JAYAPURA-Banjir dan longsong yang terjadi pada 7 Januari 2022 lalu di Kota dan Kabupaten Jayapura membuat pelayanan air bersih dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Jayapura terganggu beberapa hari.
Namun Direktur Utama (Dirut) PDAM Jayapura Dr. H. Entis Sutisna SE. M.M memastikan bahwa aliran air di Kota dan Kabupaten Jayapura telah kembali normal, termasuk Distrik Jayapura Utara yang baru dapat dialiri pada Kamis (13/1) sore hari .
Hal ini ditegaskannya ketika menjadi narasumber pada program Ngopi Bareng Redaksi di kanal YouTube Cepos TV di Graha Pena Cenderawasih Pos, Kamis (13/1).
“Pipa transmisi utama yang melayani 30 persen pelanggan di Kota Jayapura mengalami dampak yang luar biasa. Dimana untuk pertama kali kami mengganti pipa utama sepanjang 35 meter. Di daerah Kampwolker itu yang terkena longsoran sehingga pipa saat ini yang dulu tergantung saat ini turun dan tentu ini menjadi dampak yang luar biasa,” jelas Entis Sutisna.
Alumni program doktor Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura ini juga menambahkan bahwa bencana banjir yang terjadi pada tanggal 6 Januari tersebut, pihaknya baru bisa masuk ke lokasi kerusakan pada tanggal 8 Januari dan melakukan perbaikan jaringan pipa yang rusak.
Selama 5 hari, Entis Sutisna dan tim berada di hutan Kampwolker untuk melakukan perbaikan dan tantangan sangat besar karena kerusakan mulai dari resapan air, tranmisi dan hingga distribusi ke pelanggan hampir semuanya terdampak banjir.
“Mulai hari ini (kemarin, red) seluruh pelayanan dari pipa Kojabu dan Kampwolker itu sudah kita bisa layani dan normal. Memang khusus untuk Jayapura Utara mohon maaf kepada pelanggan yang masih menggunakan pipa Kojabu, tadi pagi pada saat melakukan pengaliran ternyata ada kebocoran sekitar jembatan APO 45 ternyata ada yang jebol. Karena tekanannya sangat besar dan memengaruhi jaringan terutama untuk pengatur debit pembuangan ke Jayapura Utara terganggu. Namun sore hari kembali mulai normal,” jelasnya.
Untuk daerah Jayapura Selatan, Abepura dan sekitarnya Entis Sutisna memastikan sudah dapat berjalan dengan normal dan masyarakat dapat menikmati air bersih. Ia juga memohon doa agar beberapa hari ke depan tidak terjadi hujan yang deras yang bisa saja mengakibatkan kembali terjadinya gangguan pendistribusian air bersih.
“Kita juga was-was jika hujan tinggi maka kita bersama berdoa agar intensitas hujan beberapa hari kedepan tidak lebat sehingga tidak terjadi gangguan,”katanya.
Adapun masalah seringnya air keruh usai hujan, Entis menjelaskan bahwa pelayanan air bersih yang dilakukan PDAM Jayapura berbeda dengan kota-kota besar di Indonesia yang menggunakan water treatment yang melakukan pengolahan air. PDAM Jayapura menurutnya masih menggunakan air permukaan kemudian masuk ke reservoir kemudian di distribusikan kepada pelanggan.
“Begitu hujan lebat, terjadi air masuk ke sungai dan masuk ke reservoir maka tingkat kekeruhannya tinggi. Ini dampak alam juga jika di hutan banyak aktivitas maka airnya pada saat hujan maka akan keruh,”bebernya.
Untuk menyikapi itu, sebenarnya PDAM memiliki protap, dimana saat air masuk ke reservoir keruh maka pihaknya akan melakukan pembuangan di beberapa titik terlebih dahulu sampai air itu bersih.
“Memang tidak kita pungkiri air yang masuk ke reservoir itu begitu terjadi hujan tetap keruh. Maka solusi lainnya adalah pelanggan pada saat tau hujan menyetop terlebih dahulu di meter air dan tunggu beberapa saat kami akan menguras air keruh tersebut,” pungkasnya.(gin/tri/nat)