Tuesday, April 16, 2024
29.7 C
Jayapura

Wajah Baru Masjid Istiqlal Setelah Renovasi Besar Besaran

Special Lighting Mengikuti Matahari, Dikontrol Dari Komputer

Masjid Istiqlal Jakarta pasca renovasi, Rabu (22/7/2020).Renovasi yang dilakukan mencakup penataan kawasan, pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, mechanical electrical plumbing (MEP), pekerjaan interior dan signage.FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Renovasi Masjid Istiqlal meliputi penataan kawasan dan pemolesan seluruh tubuh masjid sehingga lebih bersih dan bersinar. Namun yang membuatnya benar-benar berbeda adalah sistem special lighting.

TAUFIQURRAHMAN, Jakarta

RABU malam itu (22/7), di tengah selasar terbuka Masjid Istiqlal, rombongan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan para insinyur dari PT. Waskita Karya berkumpul menghadap selatan ke arah Menara Masjid.

Seperti biasanya, jika malam tiba, hampir seluruh tubuh bangunan Masjid seluas 80 ribu meter persegi tersebut bermandikan cahaya lampu. Setiap permukaan penyangga, atap, dan fasad luar disinari dengan efek glow dari ratusan lampu LED berwarna putih dengan akses tugsten kekuningan.

Diantara mereka, ada Programmer Special Lighting System Masjid Istiqlal Djoko Santoso mengambil handphone miliknya dan memberikan perintah pada seseorang di seberang “Tolong naikkan ke 7 ribu kelvin,” katanya.

Semenit, dua menit, menara Masjid Istiqlal yang sebelumnya bersinar dengan warna kekuningan perlahan berubah menjadi putih bersih.  Menteri PUPR pun mengangguk-angguk puas. Djoko belum selesai dengan pertunjukannya “Coba turunkan ke 3 ribu kelvin, mas,” perintahnya ke operator lampu yang entah ada dimana.

Tak lama kemudian, warna putih tersebut perlahan berubah menjadi kuning. Sekali lagi, rombongan bergumam ria membicarakan sistem pencahayaan terbaru tersebut. “Ini semua bisa dikendalikan dari laptop atau HP. Pakai sambungan WI-FI,” jelas Djoko pada Basuki yang tampak puas dengan kinerja para arsitek dan desainer renovasi Masjid Istiqlal.

Tinggal Direktur Jenderal Cipta Karya Danis H. Sumadilaga yang belum puas dan masih ingin mencoba yang lebih ekstrem. “Bisa warna-warni yang lain nggak? Dibikin merah misalnya?” katanya pada Djoko.

Setelah gelagapan beberapa saat, Djoko pun mengangguk dan lagi-lagi menelpon mas operator di depan. “Mas tolong di-setting dengan skin 17 Agustus yang tahun kemarin,” katanya. Konon skin tersebut mengandung seting yang bisa membuat menara Masjid Istiqlal merona merah.

Agak lama menunggu warna menara hingga berubah secara gradual menjadi kemerahan. Menyaingi rona menara Monas yang ada di kejauhan. Baru setelah menara berubah menjadi warna merah dan hadirin mulai bercekrek ria dengan hape masing-masing, Danis terlihat cukup puas.

“Kalau bisa ada temanya, warna-warna itu. Jadi masyarakat yang lihat dari luar kalau melihat warna ini, oh, Istiqlal akan ada ini. Dan seterusnya,” papar Danis. Djoko hanya mengangguk-angguk saja.

Baca Juga :  Kemenangan Perdana

Kemampuan sistem pencahayaan dinamis Istiqlal tidak sampai disitu saja. Saat rombongan bergerak ke ruang sholat utama, giliran 3 ribu lampu LED monocolor dan RGB+NW yang unjuk kebolehan. Sekali lagi, hanya cukup dikendalikan oleh sebuah komputer laptop yang terhubung dengan WI-FI yang dipegang oleh seorang pengurus masjid.

Saat itu, warna atap masih berwarna putih. Namun dengan beberapa kali pengaturan di laptop, warna lampu berubah menjadi kuning. Kemudian diubah lagi menjadi biru. Berbagai setting tersedia untuk membuat cahaya lampu berubah-rubah warna. Termasuk berubah dalam tempo cepat.  

Ada total 3.851 lampu yang menghiasi ruang sholat utama. 300 buah lampu LED monocolor untuk pencahayaan umum. 40 buah LED monocolor untuk membantu pencahayaan di area bawah kubah. 19 buah untuk menhiasi mihrab, serta 192 buah LED monocolor dengan cahaya Natural White (NW) yang menyinari Kaligrafi. 

Sementara warna-warni ruangan dicapai dengan 3.300 buah lampu LED dengan warna RGB+NW yang dipasang di langit-langit sekitar kubah.  

Meski demikian, tidak semua bagian tubuh Istiqlal bisa menjelma warna-warni. Bangunan utama hanya dihiasi dengan nuansa cahaya putih Natural White (NW) maupun kuning. Konon, lampu luar Istiqlal ini nuansanya berubah sesuai dengan siklus cahaya matahari.

Desainer lampu Istiqlal, Danang Ismoyo menjelaskan pada Jawa Pos, pada pagi hari saat cahaya sinar matahari kemerahan, maka lampu di dalam masjid ruangan masjid juga akan berubah kemerahan. Kemudian bergerak semakin kuning. Menuju ke pertengahan siang, lampu juga akan perlahan berubah menjadi putih.

Demikian juga saat proses matahari tergelincir ke arah barat. Secara gradual, lampu akan berubah menjadi semakin kekuningan hingga terbenam matahari dimana seluruh lampu luar bangunan masjid akan menyala. “Bahkan kalau misalnya di luar sedang mendung gitu, matahari sedang tertutup awan, cahaya lampu akan otomatis nge-dim. Meredup,” jelas Danang.

Danang menjelaskan labih jauh “Prinsipnya kita masukkan cahaya matahari dari luar ke dalam ruangan. Jadi seolah-olah lebih alami. Kita ada di luar di alam terbuka. Seperti di Masjidil Haram itu kan tidak ada atap. Konsepnya seperti itu,” jelasnya.

Menurut Danang, konsep ini didasarkan pada siklus Ibadah dalam Agama Islam. Terutama sholat lima waktu yang banyak ditandai dengan pergerakan sinar matahari. Selain itu, cahaya utama putih dan kuning yang mendominasi seluruh bangunan juga disimbolkan dengan Matahari (syams) dan Bulan (qamar). Matahari berwarna hangat kekuningan, sementara warna bulan lebih sejuk dengan warna putih.

Baca Juga :  Tercatat 7 Orang Meninggal Dunia Akibat KKB

Perubahan warna lampu ini dengan sistem dynamic lighting ini akan berlangsung secara perlahan dan gradual. Sebagaimana cahaya matahari yang berubah secara perlahan.

Namun sekali lagi, lampu yang berganti-ganti warna otomatis ini hanya berada di ruangan-ruangan penghubung, gerbang, loby, selasar, serta fasilitas lain.

Namun masuk ke ruang sholat utama, kata Danang akan ada perubahan dynamic lighting secara gradual ke arah lebih putih. Sampai di ruang sholat utama, semuanya berubah putih.  Ini bukan tanpa maksud. “Putih berarti suci. Putih bermakna Allah pemilik segala warna. Kumpulan dari warna-warna semua warna kalau dicampur jadi putih. Kita menerapkan konsep di dalam ruangan adalah warna putih,” jelas Danang.

Menurut rencana, kata Danang. Nuansa cahaya di ruang sholat utama hanya akan didominasi warna putih. Dengan sedikit aksen warna kuning di mihrab dan di belakang ukiran kaligrafi. Meskipun warna LED RGB+NW yang ada di atap ruang sholat utama bisa berubah menjadi berbagai warna sesuka hati. Ini dalam rangka untuk tidak mengurangi sakralitas suasana ibadah dalam masjid.

“Kalau waktu solat semuanya akan normal putih. Warna-warna lain itu kalau ada acara-acara khusus saja. Nggak mungkin ganti-ganti juga. Nanti yang sholat malah tidak khusyu’,” pungkas Danang.  

Total daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan lampu-lampu tersebut adalah 10 ribu watt. Namun Danang menyebut semuanya menggunakan lampu hemat energi. Selain itu, lampu-lampu tersebut didukung dengan puluhan solar panel yang dipasang berbaris di atap selasar. Selain pasokan daya dari PLN.

Direktur Bina Penataan Bangunan PUPR Diana Kusumaastuti mengatakan bahwa pihaknya berusaha agar masjid Istiqlal pasca renovasi beroperasi se efisien mungkin. Dengan menejemen yang ramah lingkungan. Selain dengan solar panel, hal ini juga dicapai dengan menekan seminimal mungkin penggunaan pendingin ruangan (AC).

Hanya beberapa ruangan di lantai 1 yang didominasi perkantoran dan ruang pertemuan VIP yang dipasangi AC. Ruang solat utama murni mengandalkan sirkulasi udara untuk mendinginkan ruangan. Dengan bantuan beberapa buah kipas. Ruangan selasar kini dihiasi dengan tanaman merambat untuk membantu meregulasi suhu. “Saya berharap Masjid Istiqlal bisa meraih sertifikat green building kategori Gold. Sedang kami ajukan,” katanya.(*)

Special Lighting Mengikuti Matahari, Dikontrol Dari Komputer

Masjid Istiqlal Jakarta pasca renovasi, Rabu (22/7/2020).Renovasi yang dilakukan mencakup penataan kawasan, pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, mechanical electrical plumbing (MEP), pekerjaan interior dan signage.FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Renovasi Masjid Istiqlal meliputi penataan kawasan dan pemolesan seluruh tubuh masjid sehingga lebih bersih dan bersinar. Namun yang membuatnya benar-benar berbeda adalah sistem special lighting.

TAUFIQURRAHMAN, Jakarta

RABU malam itu (22/7), di tengah selasar terbuka Masjid Istiqlal, rombongan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan para insinyur dari PT. Waskita Karya berkumpul menghadap selatan ke arah Menara Masjid.

Seperti biasanya, jika malam tiba, hampir seluruh tubuh bangunan Masjid seluas 80 ribu meter persegi tersebut bermandikan cahaya lampu. Setiap permukaan penyangga, atap, dan fasad luar disinari dengan efek glow dari ratusan lampu LED berwarna putih dengan akses tugsten kekuningan.

Diantara mereka, ada Programmer Special Lighting System Masjid Istiqlal Djoko Santoso mengambil handphone miliknya dan memberikan perintah pada seseorang di seberang “Tolong naikkan ke 7 ribu kelvin,” katanya.

Semenit, dua menit, menara Masjid Istiqlal yang sebelumnya bersinar dengan warna kekuningan perlahan berubah menjadi putih bersih.  Menteri PUPR pun mengangguk-angguk puas. Djoko belum selesai dengan pertunjukannya “Coba turunkan ke 3 ribu kelvin, mas,” perintahnya ke operator lampu yang entah ada dimana.

Tak lama kemudian, warna putih tersebut perlahan berubah menjadi kuning. Sekali lagi, rombongan bergumam ria membicarakan sistem pencahayaan terbaru tersebut. “Ini semua bisa dikendalikan dari laptop atau HP. Pakai sambungan WI-FI,” jelas Djoko pada Basuki yang tampak puas dengan kinerja para arsitek dan desainer renovasi Masjid Istiqlal.

Tinggal Direktur Jenderal Cipta Karya Danis H. Sumadilaga yang belum puas dan masih ingin mencoba yang lebih ekstrem. “Bisa warna-warni yang lain nggak? Dibikin merah misalnya?” katanya pada Djoko.

Setelah gelagapan beberapa saat, Djoko pun mengangguk dan lagi-lagi menelpon mas operator di depan. “Mas tolong di-setting dengan skin 17 Agustus yang tahun kemarin,” katanya. Konon skin tersebut mengandung seting yang bisa membuat menara Masjid Istiqlal merona merah.

Agak lama menunggu warna menara hingga berubah secara gradual menjadi kemerahan. Menyaingi rona menara Monas yang ada di kejauhan. Baru setelah menara berubah menjadi warna merah dan hadirin mulai bercekrek ria dengan hape masing-masing, Danis terlihat cukup puas.

“Kalau bisa ada temanya, warna-warna itu. Jadi masyarakat yang lihat dari luar kalau melihat warna ini, oh, Istiqlal akan ada ini. Dan seterusnya,” papar Danis. Djoko hanya mengangguk-angguk saja.

Baca Juga :  Demo SRPPD Dibubarkan, Gubernur NFRPB Diamankan

Kemampuan sistem pencahayaan dinamis Istiqlal tidak sampai disitu saja. Saat rombongan bergerak ke ruang sholat utama, giliran 3 ribu lampu LED monocolor dan RGB+NW yang unjuk kebolehan. Sekali lagi, hanya cukup dikendalikan oleh sebuah komputer laptop yang terhubung dengan WI-FI yang dipegang oleh seorang pengurus masjid.

Saat itu, warna atap masih berwarna putih. Namun dengan beberapa kali pengaturan di laptop, warna lampu berubah menjadi kuning. Kemudian diubah lagi menjadi biru. Berbagai setting tersedia untuk membuat cahaya lampu berubah-rubah warna. Termasuk berubah dalam tempo cepat.  

Ada total 3.851 lampu yang menghiasi ruang sholat utama. 300 buah lampu LED monocolor untuk pencahayaan umum. 40 buah LED monocolor untuk membantu pencahayaan di area bawah kubah. 19 buah untuk menhiasi mihrab, serta 192 buah LED monocolor dengan cahaya Natural White (NW) yang menyinari Kaligrafi. 

Sementara warna-warni ruangan dicapai dengan 3.300 buah lampu LED dengan warna RGB+NW yang dipasang di langit-langit sekitar kubah.  

Meski demikian, tidak semua bagian tubuh Istiqlal bisa menjelma warna-warni. Bangunan utama hanya dihiasi dengan nuansa cahaya putih Natural White (NW) maupun kuning. Konon, lampu luar Istiqlal ini nuansanya berubah sesuai dengan siklus cahaya matahari.

Desainer lampu Istiqlal, Danang Ismoyo menjelaskan pada Jawa Pos, pada pagi hari saat cahaya sinar matahari kemerahan, maka lampu di dalam masjid ruangan masjid juga akan berubah kemerahan. Kemudian bergerak semakin kuning. Menuju ke pertengahan siang, lampu juga akan perlahan berubah menjadi putih.

Demikian juga saat proses matahari tergelincir ke arah barat. Secara gradual, lampu akan berubah menjadi semakin kekuningan hingga terbenam matahari dimana seluruh lampu luar bangunan masjid akan menyala. “Bahkan kalau misalnya di luar sedang mendung gitu, matahari sedang tertutup awan, cahaya lampu akan otomatis nge-dim. Meredup,” jelas Danang.

Danang menjelaskan labih jauh “Prinsipnya kita masukkan cahaya matahari dari luar ke dalam ruangan. Jadi seolah-olah lebih alami. Kita ada di luar di alam terbuka. Seperti di Masjidil Haram itu kan tidak ada atap. Konsepnya seperti itu,” jelasnya.

Menurut Danang, konsep ini didasarkan pada siklus Ibadah dalam Agama Islam. Terutama sholat lima waktu yang banyak ditandai dengan pergerakan sinar matahari. Selain itu, cahaya utama putih dan kuning yang mendominasi seluruh bangunan juga disimbolkan dengan Matahari (syams) dan Bulan (qamar). Matahari berwarna hangat kekuningan, sementara warna bulan lebih sejuk dengan warna putih.

Baca Juga :  GKI Sudah Banyak Berkontribusi bagi Peradaban di Tanah Papua

Perubahan warna lampu ini dengan sistem dynamic lighting ini akan berlangsung secara perlahan dan gradual. Sebagaimana cahaya matahari yang berubah secara perlahan.

Namun sekali lagi, lampu yang berganti-ganti warna otomatis ini hanya berada di ruangan-ruangan penghubung, gerbang, loby, selasar, serta fasilitas lain.

Namun masuk ke ruang sholat utama, kata Danang akan ada perubahan dynamic lighting secara gradual ke arah lebih putih. Sampai di ruang sholat utama, semuanya berubah putih.  Ini bukan tanpa maksud. “Putih berarti suci. Putih bermakna Allah pemilik segala warna. Kumpulan dari warna-warna semua warna kalau dicampur jadi putih. Kita menerapkan konsep di dalam ruangan adalah warna putih,” jelas Danang.

Menurut rencana, kata Danang. Nuansa cahaya di ruang sholat utama hanya akan didominasi warna putih. Dengan sedikit aksen warna kuning di mihrab dan di belakang ukiran kaligrafi. Meskipun warna LED RGB+NW yang ada di atap ruang sholat utama bisa berubah menjadi berbagai warna sesuka hati. Ini dalam rangka untuk tidak mengurangi sakralitas suasana ibadah dalam masjid.

“Kalau waktu solat semuanya akan normal putih. Warna-warna lain itu kalau ada acara-acara khusus saja. Nggak mungkin ganti-ganti juga. Nanti yang sholat malah tidak khusyu’,” pungkas Danang.  

Total daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan lampu-lampu tersebut adalah 10 ribu watt. Namun Danang menyebut semuanya menggunakan lampu hemat energi. Selain itu, lampu-lampu tersebut didukung dengan puluhan solar panel yang dipasang berbaris di atap selasar. Selain pasokan daya dari PLN.

Direktur Bina Penataan Bangunan PUPR Diana Kusumaastuti mengatakan bahwa pihaknya berusaha agar masjid Istiqlal pasca renovasi beroperasi se efisien mungkin. Dengan menejemen yang ramah lingkungan. Selain dengan solar panel, hal ini juga dicapai dengan menekan seminimal mungkin penggunaan pendingin ruangan (AC).

Hanya beberapa ruangan di lantai 1 yang didominasi perkantoran dan ruang pertemuan VIP yang dipasangi AC. Ruang solat utama murni mengandalkan sirkulasi udara untuk mendinginkan ruangan. Dengan bantuan beberapa buah kipas. Ruangan selasar kini dihiasi dengan tanaman merambat untuk membantu meregulasi suhu. “Saya berharap Masjid Istiqlal bisa meraih sertifikat green building kategori Gold. Sedang kami ajukan,” katanya.(*)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya