Wednesday, December 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Noken Jadi Kebanggaan yang Tak Terawat

JAYAPURA – Moment hari noken pada hari ini (4/12) sepatutnya menjadi momentum bagaimana bisa menunbuhkan kembali bentuk penghargaan terhadap kearifan lokal sebagai cara menghadapi krisis lingkungan global dan keluhan akan krisis budaya. Kegiatan menyambut hari noken ini digelar dengan sejumlah kegiatan. Selain penerbitan buku, perayaaan ini akan diisi dengan diskusi dan kunjungan ke beberapa tempat pembuatan noken.

Penggagas Noken Papua di Unesco, Titus Pekei

Penganggas Noken Unesco Titus Pekei, mengatakan, hari Ulang Tahun Noken Unesco perlu terus dirayakan, untuk mengingatkan masyarakat Papua akan nilai warisan budaya yang perlu terus dilestarikan. Dengan terus merayakan setidaknya mengingatkan masyarakat untuk selalu mencintai noken dan memberi tempat bagi kehidupan bagi para perajutnya.

Baca Juga :  Kloter Terakhir Jamaah Haji Papua Tiba di Tanah Air

“Memang kalau kita lihat dari tahun ke tahun, perhatian terhadap noken semakin menurun. Jangankan merayakan ulang tahun, event-event yang melibatkan pengiat noken pun semakin tidak lagi digelar,” kata Titus Pekei kepada Cenderawasih Pos pekan kemarin.

Menurut Titus Pekei, hari warisan budaya noken dunia merupakan momentum pemajuan kebudayaan yang berasaskan toleransi, keberagaman, kelokalan, lintas wilayah, partisipatif dan keberlanjutan.

“Saat ini kita menghadapi krisis iklim global, dan kita sering mengeluh tentang krisis nilai budaya berhadapan dengan perubahan masyarakat, tapi kita lupa untuk terus merayakan apa yang kita miliki dan sudah teruji dalam cara masyarakat menghadapi perubahan,” kata Penulis buku Cermin Noken Papua ini.

Baca Juga :  Dari 3500 Akan Diseleksi Menjadi 2000 Orang

Dia meminta agar masyarakat terus menggali nilai-nilai noken, karena dengan itu, masyarakat akan memiliki pegangan di tengah perubahan yang semakin cepat ini.

“Setiap kebudayaan tentu memiliki kearifannya sendiri. Masyarakat Papua juga demikian. Tanah bumi dan air yang ada di Papua telah dihidupi masyarakat Papua secara asri secara turun temurun. Karena itu, memperhatikan dan menghargai masyarakat dari kearifan lokal yang dipunyai, merupakan cara menghargai diri kita sendiri di mana pun kita berada,” tutupnya. (ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA – Moment hari noken pada hari ini (4/12) sepatutnya menjadi momentum bagaimana bisa menunbuhkan kembali bentuk penghargaan terhadap kearifan lokal sebagai cara menghadapi krisis lingkungan global dan keluhan akan krisis budaya. Kegiatan menyambut hari noken ini digelar dengan sejumlah kegiatan. Selain penerbitan buku, perayaaan ini akan diisi dengan diskusi dan kunjungan ke beberapa tempat pembuatan noken.

Penggagas Noken Papua di Unesco, Titus Pekei

Penganggas Noken Unesco Titus Pekei, mengatakan, hari Ulang Tahun Noken Unesco perlu terus dirayakan, untuk mengingatkan masyarakat Papua akan nilai warisan budaya yang perlu terus dilestarikan. Dengan terus merayakan setidaknya mengingatkan masyarakat untuk selalu mencintai noken dan memberi tempat bagi kehidupan bagi para perajutnya.

Baca Juga :  Tiga Pengoplos Miras Masih Jadi Saksi

“Memang kalau kita lihat dari tahun ke tahun, perhatian terhadap noken semakin menurun. Jangankan merayakan ulang tahun, event-event yang melibatkan pengiat noken pun semakin tidak lagi digelar,” kata Titus Pekei kepada Cenderawasih Pos pekan kemarin.

Menurut Titus Pekei, hari warisan budaya noken dunia merupakan momentum pemajuan kebudayaan yang berasaskan toleransi, keberagaman, kelokalan, lintas wilayah, partisipatif dan keberlanjutan.

“Saat ini kita menghadapi krisis iklim global, dan kita sering mengeluh tentang krisis nilai budaya berhadapan dengan perubahan masyarakat, tapi kita lupa untuk terus merayakan apa yang kita miliki dan sudah teruji dalam cara masyarakat menghadapi perubahan,” kata Penulis buku Cermin Noken Papua ini.

Baca Juga :  P21, Komplotan Curanmor dan Pelaku Pengrusakan Diserahkan ke Kejaksaan

Dia meminta agar masyarakat terus menggali nilai-nilai noken, karena dengan itu, masyarakat akan memiliki pegangan di tengah perubahan yang semakin cepat ini.

“Setiap kebudayaan tentu memiliki kearifannya sendiri. Masyarakat Papua juga demikian. Tanah bumi dan air yang ada di Papua telah dihidupi masyarakat Papua secara asri secara turun temurun. Karena itu, memperhatikan dan menghargai masyarakat dari kearifan lokal yang dipunyai, merupakan cara menghargai diri kita sendiri di mana pun kita berada,” tutupnya. (ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/