Saturday, September 21, 2024
24.7 C
Jayapura

Jalan Tikus di PLBN Sulit Ditutup

JAYAPURA– Jalan tikus atau jalur illegal di kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw dikatakan sangat sulit ditutup. Ini tak lepas karena jalur jalur tidak resmi itu tidak hanya memiliki satu jalur melainkan ada banyak jalur untuk bisa diakses ke wilayah Indonesia begitu juga sebaliknya, ke PNG.

“Kalau udah bilang ditutup ya memang jalan-jalan itu sudah ditutup.  Hanya memang masyarakat ini berupaya untuk mencari tempat yang tidak diawasi oleh petugas,  mereka merasa nyaman melintas disitu ya mereka gunakan jalur itu,” kata Kepala Pengelolaan Perbatasan Negara, Matias Pawara, saat dikonfirmasi Kamis (8/8).

Dia mengatakan banyaknya jalan tikus ini karena memang perbatasan negara ini tidak dipagari secara menyeluruh dan hanya kawasan-kawasan tertentu saja yang dipagari. 

Baca Juga :  Situasi Oksibil Kembali Kondusif

“Misalnya di PLBN Skouw dan sepanjang lokasi itu dipagari tetapi di luar dari kawasan itu sama sekali tidak dipagari sehingga jalan-jalan itulah yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum masyarakat untuk lalu lintas bebas baik dari Indonesia maupun sebaliknya dari PNG,” beber Mathias.

Selanjutnya sejauh ini peran petugas pengamanan dalam hal ini satuan tugas pengamanan wilayah perbatasan juga cukup intens untuk melakukan patroli. Kemudian juga melakukan koordinasi yang cukup baik dengan pihak pemerintah.  Hanya saja memang kendalanya kawasan perbatasan ini sangat luas sehingga masyarakat yang sering melakukan pelanggaran ini juga sudah lebih mengetahui daerah-daerah mana saja yang menjadi jalan illegal yang bisa dilalui secara bebas.

“Peran pihak keamanan   sudah baik terutama satgas-satgas, koordinasi,  dalam pengawasan. Hanya saja memang masyarakat ini memanfaatkan kondisi atau situasi dimana petugas tidak ada atau ada kesempatan ya mereka lewati jalur itu,” bebernya.

Baca Juga :  BEI Terus Tingkatkan Literasi di Tingkat Sekolah

Menurutnya masyarakat yang seringkali melalui jalan tidak resmi untuk akses ke Indonesia maupun ke PNG itu biasanya mereka membawa barang-barang yang terlarang atau melakukan penyelundupan seperti ganja dan ada juga yang menyelundupkan vanili dan barang-barang lainnya.  Bahkan ada beberapa yang berhasil diamankan oleh satuan tugas ketika melakukan razia di jalanan dan juga di pos-pos penyeberangan oknum masyarakat tersebut.

“Potensi penyelundupan sangat terbuka sehingga memang perlu diperkuat dan lebih dikoordinasikan,” tutup Pawara. (roy/ade).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA– Jalan tikus atau jalur illegal di kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw dikatakan sangat sulit ditutup. Ini tak lepas karena jalur jalur tidak resmi itu tidak hanya memiliki satu jalur melainkan ada banyak jalur untuk bisa diakses ke wilayah Indonesia begitu juga sebaliknya, ke PNG.

“Kalau udah bilang ditutup ya memang jalan-jalan itu sudah ditutup.  Hanya memang masyarakat ini berupaya untuk mencari tempat yang tidak diawasi oleh petugas,  mereka merasa nyaman melintas disitu ya mereka gunakan jalur itu,” kata Kepala Pengelolaan Perbatasan Negara, Matias Pawara, saat dikonfirmasi Kamis (8/8).

Dia mengatakan banyaknya jalan tikus ini karena memang perbatasan negara ini tidak dipagari secara menyeluruh dan hanya kawasan-kawasan tertentu saja yang dipagari. 

Baca Juga :  Korban Pelanggaran HAM Wamena Tolak Penyelesaian Non Yudisial

“Misalnya di PLBN Skouw dan sepanjang lokasi itu dipagari tetapi di luar dari kawasan itu sama sekali tidak dipagari sehingga jalan-jalan itulah yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum masyarakat untuk lalu lintas bebas baik dari Indonesia maupun sebaliknya dari PNG,” beber Mathias.

Selanjutnya sejauh ini peran petugas pengamanan dalam hal ini satuan tugas pengamanan wilayah perbatasan juga cukup intens untuk melakukan patroli. Kemudian juga melakukan koordinasi yang cukup baik dengan pihak pemerintah.  Hanya saja memang kendalanya kawasan perbatasan ini sangat luas sehingga masyarakat yang sering melakukan pelanggaran ini juga sudah lebih mengetahui daerah-daerah mana saja yang menjadi jalan illegal yang bisa dilalui secara bebas.

“Peran pihak keamanan   sudah baik terutama satgas-satgas, koordinasi,  dalam pengawasan. Hanya saja memang masyarakat ini memanfaatkan kondisi atau situasi dimana petugas tidak ada atau ada kesempatan ya mereka lewati jalur itu,” bebernya.

Baca Juga :  Terhenti Dua Pekan, Bupati Puncak Lepas Penerbangan ke Beoga

Menurutnya masyarakat yang seringkali melalui jalan tidak resmi untuk akses ke Indonesia maupun ke PNG itu biasanya mereka membawa barang-barang yang terlarang atau melakukan penyelundupan seperti ganja dan ada juga yang menyelundupkan vanili dan barang-barang lainnya.  Bahkan ada beberapa yang berhasil diamankan oleh satuan tugas ketika melakukan razia di jalanan dan juga di pos-pos penyeberangan oknum masyarakat tersebut.

“Potensi penyelundupan sangat terbuka sehingga memang perlu diperkuat dan lebih dikoordinasikan,” tutup Pawara. (roy/ade).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya