Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Lima Bulan Dikuasai OPM, TNI Rebut Bandara Agandugume

Satgas Yonif 751/VJS Tuntaskan Operasi Tujuh Hari Delapan Malam

JAKARTA – Sejak awal Maret lalu, Organisasi Papua Merdeka (OPM) menguasai Bandara Agandugume, Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Akibatnya dari dan menuju distrik tersebut putus.

Kondisi memburuk lantaran baru-baru ini lahan pertanian masyarakat setempat terdampak embun upas. Mereka gagal panen dan membutuhkan bantuan logistik. Akhir pekan lalu (5/7) TNI memastikan Bandara Agandugume sudah bebas dari OPM.

Berdasar data dan informasi yang diterima dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) 751/VJS, operasi perebutan Bandara Agandugume dikomando secara langsung oleh Dankolakops Korem 173/PVB Brigjen TNI Frits Wilem Rizard Pelamonia.

”Bandara Agandugume dikuasai oleh OPM sejak awal Maret,” ungkap dia melalui rekaman video yang diterima oleh Jawa Pos kemarin (7/7). Sejak dikuasai oleh OPM, bandara tersebut tidak bisa digunakan.

Baca Juga :  TNI Kirim 400 Personel ke Papua

OPM memasang palang menggunakan bebatuan dan tiang gawang. Tidak hanya itu, mereka menembaki pesawat yang hendak mendarat di Bandara Agandugume. Sehingga pesawat tidak bisa mendarat di bandara tersebut.

”Pesawat ditembaki karena dikuasai oleh OPM. Bagaimana mau membangun (Agandugume) kalau masih dikuasai seperti itu. Sehingga kami harus merebut dulu Agandugume,” terang Frits.

Jenderal bintang satu TNI AD itu menyatakan bahwa masyarakat Agandugume membutuhkan gudang logistik sebagai tempat menyimpan persediaan makanan. Sehingga ketika gagal panen atau muncul masalah lain, mereka tidak langsung kekurangan logistik sampai kelaparan.

”Kini Agandugume telah diamankan untuk kepentingan pembangunan infrastruktur yang penting bagi kesejahteraan masyarakat,” kata jenderal bintang satu TNI AD itu.

Untuk mencapai Agandugume, Satgas Yonif 751/VJS harus melalui medan berat. Meski jarak dari Distrik Sinak menuju Distrik Agandugume hanya 31 kilometer, mereka butuh tujuh hari delapan malam untuk memastikan Bandara Agandugume bebas dari OPM.

Baca Juga :  Dulu Ditentang Keluarganya Saat Sekolah Pastor

”Pengamanan ini dilakukan sebagai langkah awal dalam membangun gudang logistik yang akan membantu mengatasi kelaparan yang melanda Agandugume,” imbuh Frits.

Menurut dia, operasi yang dilakukan oleh Satgas Yonif 751/VJS tersebut dilaksanakan sesuai instruksi dari Presiden Joko Widodo.

”Masyarakat di sini sebelumnya mengalami dampak serius dari musibah embun upas yang merusak tanaman pertanian mereka,” terang Frits.

Selanjutnya, tim yang sudah berada di Agandugume akan langsung memulai pembangunan gudang logistik. Mereka juga terus bersiaga untuk memastikan gangguan OPM tidak kembali muncul. (syn/)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Satgas Yonif 751/VJS Tuntaskan Operasi Tujuh Hari Delapan Malam

JAKARTA – Sejak awal Maret lalu, Organisasi Papua Merdeka (OPM) menguasai Bandara Agandugume, Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Akibatnya dari dan menuju distrik tersebut putus.

Kondisi memburuk lantaran baru-baru ini lahan pertanian masyarakat setempat terdampak embun upas. Mereka gagal panen dan membutuhkan bantuan logistik. Akhir pekan lalu (5/7) TNI memastikan Bandara Agandugume sudah bebas dari OPM.

Berdasar data dan informasi yang diterima dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) 751/VJS, operasi perebutan Bandara Agandugume dikomando secara langsung oleh Dankolakops Korem 173/PVB Brigjen TNI Frits Wilem Rizard Pelamonia.

”Bandara Agandugume dikuasai oleh OPM sejak awal Maret,” ungkap dia melalui rekaman video yang diterima oleh Jawa Pos kemarin (7/7). Sejak dikuasai oleh OPM, bandara tersebut tidak bisa digunakan.

Baca Juga :  Prajurit TNI Tewas Karena Peluru Sendiri

OPM memasang palang menggunakan bebatuan dan tiang gawang. Tidak hanya itu, mereka menembaki pesawat yang hendak mendarat di Bandara Agandugume. Sehingga pesawat tidak bisa mendarat di bandara tersebut.

”Pesawat ditembaki karena dikuasai oleh OPM. Bagaimana mau membangun (Agandugume) kalau masih dikuasai seperti itu. Sehingga kami harus merebut dulu Agandugume,” terang Frits.

Jenderal bintang satu TNI AD itu menyatakan bahwa masyarakat Agandugume membutuhkan gudang logistik sebagai tempat menyimpan persediaan makanan. Sehingga ketika gagal panen atau muncul masalah lain, mereka tidak langsung kekurangan logistik sampai kelaparan.

”Kini Agandugume telah diamankan untuk kepentingan pembangunan infrastruktur yang penting bagi kesejahteraan masyarakat,” kata jenderal bintang satu TNI AD itu.

Untuk mencapai Agandugume, Satgas Yonif 751/VJS harus melalui medan berat. Meski jarak dari Distrik Sinak menuju Distrik Agandugume hanya 31 kilometer, mereka butuh tujuh hari delapan malam untuk memastikan Bandara Agandugume bebas dari OPM.

Baca Juga :  TNI-Polri Duduki Jabatan ASN dengan Batasan Tertentu

”Pengamanan ini dilakukan sebagai langkah awal dalam membangun gudang logistik yang akan membantu mengatasi kelaparan yang melanda Agandugume,” imbuh Frits.

Menurut dia, operasi yang dilakukan oleh Satgas Yonif 751/VJS tersebut dilaksanakan sesuai instruksi dari Presiden Joko Widodo.

”Masyarakat di sini sebelumnya mengalami dampak serius dari musibah embun upas yang merusak tanaman pertanian mereka,” terang Frits.

Selanjutnya, tim yang sudah berada di Agandugume akan langsung memulai pembangunan gudang logistik. Mereka juga terus bersiaga untuk memastikan gangguan OPM tidak kembali muncul. (syn/)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya