Monday, March 10, 2025
30.7 C
Jayapura

Efisiensi Anggaran Turut Pengaruhi Deflasi di Papua

JAYAPURA – Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Papua menyebut Papua alami deflasi imbas dari daya beli masyarakat yang menurun. Sebagaimana data Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat terjadi deflasi sebesar 0,48 persen pada Februari 2025.

“Menurunnya daya beli masyarakat turut mempengaruhi deflasi kita saat ini,” kata Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Papua, Hartati Sofia Iwanggin, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (5/3).

Ia menambahkan, ini juga tak terlepas dengan adanya efisiensi anggaran yang sedang terjadi. Sebab menurut Hartati, permintaan barang paling banyak dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Pada umumnya permintaan paling tinggi itu dari kalangan ASN, ketika daya beli mereka menurun seiring dengan adanya efisiensi anggaran, maka ini memicu terjadinya deflasi,” bebernya.

Baca Juga :  Buah Penantian Enam  Tahun

Untuk mendorong daya beli ASN, yang perlu dilakukan kata Hartati adalah proses Tunjangan Hari Raya (THR) dipercepat, sehingga bisa mendorong daya beli masyarakat termasuk ASN.

“Proses pembayaran THR dan Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) bagi ASN harus diproses cepat, sehingga mereka bisa berbelanja,” imbuhnya. Selain itu kata Hartati, yang terpenting adalah perlu dilakukan operasi pasar dan melakukan pasar murah dalam rangka hari besar keagamaan nasional.

“Nantinya akan dilaksanakan pasar murah seluruh Indonesia, kick offnya pada 24 Februari sesuai arahan badan pangan nasional (Bapanas). Tetapi kami Perdagangan dan Perindustrian akan menyelenggarakannya selama tiga kali,” terangnya.

Kata Hartati, Perdagangan dan Perindustrian akan menggelar pasar murah selama tiga kali di lokasi berbeda selama Ramadan. Yang salah satunya H-3 sebelum Lebaran.

Baca Juga :  DKLH Papua Setor Rp 50 Miliar ke Kas Negara

“Kabupaten/kota juga didorong menggelar pasar murah dan operasi pasar di wilayahnya masing-masing,” ujarnya. Hartati meminta bagi instansi yang hendak melakukan pasar murah, perlu berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian agar diketahui berapa kali pelaksanaan pasar murah di Papua. (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA – Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Papua menyebut Papua alami deflasi imbas dari daya beli masyarakat yang menurun. Sebagaimana data Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat terjadi deflasi sebesar 0,48 persen pada Februari 2025.

“Menurunnya daya beli masyarakat turut mempengaruhi deflasi kita saat ini,” kata Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Papua, Hartati Sofia Iwanggin, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (5/3).

Ia menambahkan, ini juga tak terlepas dengan adanya efisiensi anggaran yang sedang terjadi. Sebab menurut Hartati, permintaan barang paling banyak dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Pada umumnya permintaan paling tinggi itu dari kalangan ASN, ketika daya beli mereka menurun seiring dengan adanya efisiensi anggaran, maka ini memicu terjadinya deflasi,” bebernya.

Baca Juga :  Waspada, Kejahatan Terhadap Anak di Bawah Umur Marak

Untuk mendorong daya beli ASN, yang perlu dilakukan kata Hartati adalah proses Tunjangan Hari Raya (THR) dipercepat, sehingga bisa mendorong daya beli masyarakat termasuk ASN.

“Proses pembayaran THR dan Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) bagi ASN harus diproses cepat, sehingga mereka bisa berbelanja,” imbuhnya. Selain itu kata Hartati, yang terpenting adalah perlu dilakukan operasi pasar dan melakukan pasar murah dalam rangka hari besar keagamaan nasional.

“Nantinya akan dilaksanakan pasar murah seluruh Indonesia, kick offnya pada 24 Februari sesuai arahan badan pangan nasional (Bapanas). Tetapi kami Perdagangan dan Perindustrian akan menyelenggarakannya selama tiga kali,” terangnya.

Kata Hartati, Perdagangan dan Perindustrian akan menggelar pasar murah selama tiga kali di lokasi berbeda selama Ramadan. Yang salah satunya H-3 sebelum Lebaran.

Baca Juga :  Gempa Tektonik Belum Dapat Diprediksi dengan Tepat

“Kabupaten/kota juga didorong menggelar pasar murah dan operasi pasar di wilayahnya masing-masing,” ujarnya. Hartati meminta bagi instansi yang hendak melakukan pasar murah, perlu berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian agar diketahui berapa kali pelaksanaan pasar murah di Papua. (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya