Saturday, April 20, 2024
30.7 C
Jayapura

Uskup Jayapura Instruksikan Ibadah di Rumah

PERSIAPAN: Dua orang petugas sedang melakukan persiapan untuk menggelar misa secara live streaming di Paroki Kristus Terang Dunia, Waena, Distrik Heram, kemarin.  ( FOTO: Yewen/Cepos)

Terkait Ibadah Kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam Paskah

JAYAPURA- Dalam rangka pencegahan terhadap virus Corona atau Covid-19 di Provinsi Papua, khususnya di wilayah Keuskupan Jayapura, maka Uskup Keuskupan Jayapura, Mrg. Leo Laba Ladjar, OFM dalam surat edarannya menginstruksikan kepada seluruh umat di setiap paroki untuk melaksanakan ibadah misa dari rumah dan mengikuti melalui penyediaan perayaan ibadah misa melalui live streaming yang disiapkan oleh masing-masing paroki. 

Tidak hanya itu, Uskup Jayapura, Mrg. Leo Laba Ladjar juga memberikan instruksi mengenai beberapa hal yang harus dilakukan oleh para imam dan para umat di setiap paroki dalam menjalankan masa-masa perayaan Paskah dan Pekan Suci di masing-masing paroki yang berada di wilayah Keuskupan Jayapura.

“Untuk Kamis Putih, acara cuci kaki dengan sendirinya ditiadakan. Pemindahan sakramen dan tuguran ditiadakan. Sibori langsung disimpan di Tabernakel. Tidak ditutup kesempatan untuk umat secara pribadi mau adorasi di depan Tabernakel,” katanya saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (8/4).

Baca Juga :  Peredaran Sabu Masuk Area Tambang di Papua

Untuk Jumat Agung, Uskup Laba Ladjar mengatakan, ibadah sabda seperti biasa, dengan kisah sengsara yang dibacakan dengan agung atau dinyanyikan seperti lazimnya. 

Doa umat universal menurutnya juga dibawakan dengan agung oleh manusia yang ada dalam situasi pandemi dan korban-korban Covid-19. Doa Gereja universal itu ditutup dengan menyanyikan Bapa Kami. Lalu Imam memberikan berkat penutup. Tidak ada acara komuni.

“Penghormatan salib. Salib yang besar sudah dari awal diletakkan di kaki altar. Sesudah berkat penutup Imam disusul yang lain berlutut menyembah, tidak mencium atau meraba. Proses menyembah diiringi dengan nyanyian sengsara atau salib. Imam meninggalkan altar dalam suasana hening. Suasana hening bisa dimanfaatkan oleh yang hadir untuk doa dan adorasi pribadi di depan salib,” ucapnya.

Untuk Vigili atau Malam Paskah sendiri, Uskup Laba Ladjar menyatakan, pemberkatan lilin Paskah dilaksanakan di panti imam. Lilin Paskah yang bernyala diangkat imam sambil menyerukan Terang Kristus dan umat menyerukan Syukur kepada Allah, tiga kali. Lilin Paskah ditancapkan lalu Pujian Persembahan.

Baca Juga :  DBD di Asmat Tembus 97 Kasus

“Liturgi sabda meliputi, bacaan PI, bisa dua saja: Penciptaan dan Kelurahan. Lalu Epistola. Pembaruan Janji Baptis tetap ada, tetapi tidak ada acara pemberkatan air baptis dan pembaptisan. Untuk Hari Minggu Paskah seperti biasa,” ujarnya.

Uskup Laba Ladjar juga meminta kepada Pastor atau petugas paroki dan pengurus agar ada buku atau bahan liturgi di setiap keluarga agar umat bisa berdoa sendiri dalam keluarga atau ikut dari jauh melalui salurun streaming kalau ada.

“Untuk gereja-gereja di pedalaman hendaknya lihat situasi. Kalau ada yang baru datang dari daerah lain yang sudah terjangkit virus, orang itu diminta untuk tinggal saja di rumah. Baiklah berkonsultasi dengan petugas kesehatan setempat,” pungkasnya. (bet/nat)

PERSIAPAN: Dua orang petugas sedang melakukan persiapan untuk menggelar misa secara live streaming di Paroki Kristus Terang Dunia, Waena, Distrik Heram, kemarin.  ( FOTO: Yewen/Cepos)

Terkait Ibadah Kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam Paskah

JAYAPURA- Dalam rangka pencegahan terhadap virus Corona atau Covid-19 di Provinsi Papua, khususnya di wilayah Keuskupan Jayapura, maka Uskup Keuskupan Jayapura, Mrg. Leo Laba Ladjar, OFM dalam surat edarannya menginstruksikan kepada seluruh umat di setiap paroki untuk melaksanakan ibadah misa dari rumah dan mengikuti melalui penyediaan perayaan ibadah misa melalui live streaming yang disiapkan oleh masing-masing paroki. 

Tidak hanya itu, Uskup Jayapura, Mrg. Leo Laba Ladjar juga memberikan instruksi mengenai beberapa hal yang harus dilakukan oleh para imam dan para umat di setiap paroki dalam menjalankan masa-masa perayaan Paskah dan Pekan Suci di masing-masing paroki yang berada di wilayah Keuskupan Jayapura.

“Untuk Kamis Putih, acara cuci kaki dengan sendirinya ditiadakan. Pemindahan sakramen dan tuguran ditiadakan. Sibori langsung disimpan di Tabernakel. Tidak ditutup kesempatan untuk umat secara pribadi mau adorasi di depan Tabernakel,” katanya saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (8/4).

Baca Juga :  Banyak Kendala, 30 Kejadian Kebakaran Tidak Teratasi Dengan Baik

Untuk Jumat Agung, Uskup Laba Ladjar mengatakan, ibadah sabda seperti biasa, dengan kisah sengsara yang dibacakan dengan agung atau dinyanyikan seperti lazimnya. 

Doa umat universal menurutnya juga dibawakan dengan agung oleh manusia yang ada dalam situasi pandemi dan korban-korban Covid-19. Doa Gereja universal itu ditutup dengan menyanyikan Bapa Kami. Lalu Imam memberikan berkat penutup. Tidak ada acara komuni.

“Penghormatan salib. Salib yang besar sudah dari awal diletakkan di kaki altar. Sesudah berkat penutup Imam disusul yang lain berlutut menyembah, tidak mencium atau meraba. Proses menyembah diiringi dengan nyanyian sengsara atau salib. Imam meninggalkan altar dalam suasana hening. Suasana hening bisa dimanfaatkan oleh yang hadir untuk doa dan adorasi pribadi di depan salib,” ucapnya.

Untuk Vigili atau Malam Paskah sendiri, Uskup Laba Ladjar menyatakan, pemberkatan lilin Paskah dilaksanakan di panti imam. Lilin Paskah yang bernyala diangkat imam sambil menyerukan Terang Kristus dan umat menyerukan Syukur kepada Allah, tiga kali. Lilin Paskah ditancapkan lalu Pujian Persembahan.

Baca Juga :  PemProv: Pedagang dan Distributor Tidak MenaiKkan Harga Barang Seenaknya

“Liturgi sabda meliputi, bacaan PI, bisa dua saja: Penciptaan dan Kelurahan. Lalu Epistola. Pembaruan Janji Baptis tetap ada, tetapi tidak ada acara pemberkatan air baptis dan pembaptisan. Untuk Hari Minggu Paskah seperti biasa,” ujarnya.

Uskup Laba Ladjar juga meminta kepada Pastor atau petugas paroki dan pengurus agar ada buku atau bahan liturgi di setiap keluarga agar umat bisa berdoa sendiri dalam keluarga atau ikut dari jauh melalui salurun streaming kalau ada.

“Untuk gereja-gereja di pedalaman hendaknya lihat situasi. Kalau ada yang baru datang dari daerah lain yang sudah terjangkit virus, orang itu diminta untuk tinggal saja di rumah. Baiklah berkonsultasi dengan petugas kesehatan setempat,” pungkasnya. (bet/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya