Wednesday, April 24, 2024
31.7 C
Jayapura

Izin Kedukaan, Oknum TNI Diamankan Karena Bawa Munisi

Senpi fan Munisi Ilegal Bisa Masuk Via Perairan Laut

JAYAPURA-Belum tuntas penyidikan terhadap Praka AK yang menjual munisi kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya, kini seorang oknum anggota TNI berpangkat Prada berinisial YW juga diamankan dengan kasus yang diduga bisa serupa.

Prada YW diamankan di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura saat akan berangkat ke Elelim, Yalimo, Rabu (8/6) lalu.

Dari tangan pria plontos ini diamankan munisi tajam kaliber 5.56 sebanyak 42 butir.  Prada YW langsung digiring ke Mako Yonif RK 751/VJS untuk dimintai keterangan.

Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Kav Herman Taryaman membenarkan adanya oknum anggota TNI yang diamankan. “Betul pada Rabu sekira pukul 07.40 WIT di pintu pemeriksaan pintu keberangkatan telah diamankan oknum prajurit TNI Prada YW personel dari Yonif RK 751/VJS oleh anggota petugas pengamanan bandara karena membawa barang berupa munisi,” ujar Kapendam kepada Cenderawasih Pos dalam pesan singkatnya, Kamis (9/6).

Prada YW menurut Kapendam membawa munisi tajam kal.5,56 sebanyak 42 butir dan munisi hampa kal. 5,56 sebanyak 2 butir, pada saat akan berangkat izin kedukaan. Setelah diketahui membawa munisi, selanjutnya Prada YW diamankan oleh Provost Yonif RK 751/VJS dan dibawa ke Mayonif RK 751/VJS untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Baca Juga :  Pangdam XVII/Cenderawasih: Jika Ganggu Pesawat, Kami Tembak

“Saat ini proses pemeriksaan dilakukan oleh Pomdam XVII/Cenderawasih untuk mengetahui motif dan tujuan membawa munisi. Apabila melanggar ketentuan, maka akan diproses sesuai hukum yang berlaku,” imbuh Kapendam.

Informasi lain yang diperoleh, dalam tas Prada YW ditemukan banyak dokumen yang berkaitan dengan ijazah dan surat-surat pribadi lainnya.

Sementara itu, dalam rangka menyiapkan langkah antisipasi terhadap berbagai ancaman yang muncul di perairan laut sekitar Papua, Lantamal X Jayapura  menggelar upacara pembukaan Operasi Keamanan Laut dan Penegakan Hukum, Balin Jaladi Wetan 22 di perairan Teluk Humbold.

Danlantamal X Jayapura,  Brigjend TNI (Mar) Feryanto Pardamean Marpaung menjelaskan bahwa tujuan operasi keamanan dan penegakan hukum adalah karena diketahui bersama bahwa kelompok separatis di Papua masih kerap berulah dan jadi masalah utama.

Disamping masih melakukan perlawanan, kelompok ini juga terus membangun kekuatan dan satu upaya yang dilakukan adalah dengan kekuatan senjata.  Dimana berapapun harga senjata tersebut dipastikan akan tetap dibeli sehingga memberi ruang kepada pihak tertentu untuk mendapatkan uang besar dengan proses cepat akhirnya dijuallah senpi ilegal maupun munisi.

“Tapi ada juga pihak asing yang melakukan upaya penyelundupan senjata dan akses laut sangat berpeluang untuk digunakan menjadi jalur transaksi atau masuknya senpi munisi ke Papua,” imbuhnya

Baca Juga :  Komnas HAM Papua Temui Pangdam

Lanjut Danlantamal, tujuan  dari operasi keamanan dan penegakan hukum ini adalah untuk mengantisipasi terjadina upaya-upaya tersebut. Ini dilakukan agar dalam pelaksanaannya nanti semua bisa terukur dan terarah. Ditanya soal negara yang sangat memungkinkan bisa menjadi pemasok, Feryanto menyebutkan jika berdasarkan informasi, Port Moresby masih menjadi kota dengan julukan the most danger city dimana untuk memiliki senjata api illegal di kota ini masih cukup mudah dan yang dikhawatirkan adalah senjata yang beredar di sana disusupkan kemudian naik ke daerah pegunungan.

Selain itu lanjut Danlantamal ada juga  negara yang di masyarakatnya memiliki home industry  untuk membuat senjata api. “Kalau dari utara itu bisa masuk dari Bitung kemudian ke Papua  dan  pernah ditemukan di Nabire. Ini rencananya akan dibawa ke daerah pegunungan sehingga harus diawsi betul,” imbuhnya.

Sementara dari simulasi yang dilakukan, terlihat ada kelompok penjahat yang  berusaha melarikan diri menggunakan speed boat. Hanya upaya melarikan ini terpantau kemudian dikejar. Usai kejar-kejaran, akhirnya pelaku menyerah dan diamankan. (ade/nat)

Senpi fan Munisi Ilegal Bisa Masuk Via Perairan Laut

JAYAPURA-Belum tuntas penyidikan terhadap Praka AK yang menjual munisi kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya, kini seorang oknum anggota TNI berpangkat Prada berinisial YW juga diamankan dengan kasus yang diduga bisa serupa.

Prada YW diamankan di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura saat akan berangkat ke Elelim, Yalimo, Rabu (8/6) lalu.

Dari tangan pria plontos ini diamankan munisi tajam kaliber 5.56 sebanyak 42 butir.  Prada YW langsung digiring ke Mako Yonif RK 751/VJS untuk dimintai keterangan.

Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Kav Herman Taryaman membenarkan adanya oknum anggota TNI yang diamankan. “Betul pada Rabu sekira pukul 07.40 WIT di pintu pemeriksaan pintu keberangkatan telah diamankan oknum prajurit TNI Prada YW personel dari Yonif RK 751/VJS oleh anggota petugas pengamanan bandara karena membawa barang berupa munisi,” ujar Kapendam kepada Cenderawasih Pos dalam pesan singkatnya, Kamis (9/6).

Prada YW menurut Kapendam membawa munisi tajam kal.5,56 sebanyak 42 butir dan munisi hampa kal. 5,56 sebanyak 2 butir, pada saat akan berangkat izin kedukaan. Setelah diketahui membawa munisi, selanjutnya Prada YW diamankan oleh Provost Yonif RK 751/VJS dan dibawa ke Mayonif RK 751/VJS untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Baca Juga :  Kontak Senjata, TNI Tembak Dua Anggota OPM

“Saat ini proses pemeriksaan dilakukan oleh Pomdam XVII/Cenderawasih untuk mengetahui motif dan tujuan membawa munisi. Apabila melanggar ketentuan, maka akan diproses sesuai hukum yang berlaku,” imbuh Kapendam.

Informasi lain yang diperoleh, dalam tas Prada YW ditemukan banyak dokumen yang berkaitan dengan ijazah dan surat-surat pribadi lainnya.

Sementara itu, dalam rangka menyiapkan langkah antisipasi terhadap berbagai ancaman yang muncul di perairan laut sekitar Papua, Lantamal X Jayapura  menggelar upacara pembukaan Operasi Keamanan Laut dan Penegakan Hukum, Balin Jaladi Wetan 22 di perairan Teluk Humbold.

Danlantamal X Jayapura,  Brigjend TNI (Mar) Feryanto Pardamean Marpaung menjelaskan bahwa tujuan operasi keamanan dan penegakan hukum adalah karena diketahui bersama bahwa kelompok separatis di Papua masih kerap berulah dan jadi masalah utama.

Disamping masih melakukan perlawanan, kelompok ini juga terus membangun kekuatan dan satu upaya yang dilakukan adalah dengan kekuatan senjata.  Dimana berapapun harga senjata tersebut dipastikan akan tetap dibeli sehingga memberi ruang kepada pihak tertentu untuk mendapatkan uang besar dengan proses cepat akhirnya dijuallah senpi ilegal maupun munisi.

“Tapi ada juga pihak asing yang melakukan upaya penyelundupan senjata dan akses laut sangat berpeluang untuk digunakan menjadi jalur transaksi atau masuknya senpi munisi ke Papua,” imbuhnya

Baca Juga :  Pengedar Sabu Ditangkap

Lanjut Danlantamal, tujuan  dari operasi keamanan dan penegakan hukum ini adalah untuk mengantisipasi terjadina upaya-upaya tersebut. Ini dilakukan agar dalam pelaksanaannya nanti semua bisa terukur dan terarah. Ditanya soal negara yang sangat memungkinkan bisa menjadi pemasok, Feryanto menyebutkan jika berdasarkan informasi, Port Moresby masih menjadi kota dengan julukan the most danger city dimana untuk memiliki senjata api illegal di kota ini masih cukup mudah dan yang dikhawatirkan adalah senjata yang beredar di sana disusupkan kemudian naik ke daerah pegunungan.

Selain itu lanjut Danlantamal ada juga  negara yang di masyarakatnya memiliki home industry  untuk membuat senjata api. “Kalau dari utara itu bisa masuk dari Bitung kemudian ke Papua  dan  pernah ditemukan di Nabire. Ini rencananya akan dibawa ke daerah pegunungan sehingga harus diawsi betul,” imbuhnya.

Sementara dari simulasi yang dilakukan, terlihat ada kelompok penjahat yang  berusaha melarikan diri menggunakan speed boat. Hanya upaya melarikan ini terpantau kemudian dikejar. Usai kejar-kejaran, akhirnya pelaku menyerah dan diamankan. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya