Friday, April 19, 2024
25.7 C
Jayapura

KKB Sebinus Waker Berulah, Guru SD Ditembak Mati

KORBAN PENEMBAKAN: Jenazah Oktovianus Rayo (43) seorang guru SD korban penembakan KKB saat saat berada di Puskesmas Beoga, Kabupaten Puncak, Kamis (8/4). ( foto: Polres Puncak for Cepos)

*Kapolda: Hanya Orang yang Tidak Punya Nurani Berani Menembak Guru

JAYAPURA-Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Sabinus Waker berulah dengan menembak seorang guru SD bernama Oktovianus Rayo (43) hingga tewas di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Kamis (8/4).

Guru Oktovianus tewas dengan dua luka tembak di bagian rusuk kanan. Penembakan ini bermula saat orang tak dikenal (OTK) yang diduga anggota KKB pimpinan Sabinus Waker mendatangi rumah korban.

Korban saat itu sedang menjaga kios, lalu pelaku masuk dan langsung menembak korban yang mengenai rusuk kanan hingga mengakibatkan luka lubang sebanyak dua lubang tembakan tidak tembus.

Mengetahui guru Oktovianus ditembak, para tokoh agama atau pendeta dan guru lainnya membawa korban dari tempat kejadian perkara (TKP) dengan cara ditandu. Korban dibawa ke Puskesmas Beoga guna mendapatkan tindakan medis.

Kapolda Papua Irjen Pol Matius D Fakhiri mengutuk keras tindakan tersebut. Karena tenaga pendidikan seharusnya dijaga dan dilindungi. Sebab mereka mendidik masyarakat Sumber Daya Manusia (SDM) Papua. Namun dengan kejamnya kelompok ini melakukan penembakan terhadap guru. 

Baca Juga :  Miliki Amunisi  Ilegal Dua Anggota TNI dan Satu Kepala Kampung Dibekuk

“Guru dan tenaga medis tidak boleh dilakukan kekerasan oleh siapapun termasuk KKB. Saya selaku Kapolda mengutuk keras tindakan ini. Kami akan mengambil langkah langkah penindakan untuk penegakan hukum mencari siapa pelakunya,” papar Kapolda.

Lanjut Kapolda, diperkirakan pelaku adalah kelompok Sabinus Waker yang sedang menuju ke ilaga  atas undangan Lekagak Talenggen. Dalam perjalanan menuju Ilaga, kelompok ini melakukan penembakan terhadap pahlawan tanpa tanda jasa ini.

“Kelompok ini ke Ilaga dalam rangka penyelesaian perang suku. Saya berharap ada intervensi dari pemerintah daerah setempat sehingga orang-orang yang bukan warga Ilaga bisa keluar dari Ilaga dan tidak  melakukan kekacauan Kamtibmas di Puncak,” pinta Fakhiri. 

Dikatakan, penembakan terhadap guru tersebut berdampak pada dunia pendidikan dan lainnya. Fakhiri menegaskan bahwa hanya orang-orang bodoh yang tidak punya nurani melakukan penembakan terhadap guru.

“Kasihan tenaga guru. Siapa lagi yang mau mengajar di pedalaman. Jangan lihat  dia suku apa, tapi kita harus menghargai itu mereka mencerdaskan anak-anak Papua,” tegasnya.

Baca Juga :  13 Kepala Daerah Diimbau Masifkan Otsus dan DOB Papua

Untuk situasi Puncak lanjut Kapolda sudah bisa dikendalikan, anggota Polri dibantu para tokoh yang ada di sana. Fakhiri berharap para tokoh bersama aparat TNI-Polri  melakukan pendekatan persuasif. “Kami akan menyusun perkuatan untuk naik ke ilaga melakukan penindakan,” tambahnya.

Sementara itu, dari data yang ada, jumlah KKB dari Kodap III Kemabu dan kelompok Yambi kurang lebih 75 orang dengan kekuatan senjata 30 pucuk laras panjang dan pendek. Kapolsek bersama Danramil koordinasi dengan para tokoh agama dan guru untuk melakukan negosiasi kepada pihak ketiga untuk meminta agar korban bisa dievakuasi ke Puskesmas.

Selain itu, ada korban lain yang sempat mengamankan diri saat kedatangan KKB termasuk isteri korban dan dua kerabat korban. Ketiga orang tersebut sebelumnya bersembunyi di dalam kamar mandi saat pintu digedor KKB. (fia/nat)

KORBAN PENEMBAKAN: Jenazah Oktovianus Rayo (43) seorang guru SD korban penembakan KKB saat saat berada di Puskesmas Beoga, Kabupaten Puncak, Kamis (8/4). ( foto: Polres Puncak for Cepos)

*Kapolda: Hanya Orang yang Tidak Punya Nurani Berani Menembak Guru

JAYAPURA-Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Sabinus Waker berulah dengan menembak seorang guru SD bernama Oktovianus Rayo (43) hingga tewas di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Kamis (8/4).

Guru Oktovianus tewas dengan dua luka tembak di bagian rusuk kanan. Penembakan ini bermula saat orang tak dikenal (OTK) yang diduga anggota KKB pimpinan Sabinus Waker mendatangi rumah korban.

Korban saat itu sedang menjaga kios, lalu pelaku masuk dan langsung menembak korban yang mengenai rusuk kanan hingga mengakibatkan luka lubang sebanyak dua lubang tembakan tidak tembus.

Mengetahui guru Oktovianus ditembak, para tokoh agama atau pendeta dan guru lainnya membawa korban dari tempat kejadian perkara (TKP) dengan cara ditandu. Korban dibawa ke Puskesmas Beoga guna mendapatkan tindakan medis.

Kapolda Papua Irjen Pol Matius D Fakhiri mengutuk keras tindakan tersebut. Karena tenaga pendidikan seharusnya dijaga dan dilindungi. Sebab mereka mendidik masyarakat Sumber Daya Manusia (SDM) Papua. Namun dengan kejamnya kelompok ini melakukan penembakan terhadap guru. 

Baca Juga :  13 Kepala Daerah Diimbau Masifkan Otsus dan DOB Papua

“Guru dan tenaga medis tidak boleh dilakukan kekerasan oleh siapapun termasuk KKB. Saya selaku Kapolda mengutuk keras tindakan ini. Kami akan mengambil langkah langkah penindakan untuk penegakan hukum mencari siapa pelakunya,” papar Kapolda.

Lanjut Kapolda, diperkirakan pelaku adalah kelompok Sabinus Waker yang sedang menuju ke ilaga  atas undangan Lekagak Talenggen. Dalam perjalanan menuju Ilaga, kelompok ini melakukan penembakan terhadap pahlawan tanpa tanda jasa ini.

“Kelompok ini ke Ilaga dalam rangka penyelesaian perang suku. Saya berharap ada intervensi dari pemerintah daerah setempat sehingga orang-orang yang bukan warga Ilaga bisa keluar dari Ilaga dan tidak  melakukan kekacauan Kamtibmas di Puncak,” pinta Fakhiri. 

Dikatakan, penembakan terhadap guru tersebut berdampak pada dunia pendidikan dan lainnya. Fakhiri menegaskan bahwa hanya orang-orang bodoh yang tidak punya nurani melakukan penembakan terhadap guru.

“Kasihan tenaga guru. Siapa lagi yang mau mengajar di pedalaman. Jangan lihat  dia suku apa, tapi kita harus menghargai itu mereka mencerdaskan anak-anak Papua,” tegasnya.

Baca Juga :  Ini Penyebab Terbakarnya Satu Unit Rumah di Entrop

Untuk situasi Puncak lanjut Kapolda sudah bisa dikendalikan, anggota Polri dibantu para tokoh yang ada di sana. Fakhiri berharap para tokoh bersama aparat TNI-Polri  melakukan pendekatan persuasif. “Kami akan menyusun perkuatan untuk naik ke ilaga melakukan penindakan,” tambahnya.

Sementara itu, dari data yang ada, jumlah KKB dari Kodap III Kemabu dan kelompok Yambi kurang lebih 75 orang dengan kekuatan senjata 30 pucuk laras panjang dan pendek. Kapolsek bersama Danramil koordinasi dengan para tokoh agama dan guru untuk melakukan negosiasi kepada pihak ketiga untuk meminta agar korban bisa dievakuasi ke Puskesmas.

Selain itu, ada korban lain yang sempat mengamankan diri saat kedatangan KKB termasuk isteri korban dan dua kerabat korban. Ketiga orang tersebut sebelumnya bersembunyi di dalam kamar mandi saat pintu digedor KKB. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya