
Untuk Memastikan Informasi Penemuan Bangkai Helikopter MI 17
JAYAPURA- Kodam XVII/Cenderawasih akan mengirim tim untuk memastikan kabar penemuan heli MI 17 yang dinyatakan hilang kontak sejak Juni tahun 2019 lalu. Pengiriman tim tersebut sehubungan dengan beredarnya foto-foto penemuan bangkai pesawat helikopter oleh masyarakat di Distrik Oksop, Oksibil, yang diduga kuat adalah heli heli MI 17 No Reg HA 5138.
Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Jakti (PWJ), Kolonel Inf Binsar P. Sianipar menyampaikan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Satgas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Kabupaten Pegunungan Bintang. Tujuannya untuk memverifikasi informasi helikopter MI 17 yang jatuh tanggal 28 Juni 2019 lalu telah ditemukan.
Melalui telepon selulernya, Binsar mengaku dirinya telah mendapatkan informasi beserta sejumlah foto puing-puing helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat yang beredar di media sosial sejak beberapa hari terakhir.
Informasi tersebut menyebutkan masyarakat menemukan senjata dan puing-puing helikopter yang mengangkut 12 anggota TNI AD terjatuh di salah satu pegunungan di Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang.
“Terdapat sebanyak empat pos Satgas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Papua Nugini yang berada dekat dengan wilayah Oksop. Saya telah mengutus perwira ke Pegunungan Bintang. Dia yang akan berkoordinasi via radio satelit dengan anggota di empat pos Satgas Pamtas tersebut,” ungkap Binsar, Rabu (5/2).
TNI AD lanjut Binsar tidak akan menerjunkan tim melalui jalur darat maupun dengan helikopter ke Oksop tanpa adanya informasi yang valid tentang puing helikopter MI-17. “Kita pastikan dulu. Sebab tidak menutup kemungkinan informasi di media sosial yang beredar merupakan jebakan dari kelompok separatis bersenjata. Mereka bisa menyerang dengan tembakan saat kami tiba di lokasi,” tuturnya.
Secara terpisah, Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf. Dax Sianturi menyampaikan, Pangdam XVII/Cenderawasih telah memerintahkan satuan TNI kewilayahan terdekat untuk memperoleh segala keterangan yang diperlukan dari masyarakat Distrik Oksop guna memastikan kebenaran informasi tersebut.
“Sambil menunggu kepastian tentang informasi tersebut, Kodam XVII/Cenderawasih akan berkoordinasi dengan Lanud Silas Papare, Polda Papua, Kantor Badan SAR Nasional wilayah Papua dan Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang untuk menyiapkan personel dan materiil yang diperlukan sebagai langkah proaktif guna mempersiapkan upaya evakuasi pada kesempatan pertama,” ucap Dax dalam siaran pers yang diterima Cenderawasih Pos, Rabu (5/2).
Dikatakan, informasi awal yang diterima adalah foto-foto bangkai alutsista tersebut dari masyarkat Distrik Oksop dan Distrik Oksibil. ”Yang diduga kuat adalah heli MI-17 nomor registrasi HA 5136,” ungkap dia.
Namun demikian, informasi tersebut tidak bisa ditelan begitu saja. Dax menyebutkan bahwa instansinya belum bisa mengonfirmasi apakah foto-foto yang beredar benar atau tidak. Untuk memastikan itu, instansinya mengirim tim ke Distrik Oksop dan Distrik Oksibil.
Keterangan tersebut, lanjut Dax, akan digali dari masyarakat. Tujuannya tidak lain demi kepastian informasi yang sudah beredar saat ini. Selain mengirim tim untuk menggali data dari masyarakat, mereka juga akan menyiapkan sejumlah personel untuk mengambil langkah cepat apabila informasi yang beredar benar. ”Sebagai langkah proaktif guna mempersiapkan upaya evakuasi pada kesempatan pertama,” jelasnya.
Sejak hilang akhir Juni lalu, TNI sudah melakukan berbagai cara untuk mencari keberadaan helikopter tersebut. Bukan hanya mengerahkan tim darat. Mereka juga menggerakan tim udara untuk menemukan helikopter yang mengangkut 12 prajurit TNI tersebut. Namun demikian, upaya pencarian oleh TNI tidak kunjung membuahkan hasil. Untuk itu, informasi terbaru yang mereka terima langsung ditindaklanjuti guna dipastikan kebenarannya.
Dax meminta semua pihak bersabar menunggu informasi terbaru. Sebab, tim yang dikerahkan oleh Kodam XVII/Cendrawasih juga perlu waktu. ”Mengingat lokasi yang diduga menjadi titik jatuhnya heli di Distrik Oksop sangat sulit dijangkau,” bebernya. Butuh waktu berjam-jam bagi tim yang dikirim untuk sampai sana. Lewat perjalanan darat menggunakan kendaraan disambung berjalan kaki. (fia/nat)