JAYAPURA-Tak lama lagi pesta demokrasi Pilkada Gubernur Bupati dan Wali Kota bakal diputar serentak secara nasional. Pada 27 Agustus 2024 nanti paling tidak sudah harus ada nama-nama bakal calon yang mendaftar di KPU Papua.
Sejumlah sosok mulai bermunculan dimana untuk posisi Gubernur Papua, beberapa yang terdengar saat ini adalah sosok seperti Paulus Waterpauw, Mathius Fakhiri, Yunus Wonda, dan Benhur Tomi Mano. Mereka akan mengisi posisi kosong satu Papua alias kursi panas gubernur.
Sedangkan posisi bakal calon kosong dua alias wakil gubernur nama – nama yang muncul adalah Boy Markus Dawir (BMD), Benyamin Arisoy maupun Yeremias Bisai juga mulai sering terdengar.
Untuk tingkat provinsi dipastikan bakal berlangsung menarik karena semua tokoh merupakan sosok yang memahami betul tentang Papua. Artinya semua pemain dari Papua, bukan dari luar yang masuk bertarung.
Dari nama – nama di atas sebagian besar juga telah menyambangi Kantor Graha Pena Jayapura dan yang terbaru adalah sosok Boy Markus Dawir. Politisi Partai Demokrat Provinsi Papua menjadi sosok wakil pertama yang mendatangi kantor Graha Pena Papua pada Rabu (3/7) kemarin.
Ia mendatangi redaksi Cepos Online dan berdiskusi dalam Talkshow Pemilugrafi. Disini ia menyampaikan konsep pembangunan yang menurutnya perlu dijalankan. Boy menyebut dengan adanya pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) otomatis ada pemotongan anggaran yang cukup signifikan di Papua induk.
Papua yang dulunya pernah mengantongi APBD mencapai belasan triliun kini terjun bebas ke angka Rp 2 triliun lebih. Proses penyaluran dana yang langsung ditransfer dari pusat ke masing – masing provinsi juga sempat membuat goyang system keuangan di Pemprov.
Disini Boy yang juga mantan anggota Badan Anggaran (Banggar) selama 10 tahun menyebut bahwa Papua perlu mendata kembali potensi yang dimiliki. Tak hanya sektor jasa namun paling tidak sektor perikanan dan kelautan termasuk pertanian dan perkebunan atau bahkan pertambangan yang masih bisa dikelola menjadi pendapatan bagi daerah.
“Untuk sektor jasa saya pikir memang perlu strategi terobosan untuk mendongkrak pendapatan. Di sektor perikanan dan kelautan kita masih memiliki Biak dan Supiori termasuk Depapre, Kabupaten Jayapura yang bisa digarap. Memang butuh strategi agar potensi tadi menghasilkan nilai plus,” katanya.
Bicara potensi, ia merincikan beberapa kabupaten yang dianggap berpeluang untuk mendongkrak PAD yakni Kabupaten Jayapura dengan nikel, Kabupaten Sarmi dengan pasir besi atau minyak, Kabupaten Mamberamo Raya dengan potensi batu bara serta minyak bumi, Kabupaten Waropen dengan minyak atau gas, Kabupaten Yapen dengan minyaknya serta Kabupaten Biak yang juga menyimpan potensi minyak.
“Saya pikir masih ada sektor lain mulai dari kehutanan, pariwisata dan pertambangan. Harus pintar – pintar mengelola biar mendongkrak PAD,” bebernya.