Bakar Satu Rumah Warga di Ilaga
JAYAPURA-Ketegangan terkait keamanan di Ilaga Kabupaten Puncak nampaknya tidak berhenti. Baru dua hari tenang, eskalasi naik lagi.
Kabupaten ini menjadi satu dari lima kabupaten yang ditandai oleh aparat keamanan untuk lebih mawas diri dan memperketat pengananan khususnya di pos masing-masing. Kabar terbaru di Ilaga adalah terjadinya pembakaran satu unit rumah milik Yusuf yang lokasinya berdekatan dengan PT Modern di Kampung Kimak, Distrik Ilaga.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menjelaskan bahwa pembakaran satu unit rumah di Ilaga ini terjadi sekira pukul 18.05 WIT yang diawali dengan terdengar letusan senjata api yang diduga dari senjata api genggam (pistol).
Polisi masih mencari tahu apa alasan adanya tembakan tersebut. “Apakah ini memberikan sandi atau sinyal, sebab biasa seperti itu,” kata Kamal kepada wartawan di Polda, Rabu (6/4).
Dari informasi yang diperoleh Cenderawasih Pos, saat terjadi pembakaran terdengar suara waita dari sekelompok orang. Suara ini biasa dikeluarkan oleh masyarakat setempat sambil berlari-lari kecil. “Jadi itu sempat termonitor oleh pos dan Polres di sana kemudian tak lama ada pembakaran rumah. Lalu setelah itu anggota kami mendapat telepon dari warga yang dekat dengan lokasi kemudian meminta untuk dievakuasi,” kata Kamal.
Setelah memastikan situasi aman, Komandan Sektor Brimob BKO Damai Cartenz, Kompol Wugan dan Wakapolres Puncak, AKP. Yosep Tato langsung mendekati lokasi dan mengevakuasi 12 warga sambil berupaya menenangkan para warga yang dievakuasi.
“Jadi warga ini sempat terkejut dengan suara tembakan termasuk pembakaran rumah dekat mereka. Tapi mereka langsung dikembalikan ke rumah masing-masing malamnya,” ujar Kamal. Disini Kamal menyayangkan aksi tersebut karena pada umumnya masyarakat sudah tenang dan mulai beraktivitas seperti biasa. Tapi dengan bentuk kekerasan serta teror ini akhirnya masyarakat kembali ketakutan. Polisi sendiri mulai menelusuri latar belakang pembakaran rumah tersebut, apakah ada misskomunikasi antara korban dan KKB atau ada hal lain. Sebab setelah membakar kelompok tersebut langsung pergi. “Kami masih dalami apakah ada kaitan dengan tewasnya Aliteu Kogoya ini atau tidak. Kami masih meminta keterangan dari korban. Lalu dalam menjalankan tugas, Satgas Damai Cartenz lebih banyak melakukan tindakan preemtiv. Jjadi tak ada istilah saling balas, sebab TNI-Polri pastinya hanya menjalankan tugas pokoknya,” tutup Kamal. (ade/nat)