Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Tahun 2023 Mamteng Bebas Malaria

SENTANI-Plt. Bupati Mamberamo Tengah, Yonas Kenelak, S.Sos., menargetkan tahun 2023 mendatang Kabupaten Mamberamo Tengah (Mamteng) bebas dari penyakit malaria.

“Malaria hanya tinggal satu distrik,yakni Distrik Mengambilis yang terletak di daerah perbatasan antara Mamberamo Tengah dan Mamberamo Raya,” Bupati Yonas Kenelak saat menghadiri Percepatan Eleminasi Malaria Tahun 2027 dan Pencanangan Percepatan Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarang di 11 Kabupaten/Kota Provinsi Papua di halaman kantor Bupati Jayapura, Senin (3/10) kemarin.

Untuk itu dia, meminta dinas teknis untuk bekerja keras agar memastikan tahun 2023 mendatang, Kabupaten Mamberamo Tengah bebas dari penyakit malaria.

Soal pencangan stop buang air besar sembarangan, Bupati Yonas Kenelak mengakui baru satu distrik yang sudah bebas dari kebiasaan buang air besar sembarangan yakni Distrik Ilugwa. Bahkan di Distrik Ilugwa setiap rumah tangga sudah memiliki jamban.

Sedangkan empat distrik lainnya, terus diperjuangkan agar dapat seperti Distrik Ilugwa.

Baca Juga :  HUT DWP Kabupaten Yalimo Gelar Lomba Peragaan Busana Adat

“Tentu pemerintah daerah melalu dinas kesehatan akan bekerja sama dengan Unicef agar pada tahun 2025 mendatang target bebas dari buang besar sembarang bisa terwujud,” tegasnya.

“Ini juga butuh peran dari masyarakat untuk sadar dan mendukung program pemerintah ini. Memang ini kebiasaaan yang sudah lama, namun jika terus diberikan pendampingan, saya yakin apa yang menjadi target bisa terwujud,” pungkasnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Mamberamo Tengah Helda Waly mengatakan, pihaknya sudah melatih kader-kader di Distrik Megambilis bekerja sama dengan Unicef untuk memeriksa masyarakat sehingga bisa mengetahui jumlah kasus penyakit malaria dan tentu penanganannya.

“Yang kedua menyiapkan tenaga kesehatan untuk penggunaan mikroskop guna mengetahui hasil pemeriksaan darah apakah masyarakat sudah terkena penyakit malaria,” jelasnya.

“Kita memang fokus di Distrik Megambilis karena di sini malaria tinggi, sehingga target 2023, Mamberamo Tengah bebas dari malaria,” sambungnya.

Selain dua langkah itu, sosialisasi agar masyarakat berperilaku hidup sehat terus digalakkan.

Baca Juga :  Diskominfo Gelar Sosialisasi Literasi Digital Bagi Pelajar

Sementara soal stop buang air besar sembarangan, diakuinya terus digenjot. “Dari 69 kampung, 6 kampung sudah mencanangkan stop buang air besar sembarangan. Direncanakan pada HKN bukan mendatang ada ini 30-an kampung akan mendeklarasikan hal yang sama, sehingga tahun ini ditargetkan 40 kampung dideklarasikan tahun ini,”imbuhnya.

Dia menjelaskan, apa yang dilakukan tahun ini akan dilanjutkan lagi pada tahun depan sehingga target pada tahun 2025 Kabupaten Mamberamo Tengah bebas buang air besar sembarang bisa terwujud.

Selain itu, suksesnya program ini tidak lepas dari perilaku masyarakat. Dimana dari hasil penelitian yang merupakan kerja sama dengan Unicef, perilaku masyarakat untuk hidup bersih terus meningkat. Hanya saja di beberapa kampung terkendala dengan sarana air bersih.

“Jika air bersih tersedia, maka masyarakat bisa membangun jamban sederhana, sehingga stop buang air besar sembarangan bisa terwujud,” tutupnya. (nat)

SENTANI-Plt. Bupati Mamberamo Tengah, Yonas Kenelak, S.Sos., menargetkan tahun 2023 mendatang Kabupaten Mamberamo Tengah (Mamteng) bebas dari penyakit malaria.

“Malaria hanya tinggal satu distrik,yakni Distrik Mengambilis yang terletak di daerah perbatasan antara Mamberamo Tengah dan Mamberamo Raya,” Bupati Yonas Kenelak saat menghadiri Percepatan Eleminasi Malaria Tahun 2027 dan Pencanangan Percepatan Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarang di 11 Kabupaten/Kota Provinsi Papua di halaman kantor Bupati Jayapura, Senin (3/10) kemarin.

Untuk itu dia, meminta dinas teknis untuk bekerja keras agar memastikan tahun 2023 mendatang, Kabupaten Mamberamo Tengah bebas dari penyakit malaria.

Soal pencangan stop buang air besar sembarangan, Bupati Yonas Kenelak mengakui baru satu distrik yang sudah bebas dari kebiasaan buang air besar sembarangan yakni Distrik Ilugwa. Bahkan di Distrik Ilugwa setiap rumah tangga sudah memiliki jamban.

Sedangkan empat distrik lainnya, terus diperjuangkan agar dapat seperti Distrik Ilugwa.

Baca Juga :  HUT DWP Kabupaten Yalimo Gelar Lomba Peragaan Busana Adat

“Tentu pemerintah daerah melalu dinas kesehatan akan bekerja sama dengan Unicef agar pada tahun 2025 mendatang target bebas dari buang besar sembarang bisa terwujud,” tegasnya.

“Ini juga butuh peran dari masyarakat untuk sadar dan mendukung program pemerintah ini. Memang ini kebiasaaan yang sudah lama, namun jika terus diberikan pendampingan, saya yakin apa yang menjadi target bisa terwujud,” pungkasnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Mamberamo Tengah Helda Waly mengatakan, pihaknya sudah melatih kader-kader di Distrik Megambilis bekerja sama dengan Unicef untuk memeriksa masyarakat sehingga bisa mengetahui jumlah kasus penyakit malaria dan tentu penanganannya.

“Yang kedua menyiapkan tenaga kesehatan untuk penggunaan mikroskop guna mengetahui hasil pemeriksaan darah apakah masyarakat sudah terkena penyakit malaria,” jelasnya.

“Kita memang fokus di Distrik Megambilis karena di sini malaria tinggi, sehingga target 2023, Mamberamo Tengah bebas dari malaria,” sambungnya.

Selain dua langkah itu, sosialisasi agar masyarakat berperilaku hidup sehat terus digalakkan.

Baca Juga :  Asa Memburu Poin

Sementara soal stop buang air besar sembarangan, diakuinya terus digenjot. “Dari 69 kampung, 6 kampung sudah mencanangkan stop buang air besar sembarangan. Direncanakan pada HKN bukan mendatang ada ini 30-an kampung akan mendeklarasikan hal yang sama, sehingga tahun ini ditargetkan 40 kampung dideklarasikan tahun ini,”imbuhnya.

Dia menjelaskan, apa yang dilakukan tahun ini akan dilanjutkan lagi pada tahun depan sehingga target pada tahun 2025 Kabupaten Mamberamo Tengah bebas buang air besar sembarang bisa terwujud.

Selain itu, suksesnya program ini tidak lepas dari perilaku masyarakat. Dimana dari hasil penelitian yang merupakan kerja sama dengan Unicef, perilaku masyarakat untuk hidup bersih terus meningkat. Hanya saja di beberapa kampung terkendala dengan sarana air bersih.

“Jika air bersih tersedia, maka masyarakat bisa membangun jamban sederhana, sehingga stop buang air besar sembarangan bisa terwujud,” tutupnya. (nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya