Tuesday, April 23, 2024
27.7 C
Jayapura

Pilih Pulang Karena Trauma

1.254 Pengungsi Wamena Pulang Kampung Naik Kapal, 102 Orang Kembali ke Wamena 

PENGUNGSI:  Korban rusuh Wamena saat berada di Pelabuhan Laut Jayapura menunggu waktu untuk naik ke atas KM Sinabung, Rabu (9/10). ( FOTO: Elfira/Cepos)

JAYAPURA-Sebanyak 1.254 orang pengungsi asal Wamena berangkat meninggalkan Pelabuhan Jayapura menggunakan KM. Sinabung tujuan Makassar, Bau-bau, Ternate, Bitung, Tanjung Perak, Tanjung Priuk dan Biak, Rabu (9/10)

Sebelum meninggalkan Jayapura, para pengungsi diperiksa terlebih dahulu kesehatannya oleh Karantina Kesehatan Pelabuhan Jayapura. Hal ini bertujuan sebagai deteksi dini apakah mereka terkena malaria atau tidak.

Obed Paken (44), salah satu pengungsi Wamena yang mau pulang kampung ke Toraja mengaku mereka diberangkatkan secara gratis oleh paguyubannya yaitu IKT (Ikatan Keluarga Toraja). 

“Kita pulang dulu ke kampung halaman lihat keluarga. Soalnya di kampung keluarga cemas. Jika semuanya sudah membaik, saya akan kembali lagi ke Wamena,” ucap Obed kepada Cenderawasih Pos yang ditemui di Pelabuhan sebelum berangkat.

Dirinya mengaku ada rencana kembali ke Wamena, namun ia belum bisa memastikan itu kapan. Pasalnya, ia dan keluarga masih merasakan rasa trauma yang mendalam saat aksi rusuh 23 September lalu.

“Memang keamanan sudah dijamin, namun anak-anak masih trauma dan harus  kita antar ke Sulawesi dulu ketemu neneknya. Tenangkan pikiran mereka dan kalau sudah membaik baru  kembali lagi ke Wamena,” tuturnya.

Lelaki yang sejak tahun 2004 silam tinggal di Wamena ini berharap, ke depan keamanan harus diperbanyak agar masyarakat bisa aman dalam beraktivitas.

Sementara itu korban lainnya benama Simon Pali mengaku, meninggalkan Wamena dan kembali ke kampung halamannya di Toraja lantaran rumah dan harta bendanya sudah hangus dibakar massa saat kejadian 23 September.

Tidak hanya harta benda yang hilang, melainkan rasa trauma yang masih dirasakan oleh Simon bersama isteri serta 3 orang anaknya yang menyaksikan kejadian pembantaian saat itu.

“Kami kembali dulu ke Toraja, kasihan anak-anak masih trauma. Mereka juga mau sekolah,” ungkapnya.

Simon yang tinggal di Hom-hom ini mengaku memang pemerintah melarang mereka untuk kembali ke kampung halaman. Namun kalaupun masih bertahan di Wamena Simon dan keluarganya mau tinggal di mana. Sementara rumah mereka dibakar massa dan yang terselamatkan saat itu hanya pakaian di badan.

“Kalau sudah normal kita akan kembali ke Wamena. Semoga keamanan diperbanyak agar bisa kembali beraktivitas dan tempat usaha saya bisa diganti oleh pemerintah,” pungkasnya.

Sementara itu, sebanyak 102 pengungsi yang kurang lebih 2 minggu di Jayapura, akhirnya kembali ke Wamena. Mereka kembali ke Wamena menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU dari Base OPS Lanud Silas Papare, Rabu (9/10).

Baca Juga :  Boleh Sampaikan Aspirasi, Tapi Tidak Anarkis

Para pengungsi yang kembali ke Wamena ini dilepas langsung oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) RI, Jenderal (Purn) TNI, Wiranto, Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, dan sejumlah pejabat lainnya.

Menkopolhukam, Wiranto, mengungkapkan bahwa Panglima TNI dan Kapolri sudah hadir di Wamena dan siap untuk memberikan keamanan dan menciptakan rasa aman bagi masyarakat yang ada di Wamena.

“Panglima TNI dan Kapolri sudah hadir di sana (Wamena) dan siap untuk menjamin keamanan di sana,” ungkapnya.

Menkopolhukam, Panglima TNI, dan Kapolri bersama sejumlah pejabat lainnya telah bertemu dengan para pengungsi yang sudah berada di Jayapura pasca kerusuhan di Wamena Senin (23/9) lalu. 

Para pengungsi sendiri menyatakan kesediaannya untuk kembali ke Wamena. “Sekarang saya menemui saudara-saudara kita yang dari Wamena yang sudah mengungsi di Jayapura sekarang ingin kembali ke Wamena,” ucap mantan Panglima ABRI ini.

Wiranto berharap kepada semua warga agar tetap membangun hubungan kebersamaan dan persaudaraan kembali di Wamena dan menjalankan kehidupan yang normal seperti biasanya lagi di sana.

“Mudah-mudahan kembali di sana, kemudian melanjutkan kehidupan di sana. Insyah Allah semuanya akan berjalan dengan baik,” harapnya. 

Sementara itu, dari Wamena dilaporkan sebanyak 87 Pengungsi  Wamena yang sebelumnya eksodus ke Jayapura telah tiba di Wamena, kemarin. Warga yang tiba tersebut kembali ke rumahnya atau ke penampungan sementara di Tongkonan bagi warga yang rumahnya telah habis terbakar. 

Warga yang kembali ini menggunakan penerbangan Hercules dan dijemput Bupati Jayawijaya dan Forkopimda di Apron Cargo Bandara Wamena.

Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua memastikan jika sesuai pernyataan sikap dari pengungsi yang bertahan di Jayawijaya untuk mengajak sanak keluarganya kembali kepada Menkopolhukam kemarin kini telah dibuktikan. Dimana Menkopolhukam menjamin warga yang mengungsi ke Jayapura  kembali ke Jayawijaya.

“Hari ini kita lihat ada 87 pengungsi dari Jayapura sudah tiba di Wamena, yang dilepas Menkopolhukam dari Jayapura. Kami terima di sini bersama dengan Forkopimda Jayawijaya,”ungkapnya, Rabu (9/10) kemarin.

Bupati Jhon banua mengatakan, kepulangan pengungsi ini akan kembali didata oleh pemerintah daerah. dimana mereka yang sudah tidak punya rumah atau tempat tinggal, sementara ini akan ditampung di Tongkonan di Jalan Irian atas.

Sementara untuk jaminan keamanan  Dandim 1702/Jayawijaya dan Kapolres Jayawijaya sudah menempatkan anggotanya di berbagai titik yang masih kosong.

Baca Juga :  Masih Pos Penyekatan, Satpol PP Dikedepankan

“Hari ini direncanakan Hercules akan mengangkut pengungsi Jayapura kembali ke Wamena 2 kali. Dimana sebelumnya kita sudah melakukan koordinasi dengan Menkopolhukam dan Panglima TNI untuk mengembalikan pengungsi ke Wamena,” jelas Bupati Banua.

Bupati memastikan jika untuk rumah tinggal sementara ini, bukan dijanjikan. Tetapi memang fakta yang akan dilakukan dimana ada 100 unit dan ada juga yang dibangun dari Kementrian Sosial. Dari Kementerian PUPR juga membangun ruko –ruko yang terbakar sehingga program ini terkait semua.

“Saya tidak menjanjikan tetapi ini saya berbicara tentang fakta, bagaimana pemerintah sedang berupaya untuk membangun rumah sementara sebanyak 100 unit untuk warga yang rumahnya habis terbakar. Sementara untuk bantuan pembangunan yang diberikan juga ada dan akan segera dibangun,”bebernya

Ia juga menegaskan jika saat ini sudah tak ada lagi pengungsi dari Jayawijaya. Untuk itu, dirinya mengharapkan kepada Detasemen TNI AU Wamena melihat dengan baik dimana tidak membuat data penumpang yang ada urusan di Jayapura semua menjadi pengungsi.

“Kalau ada penumpang yang memang benar-benar butuh ke Jayapura karena ada urusan lain atau ada kegiatan, itu tidak masalah. Tapi jangan dijadikan pengungsi dalam data,”tegasnya

Ia menambahkan saat ini pemerintah sedang berupaya agar pengungsi bisa kembali dari Jayapura ke Wamena. “Kenapa kita dari Wamena mengembalikan mereka ke Jayapura lagi sebagai pengungsi ini yang perlu untuk dilihat kembali,” tambahnya. 

Secara terpisah Ketua Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Jayawijaya, Yohanes Tuku mengakui, untuk keluarga IKT yang ke luar ke Jayapura itu sudah mencapai 9.000 orang lebih. Dari jumlah tersebut, 200 lebih sudah ke Toraja. Saat ini untuk kepulangan mereka ke Wamena masih dilakukan negosiasi khususnya yang ingin pulang.

“Warga kami belum semuanya kembali. Mereka masih melakukan pembicaraan dulu. Sementara yang sudah kembali ke Wamena, kami belum tahu karena baru ketemu dan masih harus didata,” tuturnya.

Yohanes Tuku menambahkan, jika ada informasi warga IKT yang ada di Jayapura ingin ikut kapal untuk berangkat ke Makassar  dan selanjutnya akan melanjutkan perjalanan ke Toraja. Namun hal ini masih dilakukan negosiasi. Karena 1.700 warga yang ingin diberangkatkan dengan kapal laut masih harus menunggu.

“Ada informasi dari pusat jika warga yang ingin pulang dengan kapal ini dilarang untuk berangkat, sehingga sementara ini masih terus dibicarakan,”tambahnya.(fia/bet/jo/nat)

1.254 Pengungsi Wamena Pulang Kampung Naik Kapal, 102 Orang Kembali ke Wamena 

PENGUNGSI:  Korban rusuh Wamena saat berada di Pelabuhan Laut Jayapura menunggu waktu untuk naik ke atas KM Sinabung, Rabu (9/10). ( FOTO: Elfira/Cepos)

JAYAPURA-Sebanyak 1.254 orang pengungsi asal Wamena berangkat meninggalkan Pelabuhan Jayapura menggunakan KM. Sinabung tujuan Makassar, Bau-bau, Ternate, Bitung, Tanjung Perak, Tanjung Priuk dan Biak, Rabu (9/10)

Sebelum meninggalkan Jayapura, para pengungsi diperiksa terlebih dahulu kesehatannya oleh Karantina Kesehatan Pelabuhan Jayapura. Hal ini bertujuan sebagai deteksi dini apakah mereka terkena malaria atau tidak.

Obed Paken (44), salah satu pengungsi Wamena yang mau pulang kampung ke Toraja mengaku mereka diberangkatkan secara gratis oleh paguyubannya yaitu IKT (Ikatan Keluarga Toraja). 

“Kita pulang dulu ke kampung halaman lihat keluarga. Soalnya di kampung keluarga cemas. Jika semuanya sudah membaik, saya akan kembali lagi ke Wamena,” ucap Obed kepada Cenderawasih Pos yang ditemui di Pelabuhan sebelum berangkat.

Dirinya mengaku ada rencana kembali ke Wamena, namun ia belum bisa memastikan itu kapan. Pasalnya, ia dan keluarga masih merasakan rasa trauma yang mendalam saat aksi rusuh 23 September lalu.

“Memang keamanan sudah dijamin, namun anak-anak masih trauma dan harus  kita antar ke Sulawesi dulu ketemu neneknya. Tenangkan pikiran mereka dan kalau sudah membaik baru  kembali lagi ke Wamena,” tuturnya.

Lelaki yang sejak tahun 2004 silam tinggal di Wamena ini berharap, ke depan keamanan harus diperbanyak agar masyarakat bisa aman dalam beraktivitas.

Sementara itu korban lainnya benama Simon Pali mengaku, meninggalkan Wamena dan kembali ke kampung halamannya di Toraja lantaran rumah dan harta bendanya sudah hangus dibakar massa saat kejadian 23 September.

Tidak hanya harta benda yang hilang, melainkan rasa trauma yang masih dirasakan oleh Simon bersama isteri serta 3 orang anaknya yang menyaksikan kejadian pembantaian saat itu.

“Kami kembali dulu ke Toraja, kasihan anak-anak masih trauma. Mereka juga mau sekolah,” ungkapnya.

Simon yang tinggal di Hom-hom ini mengaku memang pemerintah melarang mereka untuk kembali ke kampung halaman. Namun kalaupun masih bertahan di Wamena Simon dan keluarganya mau tinggal di mana. Sementara rumah mereka dibakar massa dan yang terselamatkan saat itu hanya pakaian di badan.

“Kalau sudah normal kita akan kembali ke Wamena. Semoga keamanan diperbanyak agar bisa kembali beraktivitas dan tempat usaha saya bisa diganti oleh pemerintah,” pungkasnya.

Sementara itu, sebanyak 102 pengungsi yang kurang lebih 2 minggu di Jayapura, akhirnya kembali ke Wamena. Mereka kembali ke Wamena menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU dari Base OPS Lanud Silas Papare, Rabu (9/10).

Baca Juga :  Koordinasi dengan KKP, Perketat Pelabuhan dan Bandara

Para pengungsi yang kembali ke Wamena ini dilepas langsung oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) RI, Jenderal (Purn) TNI, Wiranto, Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, dan sejumlah pejabat lainnya.

Menkopolhukam, Wiranto, mengungkapkan bahwa Panglima TNI dan Kapolri sudah hadir di Wamena dan siap untuk memberikan keamanan dan menciptakan rasa aman bagi masyarakat yang ada di Wamena.

“Panglima TNI dan Kapolri sudah hadir di sana (Wamena) dan siap untuk menjamin keamanan di sana,” ungkapnya.

Menkopolhukam, Panglima TNI, dan Kapolri bersama sejumlah pejabat lainnya telah bertemu dengan para pengungsi yang sudah berada di Jayapura pasca kerusuhan di Wamena Senin (23/9) lalu. 

Para pengungsi sendiri menyatakan kesediaannya untuk kembali ke Wamena. “Sekarang saya menemui saudara-saudara kita yang dari Wamena yang sudah mengungsi di Jayapura sekarang ingin kembali ke Wamena,” ucap mantan Panglima ABRI ini.

Wiranto berharap kepada semua warga agar tetap membangun hubungan kebersamaan dan persaudaraan kembali di Wamena dan menjalankan kehidupan yang normal seperti biasanya lagi di sana.

“Mudah-mudahan kembali di sana, kemudian melanjutkan kehidupan di sana. Insyah Allah semuanya akan berjalan dengan baik,” harapnya. 

Sementara itu, dari Wamena dilaporkan sebanyak 87 Pengungsi  Wamena yang sebelumnya eksodus ke Jayapura telah tiba di Wamena, kemarin. Warga yang tiba tersebut kembali ke rumahnya atau ke penampungan sementara di Tongkonan bagi warga yang rumahnya telah habis terbakar. 

Warga yang kembali ini menggunakan penerbangan Hercules dan dijemput Bupati Jayawijaya dan Forkopimda di Apron Cargo Bandara Wamena.

Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua memastikan jika sesuai pernyataan sikap dari pengungsi yang bertahan di Jayawijaya untuk mengajak sanak keluarganya kembali kepada Menkopolhukam kemarin kini telah dibuktikan. Dimana Menkopolhukam menjamin warga yang mengungsi ke Jayapura  kembali ke Jayawijaya.

“Hari ini kita lihat ada 87 pengungsi dari Jayapura sudah tiba di Wamena, yang dilepas Menkopolhukam dari Jayapura. Kami terima di sini bersama dengan Forkopimda Jayawijaya,”ungkapnya, Rabu (9/10) kemarin.

Bupati Jhon banua mengatakan, kepulangan pengungsi ini akan kembali didata oleh pemerintah daerah. dimana mereka yang sudah tidak punya rumah atau tempat tinggal, sementara ini akan ditampung di Tongkonan di Jalan Irian atas.

Sementara untuk jaminan keamanan  Dandim 1702/Jayawijaya dan Kapolres Jayawijaya sudah menempatkan anggotanya di berbagai titik yang masih kosong.

Baca Juga :  Terduga Pelaku Penipuan Nasabah di Keerom Berhasil Diamankan

“Hari ini direncanakan Hercules akan mengangkut pengungsi Jayapura kembali ke Wamena 2 kali. Dimana sebelumnya kita sudah melakukan koordinasi dengan Menkopolhukam dan Panglima TNI untuk mengembalikan pengungsi ke Wamena,” jelas Bupati Banua.

Bupati memastikan jika untuk rumah tinggal sementara ini, bukan dijanjikan. Tetapi memang fakta yang akan dilakukan dimana ada 100 unit dan ada juga yang dibangun dari Kementrian Sosial. Dari Kementerian PUPR juga membangun ruko –ruko yang terbakar sehingga program ini terkait semua.

“Saya tidak menjanjikan tetapi ini saya berbicara tentang fakta, bagaimana pemerintah sedang berupaya untuk membangun rumah sementara sebanyak 100 unit untuk warga yang rumahnya habis terbakar. Sementara untuk bantuan pembangunan yang diberikan juga ada dan akan segera dibangun,”bebernya

Ia juga menegaskan jika saat ini sudah tak ada lagi pengungsi dari Jayawijaya. Untuk itu, dirinya mengharapkan kepada Detasemen TNI AU Wamena melihat dengan baik dimana tidak membuat data penumpang yang ada urusan di Jayapura semua menjadi pengungsi.

“Kalau ada penumpang yang memang benar-benar butuh ke Jayapura karena ada urusan lain atau ada kegiatan, itu tidak masalah. Tapi jangan dijadikan pengungsi dalam data,”tegasnya

Ia menambahkan saat ini pemerintah sedang berupaya agar pengungsi bisa kembali dari Jayapura ke Wamena. “Kenapa kita dari Wamena mengembalikan mereka ke Jayapura lagi sebagai pengungsi ini yang perlu untuk dilihat kembali,” tambahnya. 

Secara terpisah Ketua Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Jayawijaya, Yohanes Tuku mengakui, untuk keluarga IKT yang ke luar ke Jayapura itu sudah mencapai 9.000 orang lebih. Dari jumlah tersebut, 200 lebih sudah ke Toraja. Saat ini untuk kepulangan mereka ke Wamena masih dilakukan negosiasi khususnya yang ingin pulang.

“Warga kami belum semuanya kembali. Mereka masih melakukan pembicaraan dulu. Sementara yang sudah kembali ke Wamena, kami belum tahu karena baru ketemu dan masih harus didata,” tuturnya.

Yohanes Tuku menambahkan, jika ada informasi warga IKT yang ada di Jayapura ingin ikut kapal untuk berangkat ke Makassar  dan selanjutnya akan melanjutkan perjalanan ke Toraja. Namun hal ini masih dilakukan negosiasi. Karena 1.700 warga yang ingin diberangkatkan dengan kapal laut masih harus menunggu.

“Ada informasi dari pusat jika warga yang ingin pulang dengan kapal ini dilarang untuk berangkat, sehingga sementara ini masih terus dibicarakan,”tambahnya.(fia/bet/jo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya