WAMENA — DPRP Papua Pegunungan, mendesak aparat keamanan untuk memberikan jaminan keselamatan bagi masyarakat atau keluarga yang melakukan pencarian terhadap korban longsor di Distrik Dal dan Distrik Mebrok, hal ini disebabkan karena warga merasa takut dengan adanya sejumlah pos militer di sekitar lokasi bencana.
Anggota DPRP Papua Pegunungan Semianus Wandikbo mengaku jika diketahui musibah longsor di Distrik Dal dan Distrik Mebrok, terjadi Sabtu sore (1/11) sekitar pukul 17.00 WIT dimana meluapnya air kali Yuguru yang membawa material tanah, batu serta, kayu hingga membuat 23 warga dilaporkan meninggal dunia, dan sebagian besar masih tertimbun material longsor di lokasi kejadian.
“Ini peristiwa atau musibah besar yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut. Dulu paling satu dua orang pernah jadi korban longsor, tapi kali ini 23 orang meninggal. Ini luar biasa. Sampai hari ini belum semua korban ditemukan,”ungkapnya.
Menurut Semianus, pemerintah kabupaten telah menurunkan tim dari keluarga korban ke lokasi, namun kondisi medan yang berat dan banyaknya pos aparat membuat mereka tak nyaman sehingga proses pencarian 23 Korban terhambat.
Dari laporan terakhir melalui SSB, satu korban telah ditemukan di wilayah Yuguru, namun tujuh orang lainnya belum ditemukan.
“Di bagian bawah itu ada beberapa pos militer, jadi masyarakat tidak bisa masuk tanpa pengamanan. Kami sudah siapkan tiga mobil untuk mengirim tim dari Kiawagi menuju Yuguru. Perjalanan bisa sampai tiga malam,” katanya.
WAMENA — DPRP Papua Pegunungan, mendesak aparat keamanan untuk memberikan jaminan keselamatan bagi masyarakat atau keluarga yang melakukan pencarian terhadap korban longsor di Distrik Dal dan Distrik Mebrok, hal ini disebabkan karena warga merasa takut dengan adanya sejumlah pos militer di sekitar lokasi bencana.
Anggota DPRP Papua Pegunungan Semianus Wandikbo mengaku jika diketahui musibah longsor di Distrik Dal dan Distrik Mebrok, terjadi Sabtu sore (1/11) sekitar pukul 17.00 WIT dimana meluapnya air kali Yuguru yang membawa material tanah, batu serta, kayu hingga membuat 23 warga dilaporkan meninggal dunia, dan sebagian besar masih tertimbun material longsor di lokasi kejadian.
“Ini peristiwa atau musibah besar yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut. Dulu paling satu dua orang pernah jadi korban longsor, tapi kali ini 23 orang meninggal. Ini luar biasa. Sampai hari ini belum semua korban ditemukan,”ungkapnya.
Menurut Semianus, pemerintah kabupaten telah menurunkan tim dari keluarga korban ke lokasi, namun kondisi medan yang berat dan banyaknya pos aparat membuat mereka tak nyaman sehingga proses pencarian 23 Korban terhambat.
Dari laporan terakhir melalui SSB, satu korban telah ditemukan di wilayah Yuguru, namun tujuh orang lainnya belum ditemukan.
“Di bagian bawah itu ada beberapa pos militer, jadi masyarakat tidak bisa masuk tanpa pengamanan. Kami sudah siapkan tiga mobil untuk mengirim tim dari Kiawagi menuju Yuguru. Perjalanan bisa sampai tiga malam,” katanya.