakan dalam melakukan penanganan masalah penyakit campak,” tutup Bupati Banua.

Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya memastikan jika sampai dengan kemarin jumlah suspek yang dikirim ke Laboraterium kesehatan Surabaya ada 144 dan sampai saat ini masih menunggu pemeriksaan lanjutan yang dilakukan, sedangkan untuk hasilnya baru 9 orang yang positif Campak.

Kelapala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya dr. Willy Mambieuw, Sp. B menyatakan kasus campak ini bulan meningkat sejak bulan mei hingga dengan saat ini sehingga jumlahnya sudah mencapai 144, awalnya dari kasus campak ini hanya 3 namun terus berkembang sehingga sampai saat ini sudah mencapai 144.

“Campak ini menular, sehingga kalau ada satu anak yang sudah terkonfirmasi positif, memiliki potensi secara endemik menyabarkan ke 9 atau 10 orang yang berada di sekitar anak yang bersangkutan, katakanlah di Wamena Kota Ada dua orang maka potensinya bisa di sebarkan ke 20 orang yang ada di samping mereka,” ungkapnya Selasa (13/6) kemarin.

Ia mengakui jika 144 Suspek campak ini tersebar di 14 Distrik, namun yang paling banyak ini ada di di Distrik Wamena Kota, untuk langkah yang sudah di ambil pihaknya sudah mengadakan pertemuan dengan puskesmas di Dinas Kesehatan sendiri dimana untuk petugas kesehatan kalu melakukan penyuluhan menemukan adanya gejala –gejala campak untuk segera di apbil suspecknya agar bisa di kirim.

Baca Juga :  Relawan PMI Harus Tersebar di Semua Distrik dan Kampung

“Potensi penyebaran lebih banyak lagi bisa saja terjadi, karena secara etimologi penyebaran virus campak ini bisa terjadi dari satu orang ke beberapa orang yang lain di sekitarnya artinya angka penularannya bisa mencapai 10 kali lipat dari 144 itu kalau tidak ditangani dengan cepat,” beber dokter Specialis Bedah RSUD Wamena.

Dokter Willy juga menyatakan ada potensi orang dewasa juga terkena campak apabila daya tahan tubuhnya menurun, sebab dari 9 anak yang sudah terkonfirmasi positif campak itu ada diantaranya berusia 14 tahun, untuk mencegah agar virus ini tidak terus menular maka anak –anak yang belum mendapat imunisasi harus di imunisasi agar ada kekebalan tubuh menghadapi campak.

“Selain imunisasi anak –anak harus di proteksi dengan vitamin A yang tinggi, serta makanan yang bergiozi seimbang sehingga membentuk sistem imuns yang kuat pada anak tersebut,” katanya.

Sementara itu terkait dengan jadwal pelayanan yang sudah di susun pemerintah dalam menindak lanjuti campak ini, maka dinas kesehatan tetap akan menggunakan tenaga –tenaga yang ada di Puskesmas – puskesmas di Distrik, kalau ada puskesmas yang kekurangan tenaga dan ada puskesmnas yang lebih dulu melakukan pelayanan itu bisa di geser ke Puskesmas yang butuh tenaga.

“kita belum sampaikan masalah ini kepada Dinas Kesehatan Provinsi Papua pegunungan karena KLB ini barudi tingkat Kabupaten nanti untuk menyampaikan itu kebijakan pimpinan daerah,” tutupnya (jo)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya