Friday, March 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Mantap Melangkah, Pasangan Didimus-Esau Ajak Masyarakat Rapatkan Barisan

Pasangan Balon Bupati dan Wabup Yahukimo, Didimus Yahuli, SH (ketujuh dari kanan) dan Esau Miram, S.IP (tengah) berfoto bersama beberapa pemimpin partai pengusung di sela – sela ibadah ucap syukur di gereja GIDI Eden Entrop, Rabu (12/8). ( FOTO: Gamel/Cepos)

JAYAPURA – Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) pada 11 kabupaten di Papua  salah satunya Kabupaten Yahukimo dipastikan bakal menarik. Meski belum ada tanda – tanda pesta akan dimulai ternyata sudah ada pasangan yang memberi kabar baik soal memastikan akan ambil bagian.  

Pasangan ini adalah Didimus Yahuli, SH., dan Esau Miram, S.IP yang pada Rabu (12/8) kemarin menggelar ibadah ucap syukur atas perjalanan yang sudah dilalui selama ini. Pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati ini, akan bertarung pada Pilkada Serentak 2020 di Kabupaten Yahukimo. 

Keduanya juga meyakini akan ambil  bagian setelah berhasil mengantongi SK dari tiga partai yakni Partai Hanura (1 kursi), Partai NasDem (6 kursi), Partai Perindo (2 kursi) dan berakhir dengan dikeluarkannya B1 KWK atau syarat mutlak dukungan partai. 

Acara ibadah ucap syukur ini dilakukan d gereja GIDI Eden Entrop yang difasilitasi oleh kader GIDI, Yarius Balingga. Di sini Didimus cukup banyak menceritakan kesaksiannya terkait suka duka perjalanan yang harus dilalui hingga berhasil mengantongi 9 kursi. 

“Kami berdua melakukan kesepakatan tanpa modal, tanpa seperserpun atau seekor babipun. Tuhan Yesus tahu itu. Kami jalan dengan penuh dinamika dan akhirnya sampai pada titik ini. Bukan hal yang mudah karena kami bukan lagi anggota DPR tapi Tuhan banyak membantu kami,” ujar Didimus memberikan kesaksian. 

 Ia menceritakan bahwa waktu ia dan Esau di Jakarta untuk mengurus B1KWK, ketika itu Jakarta termasuk zona merah Covid-19. Selain itu, disaat yang sama banyak pejabat Papua yang juga  di antaranya hendak mengurus B1 KWK yang memilih untuk pulang ke Papua karena hanya tersisa 3 hari Papua akan menutup akses penerbangan. 

Dalam kondisi tersebut, Didimus dan Esau mendapat penyertaan Tuhan hingga akhirnya sudah sama–sama memegang boarding pas akan pulang dengan situasi belum mengantongi B1 KWK. Dengan waktu, energi dan tenaga yang sudah terkuras selama di Jakarta, ternyata ia nyaris memiliki nasib yang sama dengan beberapa pejabat lain yang berhasil mengantongi surat keputusan. 

 “Waktu itu kami sudah memegang boarding dan sedihnya karena kami belum mengantongi B1KWK lalu kami harus pulang. Tapi roh saya ini memberitahu bahwa saya harus tetap tunggu dan bertahan di Jakarta dan itu terjawab,” bebernya. 

“Karena saya percaya roh ini akhirnya saya memutuskan untuk tidak berangkat dan saat itu saya ‘membohongi’ Esau dengan mengatakan bahwa besok acara Demokrat dan Bupati Jayawijaya ada telepon jadi saya harus ikut sehingga yang pulang hanya Esau,” kisahnya. 

Nah setelah bertahan ini ternyata Partai Hanura langsung memberi kabar untuk mengambil surat B1 KWK.  “Bayangkan ketika itu saya ikut pulang, mungkin kami belum bisa maju mencalonkan diri seperti sekarang apalagi akses ditutup. Di tengah  Pandemi Covid, Hanura menghubungi saya dan menanyakan apakah saya serius dan saya jawab bahwa saya serius kemudian disuruh datang mengambil SK,” tambah Didimus. 

Setelah itu disusul Partai NasDem  yang prosesnya  juga tidak terlalu lama. Setelah dirinya tiba di loby ada yang bilang ini bapak punya barang. “Dan saya hanya minta foto bersama sebagai bukti bahwa saya telah menerima SK dan ketika itu hanya Satpam yang lihat. Ini tanda bahwa ada penyertaan Tuhan yang luar biasa dan terakhir teman – teman dari Perindo yang mau bergabung dan ini  sangat luar biasa,” sambung Didimus. 

Karena itulah ia memilih membuat kesaksian dan ikut ibadah untuk  mengucap syukur. Sebab ia mengatakan tengah berjalan dengan menangis namun akan pulang dengan bersorak-sorai, kembali ke Yarusalem di Yahukimo. 

Baca Juga :  Moeldoko Minta Potensi Pariwisata-Perikanan Biak Dikelola dengan Baik

 Didimus juga banyak mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang dianggap memiliki jasa penting dalam perjalanan hidupnya. Di sini Didimus cukup cermat dan hafal siapa saja yang dianggap berjasa dan nama-nama orang tersebut dipanggil satu persatu kemudian diminta berdiri di  hadapan hampir 1.000 orang jemaat.

 Didimus juga memberikan alasannya mengapa menggandeng Esau yang sebelumnya pernah menjadi jurnalis di Cenderawasih Pos ini. Ia menganggap Esau memiliki potensi, namun perlu didampingi dan diasah.  “Saya punya kelebihan dan kekurangan. Saya memiliki kemampuan untuk melihat potensi seseorang dan saya memang pernah bilang ke Esau bahwa ia akan menjadi orang hebat satu saat. Namun harus didampingi dan ternyata ia kini berjalan dengan saya,” ceritanya. 

Di sini ia juga menyampaikan terima kasih kepada Yarius Balingga yang meski tak lagi jadi anggota DPR namun bekerja di ladangnya Tuhan. Didius berucap mau jadi anggota DPR atau tidak itu tak masalah yang penting jadi anak Tuhan. 

“Ia (Yarius) sudah bukan anggota DPR namun bisa merangkul seluruh masyarakat Yali di Jayapura. Yarius ini luar biasa dan kita ada hari ini karena ada orang yang luar biasa menolong kita,” ungkapnya sambil menyebut UKM PMK  yang juga banyak mendoakannya. Didimus juga menyebut nama pendeta Esau Heselo terus berdoa bersamanya.

 “Di tengah covid, kami bukan DPR dan bukan siapa – siapa lagi tapi Tuhan banyak menolong kami. Tidak ada apa – apanya. Apalagi biasa secara umum untuk maju bupati harus menyiapkan Rp 2 miliar dan wakil Rp 1 miliar sebagai modal dasar namun kami modal nol. Saya hanya berpikir sudah bekerja 20 tahun dan 4 kali jadi anggota DPR masa Tuhan tidak mau menolong saya,” tambah Didimus.

Untuk target selanjutnya, mantan Ketua DPRD Yahukimo ini menyampaikan bahwa ia masih menunggu jawaban dari Partai Golkar karena sudah melengkapi semua persyaratan. “Jika ini  dikabulkan maka  itu sesuai dengan iman kami saat star awal yakni 11 kursi,” imbuhnya. 

Pasangan ini sendiri berencana melakukan deklarasi pada 21 agustus di Yahukimo. Ia  meminta masyarakat mendoakan langkah pasangan ini. Didimus meyakini cahaya itu  harus dimulai dari rumah dan ia bersama Esau berjalan dengan doa. “Kami tidak ada halangan yang dihadapi, tidak stres dan ketika kami telepon semua ia – ia saja,” pungkasnya. 

Sementara Esau Miram menceritakan bahwa pertama bertemu Didimus Yahuli ketika itu dirinya menjadi anggota termuda di DPRD Yahukimo. Saat berjabat tangan, Esau menmgaku dipuji oleh Didimus dengan mengatakan bahwa kamu cerdas dan akan menjadi generasi gemilang untuk Yahukimo. Didimus juga mengatakan dirinya akan sukses dan tinggal menunggu waktu saja. 

 “Saya pikir kami jodoh sebab kami dipertemukan. Bayangkan, saya 5 tahun tidak pernah makan bersama, tidak pernah jalan satu mobil bersama tapi mungkin karena jodoh,” beber Esau.

 Dengan dukungan 9 kursi ini Esau kembali menegaskan bahwa keberadaan ia dan Didimus akan  menghapus isu kotak kosong di Pilkada Yahukimo 2020. Jika selama ini masyarakat yang masih ragu namun kini ia meyakinkan bahwa Pilkada Yahukimo akan ada lawan sehingga masyarakat perlu satukan hati untuk maju bersama. 

“Kerja kami dengan tema Pemulihan Yahukimo dimana kami masuk di Anggruk tanggal 6 dan meminta dukungan doa dari orang tua. Lalu kami akan ke Ninia dan  nanti  melanjutkan deklarasi di Dekai,” kata Esau.

 Namun diakui tak mudah untuk menghadapi incumbent yang lebih siap. Hanya saja Esau dan Didimus tetap mantap karena menganggap memiliki instrumen dari surga. 

Baca Juga :  Uskup Yan You: Semua Pihak Harus Hidup Damai di Tanah Papua

Didimus menyambung kalimat bahwa jika Tuhan sudah memulai dengan 9 kursi maka Tuhan akan menyelesaikan. “Kami percaya kekuatan iman kami. Kami tak akan menganggap remeh lawan tapi kerja fokus, tidak boleh ceroboh dan kami menang atau tidak itu tugas tim,” celetuk Didimus. 

Di sini keduanya juga mengutuk keras terhadap kekerasan hingga mengakibatkan tewasnya masyarakat sipil yang berstatus sebagai  staf di KPU Yahukimo. “Kami mengutuk keras perbuatan pembunuhan ini. Harusnya setiap manusia bisa menghargai nyawa orang lain apalagi yang bisa mencabut nyawa seseorang hanyalah Tuhan. Jangan ada yang teraniaya seperti ini karena kita sudah diterangi oleh Injil,” ucapnya.

 Namun ketika mereka terpilih nanti, Didimus menyampaikan bahwa ia ingin menciptakan Yahukimo damai dan tenteram. Lalu bagaimana kerja Polisi, bagaimana kerja TNI termasuk intel dan Satpol PP. Ini semua bertujuan untuk menciptakan kedamaian di Yahukimo. “Kami  ingin ciptakan hukum dan keadilan. Orang susah, orang miskin dan tak bisa berbicara tak boleh diperlakukan tak adil di Yahukimo,” ujarnya menganalogi yang diiyakan oleh Esau. 

Sementara Ketua DPC Hanura Yahukimo, Kenius Heselo menyampaikan bahwa saat pendaftaran ada 6 kandidat yang mendaftar dan semua melalui proses yang sama. Namun dukungan jatuh pada Didimus dan Esau karena dianggap memiliki semangat muda dan mampu membawa perubahan. “Hanura meski hanya 1 kursi, kami berani pasang badan. Kami akan bertarung untuk memenangkan pasangan ini,” tegas Kenius. 

Hal serupa disampaikan Minggitu Kobak,  Ketua DPD  Perindo Kabupaten Yahukimo. Dimana pihaknya melihat pasangan ini sangat berpotensi dengan basis suara yang mumpuni. Jika semua tergarap dengan baik maka ia meyakini Didimus – Esau akan menjadi pemenang. “Kami pastikan mereka tidak sendiri. Kami  akan kerahkan kader dan semua simpatisan agar dan bisa mengawal basis suara dan Tuhan yang menyelesaikan,” singkat Kobak.

 Begitu juga disampaikan Moh Zam Roni  selaku Sekretaris DPW Perindo Provinsi Papua yang menyampaikan bahwa dukungan ke Didimus – Esau ini melihat dari aspirasi  bawah yang diusulkan. “Kami melihat pembangunan di Yahukimo hari ini sangat miris dan jauh dari harapan dibanding pimpinan sebelumnya. Mungkin perlu perubahan mengarah ke kesejahteraan  dan saya lihat pasangan ini bisa mengubah itu,” tambahnya.

 Dilanjutkan oleh anggota DPR RI Komisi VII dari Partai NasDem, Ina Elisabeth Kobak bahwa NasDem menjadi partai yang kompak dan ia akan meminta dukungan dari beberapa kabupaten untuk bisa saling mendukung. 

 Ina Kobak juga mengevaluasi bahwa yang perlu dilakukan adalah membangun SDM setempat. Sebab hingga kini belum ada pengembangan SDM yang baik untuk masyarakat sekitar khususnya ibukota kabupaten. “Selain itu insfrastruktur sangat kurang dan mereka harus membawa perubahan di Yahukimo. Kami meyakini mereka akan membawa perubahan,” singkat Ina.  

Pernyataan lain ditutup  oleh Yarius  Balingga  yang menyampaikan bahwa pihaknya melakukan ibadah doa dan syukur atas pasangan yang mau maju. “Mereka melandasi dengan iman menuju Yahukimo, dan mereka cerita kepada saya semuanya dan saya sampaikan sebelum melangkah coba berdoa dan  mensyukuri apa yang sudah diterima. Saya menghimpun semua dedominasi gereja dan pelajar mahasiswa asli Yahukimo Jayapura untuk berdoa  agar perjalanan mulus,” tambahnya. 

 Dikatakan Yarius ada ratusan pelajar mahasiswa di Jayapura asal Yahukimo yang belum bisa ke Yahukimo dan hari ini mereka datang untuk memberikan dukungan doa dan motivasi dalam Firman Tuhan. “Saya senang sebagai penanggung jawab untuk menghimpun semua yang ada di Jayapura. Untuk pelajar dan mahasiswa semua kader intelek yang ada di Yahukmo.  Alasan lainnya adalah sudah waktunya pasangan ini bermain politik  sedangkan tugas anak-anak adalah berlajar dan tidak terlibat perpolitikan,” katanya.

Yarius juga menyinggung soal tewasnya staf anggota KPU. “Kami minta ini segera diungkap. Pelakunya harus ditindak dan ia harus bertanggungjawab sebab nyawa manusia tidak boleh dibunuh kecuali diambil oleh Tuhan,” pungkasnya. (ade/nat)

Pasangan Balon Bupati dan Wabup Yahukimo, Didimus Yahuli, SH (ketujuh dari kanan) dan Esau Miram, S.IP (tengah) berfoto bersama beberapa pemimpin partai pengusung di sela – sela ibadah ucap syukur di gereja GIDI Eden Entrop, Rabu (12/8). ( FOTO: Gamel/Cepos)

JAYAPURA – Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) pada 11 kabupaten di Papua  salah satunya Kabupaten Yahukimo dipastikan bakal menarik. Meski belum ada tanda – tanda pesta akan dimulai ternyata sudah ada pasangan yang memberi kabar baik soal memastikan akan ambil bagian.  

Pasangan ini adalah Didimus Yahuli, SH., dan Esau Miram, S.IP yang pada Rabu (12/8) kemarin menggelar ibadah ucap syukur atas perjalanan yang sudah dilalui selama ini. Pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati ini, akan bertarung pada Pilkada Serentak 2020 di Kabupaten Yahukimo. 

Keduanya juga meyakini akan ambil  bagian setelah berhasil mengantongi SK dari tiga partai yakni Partai Hanura (1 kursi), Partai NasDem (6 kursi), Partai Perindo (2 kursi) dan berakhir dengan dikeluarkannya B1 KWK atau syarat mutlak dukungan partai. 

Acara ibadah ucap syukur ini dilakukan d gereja GIDI Eden Entrop yang difasilitasi oleh kader GIDI, Yarius Balingga. Di sini Didimus cukup banyak menceritakan kesaksiannya terkait suka duka perjalanan yang harus dilalui hingga berhasil mengantongi 9 kursi. 

“Kami berdua melakukan kesepakatan tanpa modal, tanpa seperserpun atau seekor babipun. Tuhan Yesus tahu itu. Kami jalan dengan penuh dinamika dan akhirnya sampai pada titik ini. Bukan hal yang mudah karena kami bukan lagi anggota DPR tapi Tuhan banyak membantu kami,” ujar Didimus memberikan kesaksian. 

 Ia menceritakan bahwa waktu ia dan Esau di Jakarta untuk mengurus B1KWK, ketika itu Jakarta termasuk zona merah Covid-19. Selain itu, disaat yang sama banyak pejabat Papua yang juga  di antaranya hendak mengurus B1 KWK yang memilih untuk pulang ke Papua karena hanya tersisa 3 hari Papua akan menutup akses penerbangan. 

Dalam kondisi tersebut, Didimus dan Esau mendapat penyertaan Tuhan hingga akhirnya sudah sama–sama memegang boarding pas akan pulang dengan situasi belum mengantongi B1 KWK. Dengan waktu, energi dan tenaga yang sudah terkuras selama di Jakarta, ternyata ia nyaris memiliki nasib yang sama dengan beberapa pejabat lain yang berhasil mengantongi surat keputusan. 

 “Waktu itu kami sudah memegang boarding dan sedihnya karena kami belum mengantongi B1KWK lalu kami harus pulang. Tapi roh saya ini memberitahu bahwa saya harus tetap tunggu dan bertahan di Jakarta dan itu terjawab,” bebernya. 

“Karena saya percaya roh ini akhirnya saya memutuskan untuk tidak berangkat dan saat itu saya ‘membohongi’ Esau dengan mengatakan bahwa besok acara Demokrat dan Bupati Jayawijaya ada telepon jadi saya harus ikut sehingga yang pulang hanya Esau,” kisahnya. 

Nah setelah bertahan ini ternyata Partai Hanura langsung memberi kabar untuk mengambil surat B1 KWK.  “Bayangkan ketika itu saya ikut pulang, mungkin kami belum bisa maju mencalonkan diri seperti sekarang apalagi akses ditutup. Di tengah  Pandemi Covid, Hanura menghubungi saya dan menanyakan apakah saya serius dan saya jawab bahwa saya serius kemudian disuruh datang mengambil SK,” tambah Didimus. 

Setelah itu disusul Partai NasDem  yang prosesnya  juga tidak terlalu lama. Setelah dirinya tiba di loby ada yang bilang ini bapak punya barang. “Dan saya hanya minta foto bersama sebagai bukti bahwa saya telah menerima SK dan ketika itu hanya Satpam yang lihat. Ini tanda bahwa ada penyertaan Tuhan yang luar biasa dan terakhir teman – teman dari Perindo yang mau bergabung dan ini  sangat luar biasa,” sambung Didimus. 

Karena itulah ia memilih membuat kesaksian dan ikut ibadah untuk  mengucap syukur. Sebab ia mengatakan tengah berjalan dengan menangis namun akan pulang dengan bersorak-sorai, kembali ke Yarusalem di Yahukimo. 

Baca Juga :  Kapolda: Ini Kelompok Baru yang Jadi Sempalan

 Didimus juga banyak mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang dianggap memiliki jasa penting dalam perjalanan hidupnya. Di sini Didimus cukup cermat dan hafal siapa saja yang dianggap berjasa dan nama-nama orang tersebut dipanggil satu persatu kemudian diminta berdiri di  hadapan hampir 1.000 orang jemaat.

 Didimus juga memberikan alasannya mengapa menggandeng Esau yang sebelumnya pernah menjadi jurnalis di Cenderawasih Pos ini. Ia menganggap Esau memiliki potensi, namun perlu didampingi dan diasah.  “Saya punya kelebihan dan kekurangan. Saya memiliki kemampuan untuk melihat potensi seseorang dan saya memang pernah bilang ke Esau bahwa ia akan menjadi orang hebat satu saat. Namun harus didampingi dan ternyata ia kini berjalan dengan saya,” ceritanya. 

Di sini ia juga menyampaikan terima kasih kepada Yarius Balingga yang meski tak lagi jadi anggota DPR namun bekerja di ladangnya Tuhan. Didius berucap mau jadi anggota DPR atau tidak itu tak masalah yang penting jadi anak Tuhan. 

“Ia (Yarius) sudah bukan anggota DPR namun bisa merangkul seluruh masyarakat Yali di Jayapura. Yarius ini luar biasa dan kita ada hari ini karena ada orang yang luar biasa menolong kita,” ungkapnya sambil menyebut UKM PMK  yang juga banyak mendoakannya. Didimus juga menyebut nama pendeta Esau Heselo terus berdoa bersamanya.

 “Di tengah covid, kami bukan DPR dan bukan siapa – siapa lagi tapi Tuhan banyak menolong kami. Tidak ada apa – apanya. Apalagi biasa secara umum untuk maju bupati harus menyiapkan Rp 2 miliar dan wakil Rp 1 miliar sebagai modal dasar namun kami modal nol. Saya hanya berpikir sudah bekerja 20 tahun dan 4 kali jadi anggota DPR masa Tuhan tidak mau menolong saya,” tambah Didimus.

Untuk target selanjutnya, mantan Ketua DPRD Yahukimo ini menyampaikan bahwa ia masih menunggu jawaban dari Partai Golkar karena sudah melengkapi semua persyaratan. “Jika ini  dikabulkan maka  itu sesuai dengan iman kami saat star awal yakni 11 kursi,” imbuhnya. 

Pasangan ini sendiri berencana melakukan deklarasi pada 21 agustus di Yahukimo. Ia  meminta masyarakat mendoakan langkah pasangan ini. Didimus meyakini cahaya itu  harus dimulai dari rumah dan ia bersama Esau berjalan dengan doa. “Kami tidak ada halangan yang dihadapi, tidak stres dan ketika kami telepon semua ia – ia saja,” pungkasnya. 

Sementara Esau Miram menceritakan bahwa pertama bertemu Didimus Yahuli ketika itu dirinya menjadi anggota termuda di DPRD Yahukimo. Saat berjabat tangan, Esau menmgaku dipuji oleh Didimus dengan mengatakan bahwa kamu cerdas dan akan menjadi generasi gemilang untuk Yahukimo. Didimus juga mengatakan dirinya akan sukses dan tinggal menunggu waktu saja. 

 “Saya pikir kami jodoh sebab kami dipertemukan. Bayangkan, saya 5 tahun tidak pernah makan bersama, tidak pernah jalan satu mobil bersama tapi mungkin karena jodoh,” beber Esau.

 Dengan dukungan 9 kursi ini Esau kembali menegaskan bahwa keberadaan ia dan Didimus akan  menghapus isu kotak kosong di Pilkada Yahukimo 2020. Jika selama ini masyarakat yang masih ragu namun kini ia meyakinkan bahwa Pilkada Yahukimo akan ada lawan sehingga masyarakat perlu satukan hati untuk maju bersama. 

“Kerja kami dengan tema Pemulihan Yahukimo dimana kami masuk di Anggruk tanggal 6 dan meminta dukungan doa dari orang tua. Lalu kami akan ke Ninia dan  nanti  melanjutkan deklarasi di Dekai,” kata Esau.

 Namun diakui tak mudah untuk menghadapi incumbent yang lebih siap. Hanya saja Esau dan Didimus tetap mantap karena menganggap memiliki instrumen dari surga. 

Baca Juga :  Luciano di Ujung Tanduk

Didimus menyambung kalimat bahwa jika Tuhan sudah memulai dengan 9 kursi maka Tuhan akan menyelesaikan. “Kami percaya kekuatan iman kami. Kami tak akan menganggap remeh lawan tapi kerja fokus, tidak boleh ceroboh dan kami menang atau tidak itu tugas tim,” celetuk Didimus. 

Di sini keduanya juga mengutuk keras terhadap kekerasan hingga mengakibatkan tewasnya masyarakat sipil yang berstatus sebagai  staf di KPU Yahukimo. “Kami mengutuk keras perbuatan pembunuhan ini. Harusnya setiap manusia bisa menghargai nyawa orang lain apalagi yang bisa mencabut nyawa seseorang hanyalah Tuhan. Jangan ada yang teraniaya seperti ini karena kita sudah diterangi oleh Injil,” ucapnya.

 Namun ketika mereka terpilih nanti, Didimus menyampaikan bahwa ia ingin menciptakan Yahukimo damai dan tenteram. Lalu bagaimana kerja Polisi, bagaimana kerja TNI termasuk intel dan Satpol PP. Ini semua bertujuan untuk menciptakan kedamaian di Yahukimo. “Kami  ingin ciptakan hukum dan keadilan. Orang susah, orang miskin dan tak bisa berbicara tak boleh diperlakukan tak adil di Yahukimo,” ujarnya menganalogi yang diiyakan oleh Esau. 

Sementara Ketua DPC Hanura Yahukimo, Kenius Heselo menyampaikan bahwa saat pendaftaran ada 6 kandidat yang mendaftar dan semua melalui proses yang sama. Namun dukungan jatuh pada Didimus dan Esau karena dianggap memiliki semangat muda dan mampu membawa perubahan. “Hanura meski hanya 1 kursi, kami berani pasang badan. Kami akan bertarung untuk memenangkan pasangan ini,” tegas Kenius. 

Hal serupa disampaikan Minggitu Kobak,  Ketua DPD  Perindo Kabupaten Yahukimo. Dimana pihaknya melihat pasangan ini sangat berpotensi dengan basis suara yang mumpuni. Jika semua tergarap dengan baik maka ia meyakini Didimus – Esau akan menjadi pemenang. “Kami pastikan mereka tidak sendiri. Kami  akan kerahkan kader dan semua simpatisan agar dan bisa mengawal basis suara dan Tuhan yang menyelesaikan,” singkat Kobak.

 Begitu juga disampaikan Moh Zam Roni  selaku Sekretaris DPW Perindo Provinsi Papua yang menyampaikan bahwa dukungan ke Didimus – Esau ini melihat dari aspirasi  bawah yang diusulkan. “Kami melihat pembangunan di Yahukimo hari ini sangat miris dan jauh dari harapan dibanding pimpinan sebelumnya. Mungkin perlu perubahan mengarah ke kesejahteraan  dan saya lihat pasangan ini bisa mengubah itu,” tambahnya.

 Dilanjutkan oleh anggota DPR RI Komisi VII dari Partai NasDem, Ina Elisabeth Kobak bahwa NasDem menjadi partai yang kompak dan ia akan meminta dukungan dari beberapa kabupaten untuk bisa saling mendukung. 

 Ina Kobak juga mengevaluasi bahwa yang perlu dilakukan adalah membangun SDM setempat. Sebab hingga kini belum ada pengembangan SDM yang baik untuk masyarakat sekitar khususnya ibukota kabupaten. “Selain itu insfrastruktur sangat kurang dan mereka harus membawa perubahan di Yahukimo. Kami meyakini mereka akan membawa perubahan,” singkat Ina.  

Pernyataan lain ditutup  oleh Yarius  Balingga  yang menyampaikan bahwa pihaknya melakukan ibadah doa dan syukur atas pasangan yang mau maju. “Mereka melandasi dengan iman menuju Yahukimo, dan mereka cerita kepada saya semuanya dan saya sampaikan sebelum melangkah coba berdoa dan  mensyukuri apa yang sudah diterima. Saya menghimpun semua dedominasi gereja dan pelajar mahasiswa asli Yahukimo Jayapura untuk berdoa  agar perjalanan mulus,” tambahnya. 

 Dikatakan Yarius ada ratusan pelajar mahasiswa di Jayapura asal Yahukimo yang belum bisa ke Yahukimo dan hari ini mereka datang untuk memberikan dukungan doa dan motivasi dalam Firman Tuhan. “Saya senang sebagai penanggung jawab untuk menghimpun semua yang ada di Jayapura. Untuk pelajar dan mahasiswa semua kader intelek yang ada di Yahukmo.  Alasan lainnya adalah sudah waktunya pasangan ini bermain politik  sedangkan tugas anak-anak adalah berlajar dan tidak terlibat perpolitikan,” katanya.

Yarius juga menyinggung soal tewasnya staf anggota KPU. “Kami minta ini segera diungkap. Pelakunya harus ditindak dan ia harus bertanggungjawab sebab nyawa manusia tidak boleh dibunuh kecuali diambil oleh Tuhan,” pungkasnya. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya