JAYAPURA-Sebanyak 27 dokter kontrak yang bekerja di RSUD Jayapura memutuskan untuk mogok kerja setelah gaji bulanan mereka dipotong 50 persen lebih.
Informasi yang diterima Cenderawasih Pos gaji bulanan para dokter ini sebesar Rp 10 juta namun dipotong menjadi Rp 4,7 juta/bulan dan ini berlangsung sejak awal tahun 2022. Lalu meski sudah bersurat kepada direktur RSUD Jayapura namun hingga kini tak ada jawaban tertulis.
Para dokter sendiri banyak yang tidak mengetahui mengapa terjadi pemotongan namun ada yang menyebut bahwa ini ada kaitannya dengan recofusing dimana banyak dana yang sudah dianggarkan akhirnya ikut dipotong.
Beberapa dokter angkat suara soal ini, hanya mereka enggan menyebutkan namanya dengan alasan pernah diancam akan dibatalkan usulan K2-nya. “Kami sudah pernah bersurat resmi ke direktur mempertanyakan hal ini dan meminta agar gaji awal yang Rp 10 juta dikembalikan. Bagaimana bisa hidup sebulan dengan Rp 4,7 juta sementara risiko profesinya sangat tinggi,” beber salah satu dokter melalui ponselnya, Rabu (3/8).
Hanya dikatakan hingga kini surat tersebut tak pernah dibalas dan direktur juga tak pernah melakukan pertemuan untuk membahas ini.
“Karena kami diabaikan ya sekalian saja kami mogok. Ini berbicara soal hak dan kewajiban serta sikap professional,” bebernya.
Dikatakan untuk sehari di RSUD Jayapura paling tidak harus dihandel sebanyak 15 dokter yang dibagi 3 shift. Namun saat ini hanya 2 dokter yang menangani, sehingga dipastikan akan sangat memengaruhi pelayanan. “Mau bagaimana lagi, kami sudah bersurat sejak April menuntut hak-hak para dokter tapi dijawab hanya dengan lisan dan tidak ada kepastian sehingga kami mengajukan memprotes,” sambung dokter tersebut.
Ia meyakini pelayanan rumah sakit terganggu dan selama belum direspon, mereka sepakati untuk tidak melakukan pelayanan.
Direktur RSUD Jayapura, dr Anton Mote yang dikonfirmasi tidak merespon. Pesan Whatsapp yang dikirim Cenderawasih Pos dibaca namun tidak dibalas.
Sementara Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Jayapura, dr. Andreas Pikey mengatakan, mereka yang demo adalah terkait dengan honor mereka.
“Beberapa hari lalu mereka menyurat dan kita sudah sampaikan ke pimpinan,” kata dr Andreas saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui pesan WhatsApnya, Rabu (3/8) malam.
Lanjutnya, langkah selanjutnya adalah menunggu keputusan dari pimpinan dan bagian keuangan.
Dari pantauan Cenderawasih Pos di bagian pelayanan terlihat kertas yang ditulis menggunakan tinta merah bertuliskan : Dokter Kontrak Lagi Mogok di hari ini, Harap Maklum. Ada juga tulisan disebelahnya : Bed IGD lagi Full, mohon maaf atas ketidaknyamanan. Selain itu terlihat beberapa tenaga medis bekerja dengan terburu – buru dan sejumlah pasien berjejer di kasur roda sambil menunggu dilayani dokter. (ade/fia/nat)