Ratusan Ibu-ibu Tongkrongin Lokasi Pleno Hingga Dini Hari
JAYAPURA – Proses pleno terkait pengumuman hasil suara Pilkada Walikota Jayapura dan Gubernur Papua di Grand Abe Hotel hingga Senin (9/12) malam berlangsung tegang. Setelah sebelumnya terjadi kericuhan saat penghitungan suara Pilwalkot, kini giliran penghitungan suara gubernur untuk tingkat Kota Jayapura.
Untungnya eskalasinya tidak pecah seperti pleno suara walikota. Hanya saja agenda yang sejak awal dijadwalkan akan diselesaikan pada 9 Desember akhirnya molor. KPU menjadwalkan mengumumkan hasil pleno pada pukul 14.00 WIT namun hingga Selasa (10/12) pukul 02.00 WIT KPU tak kunjung menyampaikan hasilnya. Ini juga yang akhirnya menimbulkan riak – riak di dalam ruangan pleno. Tak sedikit insiden saling tuding, saling maki bahkan nyaris baku hantam terjadi di ruangan pleno.
Para saksi yang disiapkan masing – masing kandidat ada juga membanting meja kursi hingga memaksa aparat masuk ke dalam ruangan. Sayangnya dari proses ini ternyata akses wartawan untuk meliput juga kurang mulus.
“Kami ikuti pleno dari awal dan selalu diabsen dan ini pleno terbuka cuma saat pleno Japsel barulah kami diminta surat tugas atau surat pemberitahuan dari kantor padahal sejak tanggal 5 tidak ada masalah,” kata Hans Palen wartawan CeposOnline.Com tadi malam.
Iapun menceritakan kesulitan dalam peliputan lainnyab dimana saat dilakukan pleno untuk Distrik Abepura dirinya sempat dilarang Panwas untuk mendokumentasikan kemudian disuruh membaca PKPU. “Cukup ketat dan ada beberapa perselisihan juga dialami teman – teman wartawan,” tambahnya. Ia membenarkan bahwa jadwal yang seharusnya jam 2 siang ternyata hingga jam2 dini hari belum dilakukan. “Kami masih di lokasi (Grand Abe) tapi belum ada tanda-tanda,” imbuhnya.
Sementara di halaman hotel terlihat ratusan mama-mama menggunakan pita merah putih berkeliling halaman hotel sambil membawa spanduk. Mereka meminta KPU dan Panwas untuk tidak masuk angin. Mereka juga menyinggung soal netralitas aparat keamanan dalam Pilkada. Sampai-sampai ada yang membawa spanduk bertuliskan Partai Coklat Hentikan Sandiwaramu yang Merusak Kepercayaan Rakyat Pada Institusi Negara.
Selain itu disaat aparat melakukan blokade di pintu masuk, ternyata mama – mama ini masih terus berorasi sambil bernyanyi. Mirisnya ada beberapa mama – mama yang melempar dan menghamburkan uang ke arah barisan aparat. Untungnya menurut laporan uang tersebut bukan uang asli melainkan uang palsu.Mama-mama ini merupakan tim pendukung Paslon Gubernur Papua, nomor urut 01, Benhur Tomi Mano – Yermias Bisai (BTM-YB).