Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Upaya Perdamaian Konflik Wouma, Tiga  Bupati Beri Kompensasi

WAMENA-Untuk mengakhiri konflik sosial antara masyarakat Nduga Lanny dan Lanny Jaya yang ada di Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya, tiga pemerintah daerah yaitu Pemkab Nduga, Lanny Jaya dan Jayawijaya memberikan kompensasi kepada dua keluarga korban yang meninggal dunia dalam bentrok antar kelompok warga.

Kompensasi yang diserahkan masing-masing untuk keluarga korban pertama sebesar Rp 1 miliar dan untuk korban yang kedua sebesar Rp 1,5 miliar.

Ketua Asosiasi Bupati se-Pegunungan Tengah yang juga sebagai Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom mengatakan keluarga besar Nduga yang menjadi korban dalam Konflik yang terjadi Minggu (9/1) lalu akhirnya bisa menerima daya dan upaya yang dilakukan pemerintah khususnya Bupati Nduga yang berjasa yang dibackup oleh Bupati Jayawijaya dan Lanny Jaya serta TNI-Polri.

“Kami semua sudah kerja keras untuk mengakhiri konflik ini dan masyarakat Nduga sudah menerima perdamaian. Sehingga dalam rangka itu 3 bupati memberikan kompensasi atau sumbangan kepada keluarga korban yang meninggal dunia berupa dana,”ungkapnya Rabu (12/1) kemarin.

Ia menyatakan sejumlah uang tunai senilai Rp 2,5 miliar ini bukan untuk bayar kepala atau bayar nyawa. Tetapi dasarnya imbauan yang disampaikan Bupati Nduga untuk berdamai sudah diterima oleh masyarakat, sehingga pihaknya berpastisipasi untuk menyelesaikan perdamaian ini secara utuh atau menyeluruh.

“Saya sangat berterima kasih kepada Bupati Nduga yang siang malam bekerja keras  sehingga pada akhirnya masyarakat menerima,  sedangkan masyarakat Lanny yang ada di Wouma juga menunggu hasil dari apa yang disampaikan masyarakat Nduga Lanny yang ada di Elekma,”bebernya.

Ia juga menyatakan saat ini sudah akan menuju kepada perdamaian antara dua kelompok massa yang terlibat dalam konflik sosial kemarin hingga menyebabkan 2 orang warga meninggal dunia.

Di tempat yang sama Bupati Nduga, Wentius Nimiangge menyatakan pihaknya selaku keluarga besar yang memiliki masalah mengucapkan terima kasih kepada Pemda Jayawijaya dan Lanny Jaya atas kerja kerasnya. Dimana masalah ini terjadi karena banyaknya pengungsian warga Nduga yang masuk ke Jayawijaya.

“Agar tidak ada konflik lagi di Wamena maka apa yang pernah saya sampaikan kepada pimpinan di pusat harus diwujudkan dengan menarik semua pasukan non organik yang ada di Nduga agar masyarakat yang mengungsi di Jayawijaya dan Lanny Jaya bisa kembali lagi ke wilayah asalnya,”jelasnya.

Baca Juga :  Gibran: Kita Bukan Bicara Kemenangan, Tapi Bicara Masa Depan Papua

Bupati Wentius Nimiangge juga mengaku permintaan untuk menarik pasukan TNI-Polri Non organik dari Kabupaten Nduga, sebab ada 3 undang-undang yang diberlakukan di sana, yakni hak milik, hak pakai dan hak kuasa. “Kalau hak milik itu punya pimpinan KKB Ndugama Egianus Kogoya yang merasa, hak pakai itu milik Bupati Nduga, sedangkan hak Kuasa itu adalah Presiden RI. Ini yang membuat masyarakat tidak bisa kembali sehingga saya sudah berteriak sampai ke mana-mana namun pemerintah pusat tak mendengar suara saya. Untuk itu saya memilih diam. Namun karena adanya konflik seperti ini yang melibatkan pengungsi namun sudah bisa kami selesaikan,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua berterima kasih untuk dedikasi dari Bupati Lanny Jaya dan Nduga untuk bisa menyelesaikan masalah ini. Sejak awal pihaknya selaku pimpinan kabupaten induk melakukan koordinasi dan komunikasi berjalan baik,  sehingga sampai saat ini permasalahan yang terjadi bisa selesaikan.

“Perlu saya luruskan konflik yang terjadi hari Minggu kemarin yang tersiar di grup media sosial jika anggota TNI-Polri yang memberikan izin, itu tidak benar semua. Justru aparat keamanan sudah melakukan tugasnya dengan baik dan tidak dengan kekerasan. Bahkan isu yang menyatakan masyarakat tertembak juga tidak ada,” tegasnya.

Ia juga menegaskan agar warga tidak membuat isu kalau belum mengetahui kejadian yang sebenarnya, sebab dampaknya akan lebih besar. “Untuk itu, saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang punya peran dan ambil bagian hingga dapat menyelesaikan masalah ini,” tutupnya.

Senada dengan itu, Wakil Ketua Asosiasi Bupati se-Pengunungan Tengah Papua, Ricky Ham Pagawak yang juga Bupati Mamberamo Tengah memberikan apresiasi kepada semua pihak yang berkontribusi meminta agar pertikaian yang terjadi untuk dihentikan.

Diakuinya, Asosiasi Bupati se-Pegunungan Tengah memberikan perhatian serius dalam menyelesaikan pertikaian antar dua kelompok warga Nduga Lanny dan Lanny Jaya yang terjadi di Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya.

Baca Juga :  Pembukaan Lahan Pertanian 1 Hektar Di Setiap Distrik Mulai Dilakukan

Dirinya sangat menyayangkan terjadinya pertikaian yang merenggut dua korban jiwa serta korban luka-luka dan harta benda masyarakat. Menurutnya, pertikaian ini seharusnya tisdak etrjadi. Pasalnya kedua kelompok tersebut masih bersaudara. “Di Lanny  ada marga Tabuni dan Kogoya, begitu juga di Nduga, kedua kelompk ini adalah keluarga,” jelasnya via sambungan telepon, Rabu (12/1).

“Saya secara pribadi mengucapkan turut berduka bagi korban yang meninggal, begitu juga bagi korban yang luka-luka terkena panah,” sambungnya.

Terkait dengan bentrok ini, RHP meminta kepada kedua kelompok yang bertikai untuk segera duduk bersama menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan. RHP menyebutkan para bupati yang tergabung dalam Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua akan hadir membantu menyelesaiakan persoalan tersebut. “Kami para bupati akan hadir.  Kami juga meminta para tokoh intelektual duduk bersama dan masalah ini harus secepatnya diselesaikan,” ujarnya.

Dirinya menyampaikan bahwa suatu  permasalahan  tidak seharusnya diselesaikan dengan perang suku atau saudara. “Perang itu sudah harus ditinggalkan, kita ini semua anak Tuhan. Untuk itu marilah kita selesaikan dengan bijak. Saya juga ucapkan terima kasih kepada Dandim dan Kapolres Jayawijaya yang ada di lokasi untuk berupaya meredam konflik itu,” tambahnya.
Bupati Mamberamo Tengah dua periode ini  juga meminta kepada semua pihak untuk tidak memperkeruh situasi dengan menyebarkan informasi hoaks di media sosial agat tidak berdampak luas di masing-masing wilayah. Dirinya juga mengharapkan para kepala suku atau masyarakat Nduga dan Lanny maupun masyarakat Lapago di manapun berada agar tidak terprovokasi dan melakulan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri serta orang lain.
“Terima kasih kepada kepala-kepala suku wilayah Lapago yang ada di Timika, Merauke dan Nabire serta Jayapura maupun tempat lain yang saya monitor langsung sudah memberikan imbauan-imbauan agar persoalan ini tidak menyebar. Sebab seperti yang saya sampaikan bahwa ini perang saudara. Mari kita hentikan pertikaian dan kita bangun daerah kita,” tutupnya. (jo/nat)

WAMENA-Untuk mengakhiri konflik sosial antara masyarakat Nduga Lanny dan Lanny Jaya yang ada di Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya, tiga pemerintah daerah yaitu Pemkab Nduga, Lanny Jaya dan Jayawijaya memberikan kompensasi kepada dua keluarga korban yang meninggal dunia dalam bentrok antar kelompok warga.

Kompensasi yang diserahkan masing-masing untuk keluarga korban pertama sebesar Rp 1 miliar dan untuk korban yang kedua sebesar Rp 1,5 miliar.

Ketua Asosiasi Bupati se-Pegunungan Tengah yang juga sebagai Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom mengatakan keluarga besar Nduga yang menjadi korban dalam Konflik yang terjadi Minggu (9/1) lalu akhirnya bisa menerima daya dan upaya yang dilakukan pemerintah khususnya Bupati Nduga yang berjasa yang dibackup oleh Bupati Jayawijaya dan Lanny Jaya serta TNI-Polri.

“Kami semua sudah kerja keras untuk mengakhiri konflik ini dan masyarakat Nduga sudah menerima perdamaian. Sehingga dalam rangka itu 3 bupati memberikan kompensasi atau sumbangan kepada keluarga korban yang meninggal dunia berupa dana,”ungkapnya Rabu (12/1) kemarin.

Ia menyatakan sejumlah uang tunai senilai Rp 2,5 miliar ini bukan untuk bayar kepala atau bayar nyawa. Tetapi dasarnya imbauan yang disampaikan Bupati Nduga untuk berdamai sudah diterima oleh masyarakat, sehingga pihaknya berpastisipasi untuk menyelesaikan perdamaian ini secara utuh atau menyeluruh.

“Saya sangat berterima kasih kepada Bupati Nduga yang siang malam bekerja keras  sehingga pada akhirnya masyarakat menerima,  sedangkan masyarakat Lanny yang ada di Wouma juga menunggu hasil dari apa yang disampaikan masyarakat Nduga Lanny yang ada di Elekma,”bebernya.

Ia juga menyatakan saat ini sudah akan menuju kepada perdamaian antara dua kelompok massa yang terlibat dalam konflik sosial kemarin hingga menyebabkan 2 orang warga meninggal dunia.

Di tempat yang sama Bupati Nduga, Wentius Nimiangge menyatakan pihaknya selaku keluarga besar yang memiliki masalah mengucapkan terima kasih kepada Pemda Jayawijaya dan Lanny Jaya atas kerja kerasnya. Dimana masalah ini terjadi karena banyaknya pengungsian warga Nduga yang masuk ke Jayawijaya.

“Agar tidak ada konflik lagi di Wamena maka apa yang pernah saya sampaikan kepada pimpinan di pusat harus diwujudkan dengan menarik semua pasukan non organik yang ada di Nduga agar masyarakat yang mengungsi di Jayawijaya dan Lanny Jaya bisa kembali lagi ke wilayah asalnya,”jelasnya.

Baca Juga :  Bakal Launcing Penanganan Stunting Di Kampung Honelama

Bupati Wentius Nimiangge juga mengaku permintaan untuk menarik pasukan TNI-Polri Non organik dari Kabupaten Nduga, sebab ada 3 undang-undang yang diberlakukan di sana, yakni hak milik, hak pakai dan hak kuasa. “Kalau hak milik itu punya pimpinan KKB Ndugama Egianus Kogoya yang merasa, hak pakai itu milik Bupati Nduga, sedangkan hak Kuasa itu adalah Presiden RI. Ini yang membuat masyarakat tidak bisa kembali sehingga saya sudah berteriak sampai ke mana-mana namun pemerintah pusat tak mendengar suara saya. Untuk itu saya memilih diam. Namun karena adanya konflik seperti ini yang melibatkan pengungsi namun sudah bisa kami selesaikan,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua berterima kasih untuk dedikasi dari Bupati Lanny Jaya dan Nduga untuk bisa menyelesaikan masalah ini. Sejak awal pihaknya selaku pimpinan kabupaten induk melakukan koordinasi dan komunikasi berjalan baik,  sehingga sampai saat ini permasalahan yang terjadi bisa selesaikan.

“Perlu saya luruskan konflik yang terjadi hari Minggu kemarin yang tersiar di grup media sosial jika anggota TNI-Polri yang memberikan izin, itu tidak benar semua. Justru aparat keamanan sudah melakukan tugasnya dengan baik dan tidak dengan kekerasan. Bahkan isu yang menyatakan masyarakat tertembak juga tidak ada,” tegasnya.

Ia juga menegaskan agar warga tidak membuat isu kalau belum mengetahui kejadian yang sebenarnya, sebab dampaknya akan lebih besar. “Untuk itu, saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang punya peran dan ambil bagian hingga dapat menyelesaikan masalah ini,” tutupnya.

Senada dengan itu, Wakil Ketua Asosiasi Bupati se-Pengunungan Tengah Papua, Ricky Ham Pagawak yang juga Bupati Mamberamo Tengah memberikan apresiasi kepada semua pihak yang berkontribusi meminta agar pertikaian yang terjadi untuk dihentikan.

Diakuinya, Asosiasi Bupati se-Pegunungan Tengah memberikan perhatian serius dalam menyelesaikan pertikaian antar dua kelompok warga Nduga Lanny dan Lanny Jaya yang terjadi di Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya.

Baca Juga :  Tiga Pemilik Ganja dan Sabu Resmi Tersangka

Dirinya sangat menyayangkan terjadinya pertikaian yang merenggut dua korban jiwa serta korban luka-luka dan harta benda masyarakat. Menurutnya, pertikaian ini seharusnya tisdak etrjadi. Pasalnya kedua kelompok tersebut masih bersaudara. “Di Lanny  ada marga Tabuni dan Kogoya, begitu juga di Nduga, kedua kelompk ini adalah keluarga,” jelasnya via sambungan telepon, Rabu (12/1).

“Saya secara pribadi mengucapkan turut berduka bagi korban yang meninggal, begitu juga bagi korban yang luka-luka terkena panah,” sambungnya.

Terkait dengan bentrok ini, RHP meminta kepada kedua kelompok yang bertikai untuk segera duduk bersama menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan. RHP menyebutkan para bupati yang tergabung dalam Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua akan hadir membantu menyelesaiakan persoalan tersebut. “Kami para bupati akan hadir.  Kami juga meminta para tokoh intelektual duduk bersama dan masalah ini harus secepatnya diselesaikan,” ujarnya.

Dirinya menyampaikan bahwa suatu  permasalahan  tidak seharusnya diselesaikan dengan perang suku atau saudara. “Perang itu sudah harus ditinggalkan, kita ini semua anak Tuhan. Untuk itu marilah kita selesaikan dengan bijak. Saya juga ucapkan terima kasih kepada Dandim dan Kapolres Jayawijaya yang ada di lokasi untuk berupaya meredam konflik itu,” tambahnya.
Bupati Mamberamo Tengah dua periode ini  juga meminta kepada semua pihak untuk tidak memperkeruh situasi dengan menyebarkan informasi hoaks di media sosial agat tidak berdampak luas di masing-masing wilayah. Dirinya juga mengharapkan para kepala suku atau masyarakat Nduga dan Lanny maupun masyarakat Lapago di manapun berada agar tidak terprovokasi dan melakulan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri serta orang lain.
“Terima kasih kepada kepala-kepala suku wilayah Lapago yang ada di Timika, Merauke dan Nabire serta Jayapura maupun tempat lain yang saya monitor langsung sudah memberikan imbauan-imbauan agar persoalan ini tidak menyebar. Sebab seperti yang saya sampaikan bahwa ini perang saudara. Mari kita hentikan pertikaian dan kita bangun daerah kita,” tutupnya. (jo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya