Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Miris, Masih Banyak Anak Sekolah Tak Bisa Baca Tulis

Minim Fasilitas Hingga Guru Jarang di Tempat Jadi Penyebab

JAYAPURA – Minimnya fasilitas hingga guru yang jarang berada di tempat menjadi bagian dari faktor pelajar belum bisa baca tulis di Papua. Hal itu disampaikan Sekretaris Pendidikan Provinsi Papua, Terry Wanena, kepada Cenderawasih Pos, Senin (7/10).

Selain faktor guru yang jarang berada di tempat dan fasililtas yang belum memadai di wilayah tersebut, faktor lainnya adalah kurangnya pendampingan dari orang tua ketika anak tersebut berada di rumah.

“Guru yang jarang berada di tempat dan kurangnya pendampingan dari keluarga membuat anak-anak ini tidak memiliki kesempatan untuk belajar membaca maupun menulis,” jelasnya.

Terry menyebut, rata-rata anak kelas 6 hingga kelas 12 ada yang belum bisa membaca. Ia pun mendorong guru harus berada di tempat dan disertai dengan peran semua stakeholder untuk meningkatkan daya baca dan daya tulis anak-anak di Papua.

Baca Juga :  Kapolda Akui Potensi Penimbunan BBM Sangat Memungkinkan

“Guru yang mendapatkan tugas di daerah terpencil harus berada di tempat, jangan tinggalkan tempat tugas,” tegasnya.

Jika sudah mendapat penugasan biasa satu dan lain hal membuat para guru ini tidak betah dan memilih untuk meninggalkan tempat kerja. Karenanya tidak heran beberapa waktu lalu di Dogiyai ada sekolah yang dibakar lantaran  kepala sekolahnya tidak pernah datang dan mengajar.

Untuk meningkatkan minat baca dan tulis bagi para pelajar khususnya yany berada di wilayah pesisir dan terpencil di Papua, Terry meminta ada perhatian khusus dari Pemda setempat terutama para kepala daerahnya.

“Jika tak ada guru di sekolah-sekolah terpencil, Pemdanya harus mendatangkan guru untuk mengajar mereka. Jangan biarkan anak Papua tertinggal,” kata Terry.

Baca Juga :  Forkorus Nilai Polri Belum Merubah Paradigma

Ia tak menampik bahwa perlu kolaborasi untuk memecahkan persoalan ini. Perlu kerja keras semua stakeholder, guru, dinas pendidikan, kepala daerah setempat, kepala kampung, kepala distrik dan pihak terkait untuk sama – sama menumbuhkan kepedulian terhadap pendidikan anak usia dini.

Sementara itu, berdasarkan data yang disusun Bappeda Provinsi Papua tahun 2023, pembangunan bidang pendidikan di Provinsi Papua berdasarkan angka partisipasi sekolah (APS) berada di urutan terakhir. Dimana APS Provinsi Papua dengan rentang usia 7-12 (83,61 persen), 13-15 tahun (80,91 persen), 16-18 tahun (64,15 persen) dan 19-24 tahun (23,89 persen). (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Minim Fasilitas Hingga Guru Jarang di Tempat Jadi Penyebab

JAYAPURA – Minimnya fasilitas hingga guru yang jarang berada di tempat menjadi bagian dari faktor pelajar belum bisa baca tulis di Papua. Hal itu disampaikan Sekretaris Pendidikan Provinsi Papua, Terry Wanena, kepada Cenderawasih Pos, Senin (7/10).

Selain faktor guru yang jarang berada di tempat dan fasililtas yang belum memadai di wilayah tersebut, faktor lainnya adalah kurangnya pendampingan dari orang tua ketika anak tersebut berada di rumah.

“Guru yang jarang berada di tempat dan kurangnya pendampingan dari keluarga membuat anak-anak ini tidak memiliki kesempatan untuk belajar membaca maupun menulis,” jelasnya.

Terry menyebut, rata-rata anak kelas 6 hingga kelas 12 ada yang belum bisa membaca. Ia pun mendorong guru harus berada di tempat dan disertai dengan peran semua stakeholder untuk meningkatkan daya baca dan daya tulis anak-anak di Papua.

Baca Juga :  Peluru Tembus Atap Gereja, Kejutkan Warga Jemaat Saat Misa

“Guru yang mendapatkan tugas di daerah terpencil harus berada di tempat, jangan tinggalkan tempat tugas,” tegasnya.

Jika sudah mendapat penugasan biasa satu dan lain hal membuat para guru ini tidak betah dan memilih untuk meninggalkan tempat kerja. Karenanya tidak heran beberapa waktu lalu di Dogiyai ada sekolah yang dibakar lantaran  kepala sekolahnya tidak pernah datang dan mengajar.

Untuk meningkatkan minat baca dan tulis bagi para pelajar khususnya yany berada di wilayah pesisir dan terpencil di Papua, Terry meminta ada perhatian khusus dari Pemda setempat terutama para kepala daerahnya.

“Jika tak ada guru di sekolah-sekolah terpencil, Pemdanya harus mendatangkan guru untuk mengajar mereka. Jangan biarkan anak Papua tertinggal,” kata Terry.

Baca Juga :  Forkorus Nilai Polri Belum Merubah Paradigma

Ia tak menampik bahwa perlu kolaborasi untuk memecahkan persoalan ini. Perlu kerja keras semua stakeholder, guru, dinas pendidikan, kepala daerah setempat, kepala kampung, kepala distrik dan pihak terkait untuk sama – sama menumbuhkan kepedulian terhadap pendidikan anak usia dini.

Sementara itu, berdasarkan data yang disusun Bappeda Provinsi Papua tahun 2023, pembangunan bidang pendidikan di Provinsi Papua berdasarkan angka partisipasi sekolah (APS) berada di urutan terakhir. Dimana APS Provinsi Papua dengan rentang usia 7-12 (83,61 persen), 13-15 tahun (80,91 persen), 16-18 tahun (64,15 persen) dan 19-24 tahun (23,89 persen). (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya