
*Terkait Oknum Pejabat yang Diduga Perkosa Siswi SMA
JAYAPURA-Publik Papua belakangan ini digemparkan dengan berita terkait kasus dugaan pemerkosaan remaja berusia 18 tahun di Setiabudi, Jakarta Selatan, yang menyeret seorang oknum pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua berinisial AG.
Terkait kasus ini, Sekretaris Daerah Provinsi Papua, Hery Dosinaen, SIP., MKP., mengaku belum mendapatkan laporan secara resmi dari pejabat yang bersangkutan. Sebaliknya, informasi yang didapatkannya tidak lain melalui media daring (online).
Dengan kata lain, menurut Sekda Dosinaen, Pemerintah Provinsi Papua harus mendapatkan laporan secara resmi dari pejabat yang bersangkutan terkait kasus yang menyeretnya. Bukan malah hanya sebatas informasi yang diperoleh melalui media sebagaimana yang terjadi.
“Saya sendiri belum mendapat laporan. Informasinya itu lewat media. Artinya, Pemerintah Provinsi Papua harus mendapatkan laporan secara resmi. Dan hingga kini kami belum mendapat laporan secara resmi,” ucap Sekda Hery Dosinaen menjawab Cenderawasih Pos, Senin (3/1), usai memimpin apel pagi gabungan lingkungan Pemerintah Provinsi Papua, di halaman Kantor Gubernur Papua.
Disinggung perihal kasus yang telah dilaporkan ke pihak Kepolisian, Sekda Dosinaen mempersilakan proses hukum tersebut dilakukan. “Silakan, nanti proses hukum yang memang sudah dilakukan, ya silahkan,” tambahnya.
Sementara itu, dari Jakarta dilaporkan seorang oknum pejabat di lingkup Pemprov Papua berinisial AG dilaporkan ke Polres Jakarta Selatan karena diduga melakukan pemerkosaan kepada remaja perempuan berinisial A, 18, di kawasan Jakarta Selatan pada 28 Januari lalu.Orang tua A, An membenarkan laporan tersebut.
Menurut dia, kejadian ini bermula ketika pelaku menghubungi dirinya pada 28 Februari lalu. Karena pelaku merupakan kawan suaminya, An mengaku tidak menaruh rasa curiga ketika pelaku akhirnya bertanya tentang nomor anaknya.
An yang sempat mengobrol dengan pelaku, masih mengira pelaku berada di Papua. “Saya kira mau ngobrol kasih nasihat, karena dia ini saya kira di Papua,” ucap dia ketika dihubungi Jawa Pos, kemarin.
Tapi, pelaku yang saat itu berada di Jakarta, kata Ana malah menghubungi anaknya dan meminta korban datang ke hotel yang berada di kawasan Setiabudi. “Saya enggak tahu kalau hari itu dia langsung hubungi anak saya,” kata dia.
Anaknya yang juga tidak curiga dengan pelaku akhirnya memenuhi undangan tersebut. Dia datang seorang diri lalu diajak makan siang. Masih tanpa rasa curiga, anaknya itu kemudian diajak ke dalam kamar hotel. Di sana mereka masih mengobrol. “Anak saya diajak ke kamar dan enggak curiga juga,” ucap dia.
Korban kepada An mengaku jika diberikan minuman lalu tidak sadarkan diri. Ketika bangun, pakaian korban sudah lepas dari badannya. “Anak saya sempat diminta untuk tidak cerita ke saya sama suami,” ucap dia.
Namun, akhirnya korban mengadukan kejadian ini ke gurunya. Gurunya langsung memberitahu orang tua korban. “Dia (korban) masih malu, shock, sekarang enggak berani buka hape. Saya masih enggak percaya dia ngelakuin hal ini,” jelas dia.
Rasa tidak percaya dengan perbuatan pelaku itu kata An, juga terjadi karena korban sudah mengenal pelaku sejak dia kecil.
Setelah itu, dia melaporkan kejadian ini ke pihak Kepolisian. An mengaku setelah laporan itu datang dia merasa terancam karena takut jadi incaran bodyguard oknum pejabat tersebut. “Saat ini saya serahkan ke Kepolisian dan Tuhan. Kami sudah laporan kemarin,” ungkap dia.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP. Mochammad Irwan Susanto yang dikonfirmasi Jawa Pos (Grup Cenderawasih Pos) membenarkan laporan tersebut. Menurut dia, laporan sudah diproses. “Betul (ada laporan dari korban),” ucap dia.
Dia menynyebutkan, hingga kini laporan tersebut masih diperiksa dahulu oleh pihaknya. Hal itu dilakukan guna memastikan adakah tindak pidana dalam laporan tersebut. “Kami pastikan itu tindak pidana atau bukan,” kata dia.(gr/bry/nat/JPG)