Friday, September 20, 2024
33.7 C
Jayapura

Antrean Solar Tiap Hari Mengular

Pertamina Harus Konsisten Menyediakan BBM di Kota Jayapura.

Di tempat terpisah Wakil Ketua I, DPRD Kota Jayapura, Joni Y. Betaubun meminta Pertamina konsisten dalam menyediakan BBM di Kota Jayapura. “Pertamina harus serius dengan persoalan BBM di Kota Jayapura, jangan sampai masalah seperti ini terus terjadi,” tegasnya, Jumat (3/8).

  Apalagi lanjutnya Kota Jayapura bagian dari kota transisi untuk wilayah wilayah lainnya di Papua, oleh sebab itu penyediaan BBM setiap tahunnya harus dibuat lebih. “Karena Kota Jayapura  ini persinggahan untuk kabupaten lain di Papua, jadi penyediaan BBM harus lebih banyak,” tandasnya.

  Selain itu untuk mencegah terjadinya masalah kelanggan BBM disetiap SPBU, pihak pertamina wajib melakukan pemetaan kebutuhan. Baik solar maupun bensin. Karena masalah kelangkaan BBM ini hampir terjadi setiap tahun. Hal ini menunjukan kurangnya keseriusan Pertamina untuk mendorong pemenuhan kebutuhan masyarakat.

  “Harus ada pemetaan jumlah kebutuhan, karena kebutuhan dari tahun ke tahun pasti tidak sama,” ujarnya.

  Kemudian pertamina harus melakukan pengawasan rutin disetiap SPBU, sehingga tidak terjadi penimbunan yang dilakukan oleh oknum oknum yang tidak bertanggungjawab. “Pengawasan itu penting, sehingga penyaluran BBM ini merata,” tuturnya.

Baca Juga :  Tidak Ada Kata Terlambat, Diyakini Mengalami Perubahan Positif

  Adapun kata dia bahwa salah satu dampak yang ditimbulkan dari kelangkaan BBM ini adalah kenaikan harga komoditas di pasar. Dimana BBM merupakan komoditas strategis bagi semua pihak, termasuk pemerintah, dan dunia usaha.  Sehingga kinerja berbagai aktivitas sangat ditentukan oleh ada tidaknya ketersediaan BBM tersebut.

  “Selain itu akan timbul kemacetan, ini tentunya akan mempengaruhi aksebilitas masyarakat, jadi pertamina harus serius dengan masalah ini,” tegasnya.

   Tidak dapat dipungkiri, kebutuhan BBM di Kota Jayapura kata pria bergelar Magister Hukum itu tidak hanya dibutuhkan oleh masyarakat Kota Jayapura. Karena sebagai kota transisi, pastinya masyarakat dari luar, seperti Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten lainnya di Papua akan membeli kebutuhannya di Kota Jayapura.

   Karena itu, pihak pertamina wajib menyediakan lebih dari target yang ada. “Karena sebagai Kota transisi, kebutuhannya pasti besar,” katanya.

   Joni mengharapkan masalah yang terjadi saat ini harus diselesaikan secara cepat. “Jangan sampai berlarut larut, pertamina harus segera atasi, sehingga ekonomi kita tetap stabil,” ujarnya.

  Diketahui permasalahan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) salah satunya solar di Kota Jayapura sudah terjadi sejak 1 bulan lalu. Puluhan kendaraan roda empat, terutama truk dan kontainer terlihat menumpuk di sejumlah SPBU yang menyediakan solar. Bahkan, truk tersebut sampai antre menginap sekitar SPBU seperti di Padang Bulan, SPBU tanah Hitam, SPBU Entrop, maupun SPBU di Kota Jayapura.

Baca Juga :  Atlet Papua Terancam Tak Ikut PON XXI!

  Akibatnya tidak hanya pada sopir, tapi juga berpengaruh pada arus lalulintas karena akibat dari antrean panjang tersebut membuat kemacetan panjang seperti yang terjadi di jalan raya tanah hitam, Distrik Abepura dan dibeberapa lokasi lainnya di Kota Jayapura.

   Menurut pengakuan sopir truk Abdulah Azis (53), antrean solar di beberapa SPBU salah satunya di SPBU padang bulan sudah terjadi sejak awal bulan Juli 2024 ini. Bahkan setiap harinya mereka harus mengantre mulai sekitar  pukul 03.00 WIT dini hari atau subuh.

  Ironisnya, hingga siang pukul 14.30 WIT, pihak SPBU Padang Bulan belum juga melayani pengisian. Kata dia, lambannya pelayanan di SBPU tersebut karena pihak pertamina tidak maksimal menyetok solar di SPBU tersebut.

  “Kami tidak tahu apakah ada solar atau tidak, karena tidak ada pemberitahuan,” ujarnya.

Pertamina Harus Konsisten Menyediakan BBM di Kota Jayapura.

Di tempat terpisah Wakil Ketua I, DPRD Kota Jayapura, Joni Y. Betaubun meminta Pertamina konsisten dalam menyediakan BBM di Kota Jayapura. “Pertamina harus serius dengan persoalan BBM di Kota Jayapura, jangan sampai masalah seperti ini terus terjadi,” tegasnya, Jumat (3/8).

  Apalagi lanjutnya Kota Jayapura bagian dari kota transisi untuk wilayah wilayah lainnya di Papua, oleh sebab itu penyediaan BBM setiap tahunnya harus dibuat lebih. “Karena Kota Jayapura  ini persinggahan untuk kabupaten lain di Papua, jadi penyediaan BBM harus lebih banyak,” tandasnya.

  Selain itu untuk mencegah terjadinya masalah kelanggan BBM disetiap SPBU, pihak pertamina wajib melakukan pemetaan kebutuhan. Baik solar maupun bensin. Karena masalah kelangkaan BBM ini hampir terjadi setiap tahun. Hal ini menunjukan kurangnya keseriusan Pertamina untuk mendorong pemenuhan kebutuhan masyarakat.

  “Harus ada pemetaan jumlah kebutuhan, karena kebutuhan dari tahun ke tahun pasti tidak sama,” ujarnya.

  Kemudian pertamina harus melakukan pengawasan rutin disetiap SPBU, sehingga tidak terjadi penimbunan yang dilakukan oleh oknum oknum yang tidak bertanggungjawab. “Pengawasan itu penting, sehingga penyaluran BBM ini merata,” tuturnya.

Baca Juga :  Tidak Ada Kata Terlambat, Diyakini Mengalami Perubahan Positif

  Adapun kata dia bahwa salah satu dampak yang ditimbulkan dari kelangkaan BBM ini adalah kenaikan harga komoditas di pasar. Dimana BBM merupakan komoditas strategis bagi semua pihak, termasuk pemerintah, dan dunia usaha.  Sehingga kinerja berbagai aktivitas sangat ditentukan oleh ada tidaknya ketersediaan BBM tersebut.

  “Selain itu akan timbul kemacetan, ini tentunya akan mempengaruhi aksebilitas masyarakat, jadi pertamina harus serius dengan masalah ini,” tegasnya.

   Tidak dapat dipungkiri, kebutuhan BBM di Kota Jayapura kata pria bergelar Magister Hukum itu tidak hanya dibutuhkan oleh masyarakat Kota Jayapura. Karena sebagai kota transisi, pastinya masyarakat dari luar, seperti Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten lainnya di Papua akan membeli kebutuhannya di Kota Jayapura.

   Karena itu, pihak pertamina wajib menyediakan lebih dari target yang ada. “Karena sebagai Kota transisi, kebutuhannya pasti besar,” katanya.

   Joni mengharapkan masalah yang terjadi saat ini harus diselesaikan secara cepat. “Jangan sampai berlarut larut, pertamina harus segera atasi, sehingga ekonomi kita tetap stabil,” ujarnya.

  Diketahui permasalahan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) salah satunya solar di Kota Jayapura sudah terjadi sejak 1 bulan lalu. Puluhan kendaraan roda empat, terutama truk dan kontainer terlihat menumpuk di sejumlah SPBU yang menyediakan solar. Bahkan, truk tersebut sampai antre menginap sekitar SPBU seperti di Padang Bulan, SPBU tanah Hitam, SPBU Entrop, maupun SPBU di Kota Jayapura.

Baca Juga :  Anak Terlantar Punya Hak Yang Sama Untuk Hidup

  Akibatnya tidak hanya pada sopir, tapi juga berpengaruh pada arus lalulintas karena akibat dari antrean panjang tersebut membuat kemacetan panjang seperti yang terjadi di jalan raya tanah hitam, Distrik Abepura dan dibeberapa lokasi lainnya di Kota Jayapura.

   Menurut pengakuan sopir truk Abdulah Azis (53), antrean solar di beberapa SPBU salah satunya di SPBU padang bulan sudah terjadi sejak awal bulan Juli 2024 ini. Bahkan setiap harinya mereka harus mengantre mulai sekitar  pukul 03.00 WIT dini hari atau subuh.

  Ironisnya, hingga siang pukul 14.30 WIT, pihak SPBU Padang Bulan belum juga melayani pengisian. Kata dia, lambannya pelayanan di SBPU tersebut karena pihak pertamina tidak maksimal menyetok solar di SPBU tersebut.

  “Kami tidak tahu apakah ada solar atau tidak, karena tidak ada pemberitahuan,” ujarnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya