Friday, April 26, 2024
29.7 C
Jayapura

Nabire Pintu Gerbang Masuk Senpi dan Amunisi Ilegal

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw saat berbincang dengan salah satu tersangka jual beli senjata amunisi di Kabupaten Nabire, Selasa (5/1) ( FOTO: Elfira/Cepos)

*Polisi Buru Pembeli Utama Senjata Api dan Amunisi

JAYAPURA- Kabupaten Nabire menjadi pintu gerbang masuknya senjata api (senpi) dan amunisi yang berasal dari negara Filipina melalui Sulawesi Utara dan Kabupaten Sorong. 

Tercatat beberapa pelaku diamankan di Nabire sepanjang tahun 2020 terkait jual beli senpi dan amunisi ilegal.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan, Kabupaten Nabire merupakan tempat pasokan amunisi ke daerah pegunungan tengah Papua. Pihaknya masih mentelusuri tersangka lainnya terkait  penjualan amunisi sesuai keterangan para tersangka yang sudah diamankan sebelumnya.

 “Upaya yang dilakukan dalam rangka menghambat terjadinya peredaran senjata api dan memutus mata rantai jual beli amunisi di Papua yakni, melakukan kegiatan patroli dan razia kepolisian di wilayah daratan Papua baik siang, malam atau dini hari. Hal ini agar mobilisasi para pelaku terhambat,” ucap Kamal kepada Cenderawasih Pos, Rabu (6/1).

Baca Juga :  Malam Tahun Baru, Kembang Api Tetap Menyala

 Menurut Kamal, pada tahun 2020 terjadi peningkatan kasus kekerasan senjata api yang ada di Kabupaten Intan Jaya yang diduga adanya keterlibatan beberapa pelaku dari wilayah Nabire dan pegunungan tengah  Papua.

 “Mata rantai peredaran senjata api dan amunisi kita telusuri  dan dalami. Karena ada beberapa nama yang disebut para tersangka yang sudah ditangkap,” kata Kamal.

 Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Nabire, Iptu. Abdul Gani Wildan mengatakan, pengungkapan jual beli senjata dan amunisi yang berhasil diungkap di Kabupaten Nabire berawal dari Filipina masuk ke Sulawesi Utara, Papua Barat lalu menuju Nabire.

 “Untuk harga jual senpi puluhan juta rupiah perpucuknya,” kata Abdul Gani. 

Lanjut Abdul Gani, selain beberapa tersangka yang sudah diamankan terkait jual beli senjata dan amunisi di Kabupaten Nabire. Pihaknya juga sedang mengejar pelaku lainnya berinisial YT yang hingga saat ini melarikan diri.

Baca Juga :  Mantan TPNPB Serahkan 3 Pucuk Senjata Engkel Loop

 “Pelaku lain yang kami buru adalah Yohanes. Dia seorang pembeli utama senjata api dan amunisi,” terangnya.

Untuk aliran dana yang digunakan para tersangka untuk membeli amunisi dan senjata api sedang dalam penyelidikan oleh Satuan Reskrim Polres Nabire. Sementara pendistribusian senjata sendiri prediksi awal mau digunakan di daerah pegunungan Papua.

 “Kita melakukan langkah anstisipasi kedepan dengan memperbanyak kegiatan penyelidikan terkait dengan tugas pokok kami. Melakukan penyelidikan terkait dengan adanya  jaringan pemasok senpi dan amunisi untuk mengantisipasi tindakan yang sudah mereka lakukukan seperti  jaringan pejualan senjata yang sudah kami tangkap,” pungkasnya. (fia/nat)

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw saat berbincang dengan salah satu tersangka jual beli senjata amunisi di Kabupaten Nabire, Selasa (5/1) ( FOTO: Elfira/Cepos)

*Polisi Buru Pembeli Utama Senjata Api dan Amunisi

JAYAPURA- Kabupaten Nabire menjadi pintu gerbang masuknya senjata api (senpi) dan amunisi yang berasal dari negara Filipina melalui Sulawesi Utara dan Kabupaten Sorong. 

Tercatat beberapa pelaku diamankan di Nabire sepanjang tahun 2020 terkait jual beli senpi dan amunisi ilegal.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan, Kabupaten Nabire merupakan tempat pasokan amunisi ke daerah pegunungan tengah Papua. Pihaknya masih mentelusuri tersangka lainnya terkait  penjualan amunisi sesuai keterangan para tersangka yang sudah diamankan sebelumnya.

 “Upaya yang dilakukan dalam rangka menghambat terjadinya peredaran senjata api dan memutus mata rantai jual beli amunisi di Papua yakni, melakukan kegiatan patroli dan razia kepolisian di wilayah daratan Papua baik siang, malam atau dini hari. Hal ini agar mobilisasi para pelaku terhambat,” ucap Kamal kepada Cenderawasih Pos, Rabu (6/1).

Baca Juga :  Mandenas: Belum Ada Pembahasan DOB di Papua Barat

 Menurut Kamal, pada tahun 2020 terjadi peningkatan kasus kekerasan senjata api yang ada di Kabupaten Intan Jaya yang diduga adanya keterlibatan beberapa pelaku dari wilayah Nabire dan pegunungan tengah  Papua.

 “Mata rantai peredaran senjata api dan amunisi kita telusuri  dan dalami. Karena ada beberapa nama yang disebut para tersangka yang sudah ditangkap,” kata Kamal.

 Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Nabire, Iptu. Abdul Gani Wildan mengatakan, pengungkapan jual beli senjata dan amunisi yang berhasil diungkap di Kabupaten Nabire berawal dari Filipina masuk ke Sulawesi Utara, Papua Barat lalu menuju Nabire.

 “Untuk harga jual senpi puluhan juta rupiah perpucuknya,” kata Abdul Gani. 

Lanjut Abdul Gani, selain beberapa tersangka yang sudah diamankan terkait jual beli senjata dan amunisi di Kabupaten Nabire. Pihaknya juga sedang mengejar pelaku lainnya berinisial YT yang hingga saat ini melarikan diri.

Baca Juga :  Pasca Operasi, Kondisi Korban Penembakan Membaik

 “Pelaku lain yang kami buru adalah Yohanes. Dia seorang pembeli utama senjata api dan amunisi,” terangnya.

Untuk aliran dana yang digunakan para tersangka untuk membeli amunisi dan senjata api sedang dalam penyelidikan oleh Satuan Reskrim Polres Nabire. Sementara pendistribusian senjata sendiri prediksi awal mau digunakan di daerah pegunungan Papua.

 “Kita melakukan langkah anstisipasi kedepan dengan memperbanyak kegiatan penyelidikan terkait dengan tugas pokok kami. Melakukan penyelidikan terkait dengan adanya  jaringan pemasok senpi dan amunisi untuk mengantisipasi tindakan yang sudah mereka lakukukan seperti  jaringan pejualan senjata yang sudah kami tangkap,” pungkasnya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya