Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Pilot dan Pesawat di Papua Dalam Ancaman Tembakan

Menganggu Penerbangan Sipil Sama Saja Menganggu Masyarakat Papua

JAYAPURA – Nasib pilot Papua dalam bayang bayang serangan tembakan. Sejak awal tahun 2023 tercatat empat kasus insiden penembakan dan pembakaran terhadap pesawat sipil yang diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata.

Akibat insiden penembakan dan pembakaran pesawat, beberapa maskapai di Papua memilih menghentikan sementara aktivitas penerbangannya ke daerah tertentu.

Ketua Ikatan Pilot Indonesia (IPI) Capt. Rama Noya meminta masyarakat Papua harus melindungi penerbangan sipil. Sebab, pelayanan mereka untuk masyarakat Papua yang berada di pedalaman.

“Kita minta supaya otoritas keamanan, otoritas penerbangan maupun pemerintahan di Papua menjamin agar penerbangan sipil dalam melayani masyarakat Papua di pedalaman dijamin keamanannya dan dijaga. Terutama pilot dan pesawatnya tidak boleh diganggu,” ungkap Rama Noya saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (13/3).

   Menurut Rama, sebelumnya dalam IPI sudah melakukan seminar di Sentani tentang keamanan penerbangan pada tahun 2022. Dalam seminar tersebut sudah disampaikan bahwa pilot di Papua bertugas untuk kemanusiaan yakni melayani masyarakat.

“Dalam pelayanan kami ketika menerbangkan pesawat, kami membawa kebutuhan masyarakat seperti makanan, obat obatan, bahan bakar dan keperluan lainnya. Lantas kenapa sampai menembak pesawat sipil apalagi menembak pilot sipil, sementara kami di sini pelayanan bentuk kemanusiaan untuk masyarakat,” tuturnya.

   Noya pun meminta masyarakat Papua untuk menjaga penerbangan sipil yang ada di Papua, sebab pelayanan mereka semata mata untuk masyarakat bukan untuk siapa siapa. Terlebih semua kebutuhan yang ada di daerah pegunungan mulai dari kesehatan, bahan bakar dan makanan 90 persen disuplay oleh pesawat.

Baca Juga :  Kenius Kogoya Bedah Nasionalisme dan Olahraga OAP

“Yang kita dorong adalah rasa memiliki dari masyarakat Papua bahwa penerbangan ini adalah milik masyarakat Papua. Ketika menganggu penerbangan sipil di Papua sama seperti menganggu masyarakat Papua dan ini tidak boleh terjadi dan harus dihentikan,” pintanya.

Disinggung klaim KKB yang melakukan penembakan terhadap pesawat sipil lantaran  memuat pasukan ? Noya pun dengan tegas menyampaikan bahwa sepengetahuan dirinya, selama ini aparat militer diangkut oleh pesawat militer sendiri. “Yang pasti penerbangan sipil selalu untuk warga sipil, bukan untuk militer,” tegasnya.

Dikatakan Noya, apa pun situasi yang terjadi di Papua saat ini. Jangan pernah menganggu penerbangan sipil. Sebab, menganggu penerbangan sipil di Papua sama saja menganggu masyarakat Papua.

  Rama pun mengaku was was dan ketakutan dengan situasi saat ini, besar niat melayani masyarakat Papua namun di sisi lain memikirkan keselamatan mereka.

“Yang pasti, penembakan terhadap pesawat sudah mengarah ke perbuatan yang tidak tepat karena melanggar hukum internasional. Terlebih ada pilot asin juga ikut ditahan,” ungkapnya.

Ia pun meminta agar pilot sipil dan pesawat sipil dalam penerbangan di Papua dijaga dan jangan sampai diganggu.

“Kalau pesawat sipil ditembak dan ada penumpang yang terkena ini sangat memprihatinkan,” tegasnya.

Rama pun menerangkan gangguan tembakan terhadap pesawat sepanjang tahun 2023. Pada awal Januari kasus penembakan terhadap pesawat sipil Ikaros jenis Caravan PK-HVV di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.

Pada 7 Februari, terjadi pembakaran terhadap pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY yang mendarat di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Selain itu, pilot dari pesawat tersebut hingga saat ini masih disandera.

Baca Juga :  Gelar Rapat Analisis Situasi Dan Pecepatan Penyusunan Angka Stunting

Pada 7 Maret, terjadi kontak tembak di areal Bandara Bilorai Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, yang menyebabkan pesawat gagal mendarat hingga aktivitas penerbangan dihentikan sementara saat itu.

Terakhir pada 11 Maret, penembakan terhadap pesawat jenis Trigana Air PK YSC B 373-500 landing dan take off di Bandara Nop Goliat Dekai.

Sementara itu, Pilot Yosias Andi Arwam mengaku cemas dan khawatir dengan kondisi penembakan maupun pembakaran terhadap pesawat di beberapa daerah di Papua. Pasalnya, pria asal Biak ini menerbangkan pesawat dengan rute Sentani Tolikara, Sentani-Puncak Jaya, Sentani-Mimika, Sentani-Wamena dan daerah lainnya.

“Kami maskapai maupun pilot saat terbang pasti merasa khawatir dan cemas dengan situasi saat ini. Terkadang rasa tidak aman ketika kita terbang ke daerah daerah yang tanda kutip kita katakan merah atau lagi ada dalam pemantauan keamanan,” kata Yosias kepada Cenderawasih Pos.

Ia pun mengatakan maskapai mereka saat ini sudah tutup sementara dalam pelayanan ke daerah daerah yang kategori merah seperti Nduga, Agadugume atau daerah lainnya.

“Disisi lain kita harus melayani masyarakat yang membutuhkan bahan makanan dan kebutuhan obat obatan, namun disisi lain yang jadi dilema adalah masalah keamanan di daerah tersebut,” pungkasnya.

Ia pun meminta kepada semua pihak untuk tidak menganggu penerbangan maupun pilot, sebab tujuan mereka semata mata untuk melakukan pelayanan di tanah Papua. (fia/jo)

Menganggu Penerbangan Sipil Sama Saja Menganggu Masyarakat Papua

JAYAPURA – Nasib pilot Papua dalam bayang bayang serangan tembakan. Sejak awal tahun 2023 tercatat empat kasus insiden penembakan dan pembakaran terhadap pesawat sipil yang diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata.

Akibat insiden penembakan dan pembakaran pesawat, beberapa maskapai di Papua memilih menghentikan sementara aktivitas penerbangannya ke daerah tertentu.

Ketua Ikatan Pilot Indonesia (IPI) Capt. Rama Noya meminta masyarakat Papua harus melindungi penerbangan sipil. Sebab, pelayanan mereka untuk masyarakat Papua yang berada di pedalaman.

“Kita minta supaya otoritas keamanan, otoritas penerbangan maupun pemerintahan di Papua menjamin agar penerbangan sipil dalam melayani masyarakat Papua di pedalaman dijamin keamanannya dan dijaga. Terutama pilot dan pesawatnya tidak boleh diganggu,” ungkap Rama Noya saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (13/3).

   Menurut Rama, sebelumnya dalam IPI sudah melakukan seminar di Sentani tentang keamanan penerbangan pada tahun 2022. Dalam seminar tersebut sudah disampaikan bahwa pilot di Papua bertugas untuk kemanusiaan yakni melayani masyarakat.

“Dalam pelayanan kami ketika menerbangkan pesawat, kami membawa kebutuhan masyarakat seperti makanan, obat obatan, bahan bakar dan keperluan lainnya. Lantas kenapa sampai menembak pesawat sipil apalagi menembak pilot sipil, sementara kami di sini pelayanan bentuk kemanusiaan untuk masyarakat,” tuturnya.

   Noya pun meminta masyarakat Papua untuk menjaga penerbangan sipil yang ada di Papua, sebab pelayanan mereka semata mata untuk masyarakat bukan untuk siapa siapa. Terlebih semua kebutuhan yang ada di daerah pegunungan mulai dari kesehatan, bahan bakar dan makanan 90 persen disuplay oleh pesawat.

Baca Juga :  Buktikan Tak Lagi Melakukan Pelayanan di Poliklinik

“Yang kita dorong adalah rasa memiliki dari masyarakat Papua bahwa penerbangan ini adalah milik masyarakat Papua. Ketika menganggu penerbangan sipil di Papua sama seperti menganggu masyarakat Papua dan ini tidak boleh terjadi dan harus dihentikan,” pintanya.

Disinggung klaim KKB yang melakukan penembakan terhadap pesawat sipil lantaran  memuat pasukan ? Noya pun dengan tegas menyampaikan bahwa sepengetahuan dirinya, selama ini aparat militer diangkut oleh pesawat militer sendiri. “Yang pasti penerbangan sipil selalu untuk warga sipil, bukan untuk militer,” tegasnya.

Dikatakan Noya, apa pun situasi yang terjadi di Papua saat ini. Jangan pernah menganggu penerbangan sipil. Sebab, menganggu penerbangan sipil di Papua sama saja menganggu masyarakat Papua.

  Rama pun mengaku was was dan ketakutan dengan situasi saat ini, besar niat melayani masyarakat Papua namun di sisi lain memikirkan keselamatan mereka.

“Yang pasti, penembakan terhadap pesawat sudah mengarah ke perbuatan yang tidak tepat karena melanggar hukum internasional. Terlebih ada pilot asin juga ikut ditahan,” ungkapnya.

Ia pun meminta agar pilot sipil dan pesawat sipil dalam penerbangan di Papua dijaga dan jangan sampai diganggu.

“Kalau pesawat sipil ditembak dan ada penumpang yang terkena ini sangat memprihatinkan,” tegasnya.

Rama pun menerangkan gangguan tembakan terhadap pesawat sepanjang tahun 2023. Pada awal Januari kasus penembakan terhadap pesawat sipil Ikaros jenis Caravan PK-HVV di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.

Pada 7 Februari, terjadi pembakaran terhadap pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY yang mendarat di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Selain itu, pilot dari pesawat tersebut hingga saat ini masih disandera.

Baca Juga :  Kenius Kogoya Bedah Nasionalisme dan Olahraga OAP

Pada 7 Maret, terjadi kontak tembak di areal Bandara Bilorai Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, yang menyebabkan pesawat gagal mendarat hingga aktivitas penerbangan dihentikan sementara saat itu.

Terakhir pada 11 Maret, penembakan terhadap pesawat jenis Trigana Air PK YSC B 373-500 landing dan take off di Bandara Nop Goliat Dekai.

Sementara itu, Pilot Yosias Andi Arwam mengaku cemas dan khawatir dengan kondisi penembakan maupun pembakaran terhadap pesawat di beberapa daerah di Papua. Pasalnya, pria asal Biak ini menerbangkan pesawat dengan rute Sentani Tolikara, Sentani-Puncak Jaya, Sentani-Mimika, Sentani-Wamena dan daerah lainnya.

“Kami maskapai maupun pilot saat terbang pasti merasa khawatir dan cemas dengan situasi saat ini. Terkadang rasa tidak aman ketika kita terbang ke daerah daerah yang tanda kutip kita katakan merah atau lagi ada dalam pemantauan keamanan,” kata Yosias kepada Cenderawasih Pos.

Ia pun mengatakan maskapai mereka saat ini sudah tutup sementara dalam pelayanan ke daerah daerah yang kategori merah seperti Nduga, Agadugume atau daerah lainnya.

“Disisi lain kita harus melayani masyarakat yang membutuhkan bahan makanan dan kebutuhan obat obatan, namun disisi lain yang jadi dilema adalah masalah keamanan di daerah tersebut,” pungkasnya.

Ia pun meminta kepada semua pihak untuk tidak menganggu penerbangan maupun pilot, sebab tujuan mereka semata mata untuk melakukan pelayanan di tanah Papua. (fia/jo)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya