JAYAPURA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax.
Menanggapi hal itu , Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Cenderawasih, Dr. Hans Z. Kaiwai menyampaikan kenaikan yang dilakukan sekarang ini merupakan penyusaian terhadap kenaikan dari BBM. Tentu jika dilihat dari harga minyak dunia yang sangat tinggi pastinya akan memberatkan beban APBN. Kemudian salah satu upaya agar negara tidak mengalami inflasi adalah dengan cara kenaikan harga BBM.
Diapun menambahkan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM merupakan bentuk kompensasi terhadap kenaikan BBM karena jika dilihat dari program BLT BBM yang diberikan oleh pemerintah. Sebagai bentuk perhatian kepada masyarakat rentan, (pemasukan yang tidak stabil).
“Salah satu contoh upaya mengantisipasi guncangan di masyarakat akan kenaikan BBM ini adalah presiden Jokowi membagikan bantuan kepada 100 PKM di Kabupaten Sentani pekan lalu . Artinya hal ini dia lakukan agar masyarakat tidak terlaku mengkhwatirkan kenaikan BBM ini,” ujarnya.
Diapun menyampaikan jika dilihat dari sisi dampak adanya kenaikan BBM ini tentunya akan berpengaruh dengan harga komiditi yang mengalami kenaikan harga jual, dan pastinya daya beli masyarakat akan mengalami penurunan. Diapun berharap hal ini perlu adanya dukungan dari pemerintah yang dalam hal ini dinas sosial dan dinas ketenagaakerjaan untuk memberikan progam sebagai bantalan atas kenaikan BBM ini.
“Sementara gangguan terhadap ekonomi nantinya akan dilihat apakah akan menurunkan pertumbuhan ekonomi atau tidak, nanti kita lihat pada kuartal berikutnya,” kata Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Cenderawasih.
Diapun mengaku kebijakan terkait kenaikan BBM ini sesuatu hal yang baik karena pastinya pemerintah sudah memikirikan dampak jangka panjang. Yang mana diketahui harga minyak dunia saat ini mengalami kenaikan yang sangat signifikan, tentu hal itu harus bisa disesuiaikan.
“Kita punya harga BBM ini masih terbilang murah dibandingkan negara lain, tapi bagaimana pun tentu kebijakan ini masih ada yang merasa kurang puas,” tandas pengamat ekonomi itu.
Menurut dia dengan melihat harga minyak dunia yang sangat tinggi, maka pemerintah harus bisa memikirkan sistem pembaharuan energi terbarukan ini harusnya kita bisa memikirkan pembaruan energi, sehingga tidak lagi bergantung pada energi fosil.
“Salah satunya dipikirkan sekarang ini adalah energi listrik, hal ini harusnya pemerintah bisa memperbaharui sistem energi kedepan salah satunya dengan menggunakan tenaga angin, air maupun energi lain yang bisa memberikan dampak jangka panjang. (rel/wen)