Wednesday, May 15, 2024
23.7 C
Jayapura

Perempuan Tanpa Perlindungan Negara Sama Saja Bohong

“Kerap membuat saya berpikir, terlahir darimana mereka ini jika tidak memiliki rasa hormat kepada perempuan yang melahirkan anak anak generasi masa depan bangsa ini,” sambungnya.

Menurut Nona, tidak semua orang memahami kesetaraan gender. Dimana perempuan kerap menjadi objek kekerasan dan seksualitas.

Sehingga itu, ketika berbicara tentang perempuan. Harus dimaknai dan diresapi bahwa hak perempuan sama di mata manusia dan itu masih menjadi PR terberat.

LBH sendiri kata Nona, kerap mengajarkan teman teman perempuan untuk membentengi diri atas situasi yang terjadi saat ini.

“Sekalipun saya mengatakan mampu menjaga diri saya, namun tanpa perlindungan negara maka sama saja bohong. Oleh sebab itu, adili pelaku kekerasan dengan sebenar benarnya ancaman hukuman maksimal harus dilaksanakan. Negara harus membantu meminimalisir kekerasan terhadap perempuan,” ujarnya.

Nona mengatakan jika perempuan punya hak yang sama dengan laki laki. Dan perempuan juga harus terpanggil untuk mengatakan berhak terhadap dirinya, berhak atas tubuhnya dan berhak atas hidupnya. Dan orang lain tidak berhak terhadap tubuh perempuan dan kehidupannya.

Baca Juga :  Gawat, Sudah 34 Petugas Kesehatan Terpapar Covid-19

Di tempat lain, Usilina Epa, seorang pengusaha Papua menciptakan lingkungan bagi perempuan dengan memperkerjakannya di tempat usahanya.

Usilina Epa

Sejak membuka Restoran Isasai di tepian Danau Sentani,  targetnya melibatkan perempuan perempuan muda Papua yang terkadang mereka berada di situasi dimana pendidikannya hanya di tingkat SMA, bahkan ada yang sudah menikah.

“Lewat usaha ini, saya ingin menciptakan lingkungan dimana mereka bisa memanfaatkan  keahlian yang dimilikinya,” ucapnya.

Menurutnya, secara sosial, budaya dan ekonomi, teramat banyak PR dan tantangan yang dihadapi seorang perempuan.

Belum lagi, tidak adanya akses terhadap ruang aman tempat dimana perempuan bisa datang dan menceritakan terkait apa yang dialaminya. Padahal, ruang aman sangat dibutuhkan oleh perempuan.

Baca Juga :  Pupuk Tunas Muda Jayawijaya, Dandim 1702/JWY Berikan Wawasan Kebangsaan

“Semoga lebih banyak ruang ruang yang dibangun untuk perempuan, ruang dimana seorang   perempuan bisa mengepresikan dirinya menjadi versi terbaik. Dan pemerintah juga lebih  peduli terhadap isu isu penting yang dihadapi oleh perempuan,” pintanya.

Sementara itu, pemaknaan hari perempuan bagi Rosnia, perempuan harus dihargai dan dihormati kedudukannya. Namun yang paling penting menurutnya, perempuan harus mandiri dan punya kuasa atas dirinya sendiri.

“Perempuan harus mandiri, jangan terlalu bergantung pada suami. Dengan begitu, apa yang menjadi keinginan kita bisa terpenuhi. Misalkan, mau beli apapun bisa dengan menggunakan uang kita sendiri,” ucap penjual Cilok di Ampera ini. (fia/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

“Kerap membuat saya berpikir, terlahir darimana mereka ini jika tidak memiliki rasa hormat kepada perempuan yang melahirkan anak anak generasi masa depan bangsa ini,” sambungnya.

Menurut Nona, tidak semua orang memahami kesetaraan gender. Dimana perempuan kerap menjadi objek kekerasan dan seksualitas.

Sehingga itu, ketika berbicara tentang perempuan. Harus dimaknai dan diresapi bahwa hak perempuan sama di mata manusia dan itu masih menjadi PR terberat.

LBH sendiri kata Nona, kerap mengajarkan teman teman perempuan untuk membentengi diri atas situasi yang terjadi saat ini.

“Sekalipun saya mengatakan mampu menjaga diri saya, namun tanpa perlindungan negara maka sama saja bohong. Oleh sebab itu, adili pelaku kekerasan dengan sebenar benarnya ancaman hukuman maksimal harus dilaksanakan. Negara harus membantu meminimalisir kekerasan terhadap perempuan,” ujarnya.

Nona mengatakan jika perempuan punya hak yang sama dengan laki laki. Dan perempuan juga harus terpanggil untuk mengatakan berhak terhadap dirinya, berhak atas tubuhnya dan berhak atas hidupnya. Dan orang lain tidak berhak terhadap tubuh perempuan dan kehidupannya.

Baca Juga :  Masyarakat Terima Manfaat Program Lanny Jaya Mandiri

Di tempat lain, Usilina Epa, seorang pengusaha Papua menciptakan lingkungan bagi perempuan dengan memperkerjakannya di tempat usahanya.

Usilina Epa

Sejak membuka Restoran Isasai di tepian Danau Sentani,  targetnya melibatkan perempuan perempuan muda Papua yang terkadang mereka berada di situasi dimana pendidikannya hanya di tingkat SMA, bahkan ada yang sudah menikah.

“Lewat usaha ini, saya ingin menciptakan lingkungan dimana mereka bisa memanfaatkan  keahlian yang dimilikinya,” ucapnya.

Menurutnya, secara sosial, budaya dan ekonomi, teramat banyak PR dan tantangan yang dihadapi seorang perempuan.

Belum lagi, tidak adanya akses terhadap ruang aman tempat dimana perempuan bisa datang dan menceritakan terkait apa yang dialaminya. Padahal, ruang aman sangat dibutuhkan oleh perempuan.

Baca Juga :  Enam Titik di Kota Jayapura Dipasang Rambu Evakuasi Bencana

“Semoga lebih banyak ruang ruang yang dibangun untuk perempuan, ruang dimana seorang   perempuan bisa mengepresikan dirinya menjadi versi terbaik. Dan pemerintah juga lebih  peduli terhadap isu isu penting yang dihadapi oleh perempuan,” pintanya.

Sementara itu, pemaknaan hari perempuan bagi Rosnia, perempuan harus dihargai dan dihormati kedudukannya. Namun yang paling penting menurutnya, perempuan harus mandiri dan punya kuasa atas dirinya sendiri.

“Perempuan harus mandiri, jangan terlalu bergantung pada suami. Dengan begitu, apa yang menjadi keinginan kita bisa terpenuhi. Misalkan, mau beli apapun bisa dengan menggunakan uang kita sendiri,” ucap penjual Cilok di Ampera ini. (fia/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya