
Talengge Gire Ajudan Goliath Tabuni cium Bendera Merah Putih
JAYAPURA- Ratusan masyarakat Puncak Jaya Selasa (11/6), memadati lapangan upacara Roh Kudus di Distrik Pagaleme, Kabupaten Puncak Jaya.
Mereka datang untuk menyaksikan upacara penerimaan warga mantan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Talengga Gire (25) bersama tiga rekannya Piningga Gire (25), Tekiles Tabuni (30) dan Perengga (27) yang resmi kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam upacara tersebut. Talengga Gire juga menyerahkan satu pucuk senjata api aktif jenis mouser no senjata 323 R beserta 3 butir amunisi kaliber 7.62 mm. Senjata dan amunisi tersebut diserahkan kepada Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda S.Sos, S.IP, MM yang selanjutnya diserahkan kepada Dandim 1714/PJ Ltk Inf Agus Sunaryo.
Menurut pengakuan Talengga, senjata tersebut hasil rampasan pada penyerangan Polesk Karubaga, Tolikara sekira tahun 2013.
Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda S.Sos, S.IP, MM menyebutkan, penyerahan diri Talengga Gire beserta tiga rekannya beserta sepucuk senjata menjadi saksi seluruh masyarakat Puncak Jaya serta TNI dan Polri.
“Sejarah mencatat masyarakat Puncak Jaya mulai memiliki kesadaran. Mereka siap untuk membangun keutuhan NKRI,” ucap Bupati Yuni Wonda kepada wartawan usai memimpin upacara penerimaan Talengga beserta tiga rekannya.
Selama ini banyak hoax yang berkembang yang menyebutkan penyerahan senjata itu rekayasa, sehingga Bupati Yuni Wonda melaksanakan upacara penerimaan Talengga Gire sekaligus mencoba senjata untuk memastikan masih berfungsi atau tidak dan ternyata senjata tersebut masih berfungsi.
Kembalinya Talengga Gire beserta tiga rekannya tersebut lanjut Bupati Yuni Wonda atas keinginan pribadi. Bukan sebuah paksaan. Dirinya menegaskan bahwa mereka yang disebut OPM bukan sebuah barang melainkan manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang punya batas kemampuan dan kesabaran.
“Saya akan memberdayakan mereka ke depan, sebagaimana permintaan Talengga yang ingin menjadi warga negara biasa dan mengangkat yang bersangkutan menjadi kepala kampung serta membangunkan mereka rumah dan itu akan kami bahas,” katanya.
Bupati Yuni Wonda juga meminta Kapolda Papua melalui Kapolres Puncak Jaya, AKBP. Ary Purwanto bilamana yang bersangkutan dianggap sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) dalam catatan kepolisian maka diputihkan kembali.
“Saya minta mereka ini dijadikan sebagai warga negara biasa, tidak diproses hukum apapun secara resmi,” tegasnya.
Dirinya berharap kedepan mereka yang masih berada di tengah hutan memiliki kesadaran untuk kembali bergabung ke pangkuan NKRI untuk bersama-sama membangun Puncak Jaya demi anak cucu dikemudian hari.
Hingga saat ini lanjut Yuni Wonda sudah ada ratusan anggota OPM yang kembali ke pangkuan NKRI. Mereka yang lebih dulu bergabung sejak tahun 2013 silam telah dipekerjakan pemerintah setempat sebagai anggota Satpol PP. Ada juga yang masih honor dan ada yang sudah menjadi PNS. Bahkan direkrut menjadi tenaga perawat di Puncak Jaya.
“Kami berdayakan mereka sebaik mungkin, dengan begitu mereka dapat menghidupi keluarga mereka,” tutupnya.
Di tempat yang sama, Talengga Gire dalam bahasa daerah yang diartikan Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda mengaku bergabung dengan KKB sejak tahun 2013.
Saat bergabung menjadi anggota KKB, apapun perintah Goliath Tabuni di lapangan ia laksanakan. Hingga berjalannya waktu dirinya menjadi ajudan Goliath.
Adapun yang menjadi alasan mendasar Talengga kembali ke NKRI, karena melihat adanya hasil yang nyata yang dilakukan oleh pemerintah saat ini. Selain itu, ia juga ingin menghidupi anak isterinya.
“Saya ingin terlibat dalam pembangunan di Puncak Jaya dan pemerintah bisa memperhatikan saya,” ucapnya.
Terkait dengan senjata yang dikembalikannya, diakuinya merupakan senjata miliknya yang dirampas di Polres Tolikara. Namun senjata tersebut tidak pernah ia gunakan untuk membunuh hingga akhirnya ia menyerahkan diri.
Sementara, Kapolres Puncak Jaya Ary Purwanto mengatakan berdasarkan dari fisik senjata dan dilakukan pengecekan terhadap nomor senjata 323R apabila betul senjata tersebut patut diduga adalah senjata milik Polres Tolikara yang informasinya hilang pada tahun 2014.
Dikatakan, hasil koordinasi dengan Polres Tolikara senjata tersebut milik Polres Tolikara yang hilang pada tahun 2014. Untuk memastikan pihaknya akan berkoordinasi dengan Polda Papua dan Polres Tolikara.
“Apabila senjata tersebut milik Polres Tolikara, ini merupakan sebuah langkah baik dan saya selaku Kapolres Puncak Jaya mengimbau para simpatisan dan para anggota KKB atau TPNOPM yang ada di Puncak Jaya untuk kembali bergabung ke NKRI membangun Puncak Jaya yang lebih baik kedepan,” tuturnya.
Terkait dengan permintaan Bupati Puncak Jaya tentang pemutihan, pihaknya akan lakukan pengecekan. Namun selama ini yang bersangkutan tidak terdaftar dalam DPO dan tentunya apabila ada pelaku pelaku lain maka akan diproses untuk memberikan keadilan terhadap pihak korban.
Dandim Letkol Inf Agus Sunaryo mengatakan bahwa ini adalah salah satu wujud keberhasilan pembinaan dan pendekatan teritorial yang dilakukan oleh TNI kepada rakyat.
Keberhasilan ini telah melalui proses yang panjang dan akan memotivasi seluruh anggota agar lebih giat lagi melaksanakan pendekatan dan pembinaan kepada rakyat, namun tetap tingkatkan kewaspadaan.
“Kami berharap seluruh saudara-saudara kita yang masih berseberangan dengan NKRI segera kembali dan bergabung dengan NKRI untuk sama-sama membangun daerah dan negara. Terutama agar anak-anak kita generasi Papua dapat disiapkan untuk merahi masa depan yang lebih baik di masa mendatang,” pungkasnya.
Pantauan Cenderawasih Pos, saat penyerahan tersebut Talengga Gire mencium bendera merah putih serta memberikan hormat dan disaksikan Bupati Yuni Wonda serta seluruh peserta upacara yang hadir saat itu. (fia/nat)