Dan sebagai anak Tabi dikatakan ia cukup memahami bahwa Cycloop atau Dbonsor atau Dobonsolo bukan sekadar gunung melainkan sumber air, penyedia udara dan kehidupan bagi masyarakat adat Tabi dari dulu hingga hari ini.
“Agak miris jika ada yang berfikir Cycloop bisa digarap. Jika berfikir tambangnya bisa dieksploitasi. Saya melihat rencana tambang ini bukan hanya mengancam alam tetapi juga mengusik harga diri dan warisan leluhur orang Tabi,” tegasnya.
“Cycloop bukan lahan kosong. Di bawah lerengnya ada masyarakat adat yang hidup dan bergantung penuh pada tanah, air, dan hutan yang suci itu. Kami tidak akan membiarkan kekayaan alam kami dirampas atas nama pembangunan yang hanya menguntungkan segelintir orang. Kami mendukung penuh sikap Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Jayapura yang menolak tambang nikel di Cycloop,” tambah Tomi Mano.
Jika rencana eksplorasi dan eksploitasi ini jadi dilakukan, ia menyerukan kepada seluruh masyarakat adat untuk merapatkan rapatkan barisan dan melindungi tanah adat. “Jangan beri celah kepada korporasi yang ingin menghancurkan tanah leluhur kita dengan dalih kesejahteraan. Kita sudah melihat banyak contoh di tempat lain, masyarakat adat digusur, hutan dibabat, tanah dijarah. Jangan biarkan itu terjadi,” tutupnya. (ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos