Lanjut dosen antropologi itu berharap kepada pemerintah terkhusus para pengelola museum noken khas dari berbagai daerah di Papua ini harus diorganisir secara masif. Misalnya noken khas Biak, Serui, Jayapura dan kelompok lainnya. Kepada pemerintah ia juga menyarankan agar di Papua terkhusus di Kota Jayapura masyarakat dapat membuka toko noken, seperti halnya toko batik yang selama ini di jalankan.
Kemudian kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah harus diterapkan, sehingga peserta didik dapat mengajari keterampilan cara membuat noken.
“Toko noken harus dibuka, bukan saja, toko batik, tapi juga toko noken. Selain itu, kurikulum muatan lokal juga mengajari keterampilan membuat noken bagi anak- anak sekolah,” pendapatnya.
Sebagai penutup guru besar Uncen itu juga berharap semua pimpinan daerah dari enam provinsi di tanah Papua ini dapat mengelar seminar khusus untuk membahas ciri khas noken dari daerahnya masing-masing.
Sehingga, atribut kekhususan tidak di copy secara ilegal oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Jika, hal itu terjadi maka akan diberikan sangsi hukuman berupa peneguran baik secara lisan maupun tulisan. Karena itu termasuk pelanggaran Hak kekayaan intelektualnya.
Tujuan utamanya yakni untuk melindungi kearifan lokal, kini banyak orang di Papua yang selalu membawa noken. Tidak hanya itu, banyak pengrajin juga yang bermunculan dengan keterampilan anyam noken dalam berbagai corak berbahan lokal maupun non lokal. Ditambahkan Titus Pekei selaku pencetus noken untuk dunia, bahwa noken adalah identitas kolektif masyarakat Papua. (jim/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Lanjut dosen antropologi itu berharap kepada pemerintah terkhusus para pengelola museum noken khas dari berbagai daerah di Papua ini harus diorganisir secara masif. Misalnya noken khas Biak, Serui, Jayapura dan kelompok lainnya. Kepada pemerintah ia juga menyarankan agar di Papua terkhusus di Kota Jayapura masyarakat dapat membuka toko noken, seperti halnya toko batik yang selama ini di jalankan.
Kemudian kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah harus diterapkan, sehingga peserta didik dapat mengajari keterampilan cara membuat noken.
“Toko noken harus dibuka, bukan saja, toko batik, tapi juga toko noken. Selain itu, kurikulum muatan lokal juga mengajari keterampilan membuat noken bagi anak- anak sekolah,” pendapatnya.
Sebagai penutup guru besar Uncen itu juga berharap semua pimpinan daerah dari enam provinsi di tanah Papua ini dapat mengelar seminar khusus untuk membahas ciri khas noken dari daerahnya masing-masing.
Sehingga, atribut kekhususan tidak di copy secara ilegal oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Jika, hal itu terjadi maka akan diberikan sangsi hukuman berupa peneguran baik secara lisan maupun tulisan. Karena itu termasuk pelanggaran Hak kekayaan intelektualnya.
Tujuan utamanya yakni untuk melindungi kearifan lokal, kini banyak orang di Papua yang selalu membawa noken. Tidak hanya itu, banyak pengrajin juga yang bermunculan dengan keterampilan anyam noken dalam berbagai corak berbahan lokal maupun non lokal. Ditambahkan Titus Pekei selaku pencetus noken untuk dunia, bahwa noken adalah identitas kolektif masyarakat Papua. (jim/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos