Friday, April 26, 2024
33.7 C
Jayapura

Kapolda: Serahkan Diri dan Kembali ke Masyarakat, Kita Berikan Maaf

Irjen Pol Mathius D Fakhiri ( FOTO: Elfira/Cepos)

JAYAPURA- Kembalinya Gubernur Negara Republik Federal Papua (NRFPB) Provinsi Meepago beserta 17 orang pengikutunya ke pangkuan NKRI, disambut baik oleh Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri.

“Kami harap setelah dia sadar,  dia mau kembali kepada masyarakat dan melakukan hal-hal yang sebagaimana warga negara biasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya di Kabupaten Nabire,” ungkap Kapolda Mathius Fakhiri di Timika, Jumat (7/5).

Menurut Mathius Fakhiri, semakin banyak organisasi kelompok masyarakat yang sebelumnya membangkang terhadap negara dan jika mau kembali ke NKRI, dirinya sangat bersyukur. Diharapkan banyak kelompok yang berseberangan kembali ke NKRI.

“Kalau mereka menyerahkan diri, ya kami memberikan maaf, yang penting dia bisa kembali kepada masyarakat dan mau melakukan aktivitas sebagaimana masyarakat biasa. Saya akan memberikan konpensasinya,” ucapnya.
Dirinya berharap bagi kelompok yang berjuang dengan senjata api segera menyerahkan senjata api dan kembali di kampungnya. Membangun kampungnya bersama masyarakat itu syarat yang sangat mudah. “Untuk perbuatan mereka bisa kita maafkan,” tegas Kapolda.
Menurut Kapolda, NRFPB lahir di daerah Sentani tepatnya di Kampung Kertosari dengan pimpinanya Forkorus saat itu. Kelompok ini didirikan tahun 2010, dimana Mathius Fakhiri saat itu masih menjabat sebagai Kapolres Jayapura.

Baca Juga :  Kantor Bupati Dirusak, Kantor Disnaker dan PMK Dibakar

Sepak terjang kelompok ini setelah terbentuk tahun 2010silam banyak main dengan tulisan saja, mengangkat diri sendiri. Kalau ada banyak kegiatan menonjol dia tampil lagi seperti kejadian  RDPW di Merauke beberapa waktu lalu. “Marilah kita berpikir yang rasioanl untuk bagiaman menjadi warga negara yang baik,” pinta Kapolda.

Disinggung apakah ada sayap politik mereka yang lain, Kapolda menyebut kelompok ini memiliki sayap politik lebih dari satu. Menurutnya banyak yang bisa tampil selain ULMWP dan KNPB. 

“Itu sayap sayap politik mereka. Di bawah KNPB juga ada sayap politiknya. Kita berusaha secara soft  melakukan komunikasi selama mereka masih pada batas koridor yang tidak melanggar hukum, kita akan ingatkan. Tetapi kalau melanggar hukum kita akan tindak sesuai degan prosedur yang berlaku,” tutupnya.

Baca Juga :  12 Jam, Bahas Isu Rasisme hingga Pelanggaran HAM di Papua

Sebelumnya, NRFPB  Provinsi Meepago Nabire Alex Hamberi bersama 17 orang pengikutnya  kembali kepangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Selasa (4/5) malam.

Di hadapan para ketua Adat Kampung Sima dan Aparat NKRI, 18 orang tersebut mengaku menyerahkan diri kembali kepada NKRI. Mereka juga membentang bendera merah putih sekaligus menciumnya. (fia/nat)

Irjen Pol Mathius D Fakhiri ( FOTO: Elfira/Cepos)

JAYAPURA- Kembalinya Gubernur Negara Republik Federal Papua (NRFPB) Provinsi Meepago beserta 17 orang pengikutunya ke pangkuan NKRI, disambut baik oleh Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri.

“Kami harap setelah dia sadar,  dia mau kembali kepada masyarakat dan melakukan hal-hal yang sebagaimana warga negara biasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya di Kabupaten Nabire,” ungkap Kapolda Mathius Fakhiri di Timika, Jumat (7/5).

Menurut Mathius Fakhiri, semakin banyak organisasi kelompok masyarakat yang sebelumnya membangkang terhadap negara dan jika mau kembali ke NKRI, dirinya sangat bersyukur. Diharapkan banyak kelompok yang berseberangan kembali ke NKRI.

“Kalau mereka menyerahkan diri, ya kami memberikan maaf, yang penting dia bisa kembali kepada masyarakat dan mau melakukan aktivitas sebagaimana masyarakat biasa. Saya akan memberikan konpensasinya,” ucapnya.
Dirinya berharap bagi kelompok yang berjuang dengan senjata api segera menyerahkan senjata api dan kembali di kampungnya. Membangun kampungnya bersama masyarakat itu syarat yang sangat mudah. “Untuk perbuatan mereka bisa kita maafkan,” tegas Kapolda.
Menurut Kapolda, NRFPB lahir di daerah Sentani tepatnya di Kampung Kertosari dengan pimpinanya Forkorus saat itu. Kelompok ini didirikan tahun 2010, dimana Mathius Fakhiri saat itu masih menjabat sebagai Kapolres Jayapura.

Baca Juga :  Yuni Wonda: Saya Lantik Pejabat Untuk Jadi Pemimpin Papua Dan Miniatur Indonesia

Sepak terjang kelompok ini setelah terbentuk tahun 2010silam banyak main dengan tulisan saja, mengangkat diri sendiri. Kalau ada banyak kegiatan menonjol dia tampil lagi seperti kejadian  RDPW di Merauke beberapa waktu lalu. “Marilah kita berpikir yang rasioanl untuk bagiaman menjadi warga negara yang baik,” pinta Kapolda.

Disinggung apakah ada sayap politik mereka yang lain, Kapolda menyebut kelompok ini memiliki sayap politik lebih dari satu. Menurutnya banyak yang bisa tampil selain ULMWP dan KNPB. 

“Itu sayap sayap politik mereka. Di bawah KNPB juga ada sayap politiknya. Kita berusaha secara soft  melakukan komunikasi selama mereka masih pada batas koridor yang tidak melanggar hukum, kita akan ingatkan. Tetapi kalau melanggar hukum kita akan tindak sesuai degan prosedur yang berlaku,” tutupnya.

Baca Juga :  Ada Kelompok Lain yang "Mengerjai" Egianus Kogoya

Sebelumnya, NRFPB  Provinsi Meepago Nabire Alex Hamberi bersama 17 orang pengikutnya  kembali kepangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Selasa (4/5) malam.

Di hadapan para ketua Adat Kampung Sima dan Aparat NKRI, 18 orang tersebut mengaku menyerahkan diri kembali kepada NKRI. Mereka juga membentang bendera merah putih sekaligus menciumnya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya