Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Orang Tidak Tahu, Selama Test Nginap di Rumah Teman

Yosua Jimy Hamadi  bersama ayahnya Laban Hamadi saat ditemui di rumahnya di Kampung Tobati, Jumat (2/8). ( FOTO : Elfira/Cepos)

Yosua Jimy Hamadi Putra Asli Papua yang Lulus Seleksi Calon Bintara Polri

Sebanyak 101 putra-putri asli Papua dinyatakan lulus seleksi Bintara Polri tahun 2019. Satu di antaranya, Yosua Jimy Hamadi pemuda asal Kampung Tobati, Distrik Jayapura Selatan. Bagaimana perjalanan Yosua selama proses seleksi ?

Laporan: Elfira, Jayapura

SAAT namanya disebutkan lulus seleksi Bintara Polri tahun 2019 dalam sidang kelulusan yang dipimpin Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Yakobus Marjuki di aula Elsama Numberi, SPN Jayapura, Distrik Jayapura Utara, Kamis (1/8) kemarin, Yosua Jimy Hamadi langsung mengucapkan syukur. 

Ayahnya Laban Hamadi yang mendapat undangan untuk mengikuti sidang kelulusan tersebut juga terlihat sangat bahagia. Pasalnya, Laban Hamadi tidak mengetahui kalau anak kedelapannya tersebut mengikuti seleksi calon Bintara Polri tahun 2019 di Mapolda Papua.

Yosua sengaja merahasiakan aktivitasnya mengikuti seleksi calon Bintara Polri lantaran tidak ingin membebani keluarganya serta enggan untuk emmbuat cemas kedua orang tua yang telah membesarkannya. 

Orang tua Yosua Hamadi sendiri tinggal di Kampung Tobati, Distrik Jayapura Selatan. Cenderawasih Pos, Jumat (2/8) kemarin berkesempatan menemui Yosua dan orang tuanya di Kampung Tobati. 

Setelah membuat janji, pukul 07.45 WIT Yosua datang menjemput Cenderawaasih Pos menggunakan perahu di dermaga Ring Road. Dari dermaga Ring Road, sekira 7 menit, Cenderawasih Pos tiba di rumah bercat merah hijau yang ditinggali Yosua bersama kedua orang tuanya. Di rumah tersebut, tampak sudah menunggu Laban Hamadi ayah dari Yosua.

Kepada Cenderawasih Pos, Laban mengaku tidak tahu jika Yosua ikut seleksi penerimaan calon Bintara Polri tahun 2019. Dirinya baru tahu kalau anak kedelapan dari sembilan bersaudara itu ikut tes, setelah surat undangan untuk menghadiri sidang kelulusan di SPN Jayapura diterimanya. 

“Yang saya tahu anak saya ikut pelatihan di Polres Jayapura Kota selama 3 bulan. Saya tidak tahu klau dia daftar jadi Polisi. Karena dia tidak pernah beritahu,” ucap Laban mengawali percakapan dengan Cenderawasih Pos. 

Baca Juga :  Alamak, Bintang Kejora Berkibar di Halaman Kantor Disnaker

Laban mengatakan, Yosua selama ini merahasiakan keikutsertaannya dalam seleksi penerimaan calon Bintara Polri 2019. “Dia hanya ikut pelatihan di Polres,  waktu Kapolda saat itu Irjen Pol. Martuani Sormin memerintahkan Kapolres untuk memberi pelatihan kepada anak asli Papua yang ingin masuk Polisi. Saya baru tahu setelah dapat undangan tanggal 31 Juli lalu. Saat saya baca undangan tersebut saya kaget dan bertanya, selama ini ko ikut tes Polisi?,” ucapnya dengan kelopak mata yang basah.

Setelah dinyatakan lulus tes, Laban hanya bisa mendoakan anaknya agar dapat mengikuti pendidikan selama 7 bulan di SPN Polda Papua dan dilantik menjadi anggota Polri dengan pangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda). “Saya harap dia bisa ikut pendidikan dengan baik,” tutupnya. 

Sebelum mengikuti seleksi calon Bintara Polri hingga dinyatakan lulus tes untuk mengikuti pendidikan, Yosua mengaku sudah mempersiapkan diri dengan baik. Persiapan tersebut bermula saat Polres Jayapura Kota datang ke kampung-kampung di Kota jayapura termasuk di Kampung Tobati untuk merekrut anak asli Papua mengikuti pelatihan bagi yang berminat masuk menjadi Polisi.

Yosua yang memang bercita-cita menjadi Polisi, kemudian mengikuti program tersebut dan menjalani pelatihan selama tiga bulan di Mapolres Jayapura Kota. Usai pelatihan, Yosua langsung menyiapkan berkas dan mendaftarkan diri ke Mapolda Papua untuk mengikuti tes masuk Polisi.

Saat mendaftar hingga proses seleksi, Yosua memilih tinggal di rumah temannya di daerah Polimak, Distrik Jayapura Selatan. Yosua baru pulang ke rumahnya di Kampung Tobati pada akhir pekan untuk mengikuti ibadah hari Minggu bersama keluarganya.

Dia memilih tinggal di Polimak selama proses seleksi agar tidak ketinggalan informasi. Selain itu, dirinya juga tak ingin membebani kedua orang tuanya dan sengaja tidak menginformasikan proses seleksi yang diikutinya. “Selama tes teman yang antar karena keluarga memang tidak tahu. Saya kembali ke rumah saat akhir pekan, itupun hanya untuk beribadah bersama keluarga setelah itu kembali lagi ke rumah teman,” tutur Yosua. 

Baca Juga :  Pegawai BPKAD Mamberamo Raya Pertahankan Pimpinannya

Selama mengikuti tes, Yosus mengaku tidak ada uang sepersenpun yang ia keluarkan ketika mengikuti tes tersebut. Mulai dari rekruitmen pertama, cek kesehatan, akademik, psikotest hingga sampai pada tahapan hasil sidang kelulusan akhir Bintara Polri tahun 2019.

Setelah menjalani tahapan seleksi hingga menjelang sidang kelulusan akhir, Yosua mengaku was-was untuk memberikan undangan kepada orang tuanya. Namun akhirnya ia beranikan diri menyerahkan undangan kepada orang tuanya yang hadir langsung mengikuti sidang kelulusan di SPN Jayapura. 

Saat sidang kelulusan, bukan hanya Yosua yang degdegan menantikan hasil, tetapi orang tuanya juga menunggu dengan cemas di luar gedung Elsama SPN Polda Papua.

“Selama ini saya tak memberitahu kepada kedua orang tua kalau saya ikut tes Polisi lantaran tak ingin membuat mereka kecewa. Saya tak ingin memberi beban kepada mereka,” ungkap Yosua sembari memandangi wajah ayahnya yang berada di hadapannya.

Selama mengikuti tes, ada saja kendala yang dihadapi alumni SMA 45 Jayapura ini. Namun, kendala tersebut bisa ia atasi sendiri tanpa menyusahkan orang lain dan sebagai penyemangat baginya.

Dari hasil sidang kelulusan, Yosua Jimy Hamadi dinyatakan lulus dengan peringkat ke 36 dari 98 OAP yang ikut tes. Dirinya sangat bahagia bisa mewujudkan cita-citanya menjadi anggota Polri. 

“Dulu, sewaktu kecil cita-cita saya jadi Polisi. Saya senang saat melihat Polisi, apalagi ketika mereka berseragam Polisi lalu memegang senjata, mereka terlihat gagah sekali dan selalu hadir di mana-mana dalam melayani masyarakat,” ucapnya sembari tersenyum.

Ke depan ia akan mengikuti pendidikan selama 7 bulan di SPN Polda Papua. Yosua berjanji untuk tetap menjaga fisik, mental serta rajin berdoa agar lancar selama mengikuti pendidikan dan tidak mengecewakan kedua orang tuanya. ***

Yosua Jimy Hamadi  bersama ayahnya Laban Hamadi saat ditemui di rumahnya di Kampung Tobati, Jumat (2/8). ( FOTO : Elfira/Cepos)

Yosua Jimy Hamadi Putra Asli Papua yang Lulus Seleksi Calon Bintara Polri

Sebanyak 101 putra-putri asli Papua dinyatakan lulus seleksi Bintara Polri tahun 2019. Satu di antaranya, Yosua Jimy Hamadi pemuda asal Kampung Tobati, Distrik Jayapura Selatan. Bagaimana perjalanan Yosua selama proses seleksi ?

Laporan: Elfira, Jayapura

SAAT namanya disebutkan lulus seleksi Bintara Polri tahun 2019 dalam sidang kelulusan yang dipimpin Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Yakobus Marjuki di aula Elsama Numberi, SPN Jayapura, Distrik Jayapura Utara, Kamis (1/8) kemarin, Yosua Jimy Hamadi langsung mengucapkan syukur. 

Ayahnya Laban Hamadi yang mendapat undangan untuk mengikuti sidang kelulusan tersebut juga terlihat sangat bahagia. Pasalnya, Laban Hamadi tidak mengetahui kalau anak kedelapannya tersebut mengikuti seleksi calon Bintara Polri tahun 2019 di Mapolda Papua.

Yosua sengaja merahasiakan aktivitasnya mengikuti seleksi calon Bintara Polri lantaran tidak ingin membebani keluarganya serta enggan untuk emmbuat cemas kedua orang tua yang telah membesarkannya. 

Orang tua Yosua Hamadi sendiri tinggal di Kampung Tobati, Distrik Jayapura Selatan. Cenderawasih Pos, Jumat (2/8) kemarin berkesempatan menemui Yosua dan orang tuanya di Kampung Tobati. 

Setelah membuat janji, pukul 07.45 WIT Yosua datang menjemput Cenderawaasih Pos menggunakan perahu di dermaga Ring Road. Dari dermaga Ring Road, sekira 7 menit, Cenderawasih Pos tiba di rumah bercat merah hijau yang ditinggali Yosua bersama kedua orang tuanya. Di rumah tersebut, tampak sudah menunggu Laban Hamadi ayah dari Yosua.

Kepada Cenderawasih Pos, Laban mengaku tidak tahu jika Yosua ikut seleksi penerimaan calon Bintara Polri tahun 2019. Dirinya baru tahu kalau anak kedelapan dari sembilan bersaudara itu ikut tes, setelah surat undangan untuk menghadiri sidang kelulusan di SPN Jayapura diterimanya. 

“Yang saya tahu anak saya ikut pelatihan di Polres Jayapura Kota selama 3 bulan. Saya tidak tahu klau dia daftar jadi Polisi. Karena dia tidak pernah beritahu,” ucap Laban mengawali percakapan dengan Cenderawasih Pos. 

Baca Juga :  Pegawai BPKAD Mamberamo Raya Pertahankan Pimpinannya

Laban mengatakan, Yosua selama ini merahasiakan keikutsertaannya dalam seleksi penerimaan calon Bintara Polri 2019. “Dia hanya ikut pelatihan di Polres,  waktu Kapolda saat itu Irjen Pol. Martuani Sormin memerintahkan Kapolres untuk memberi pelatihan kepada anak asli Papua yang ingin masuk Polisi. Saya baru tahu setelah dapat undangan tanggal 31 Juli lalu. Saat saya baca undangan tersebut saya kaget dan bertanya, selama ini ko ikut tes Polisi?,” ucapnya dengan kelopak mata yang basah.

Setelah dinyatakan lulus tes, Laban hanya bisa mendoakan anaknya agar dapat mengikuti pendidikan selama 7 bulan di SPN Polda Papua dan dilantik menjadi anggota Polri dengan pangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda). “Saya harap dia bisa ikut pendidikan dengan baik,” tutupnya. 

Sebelum mengikuti seleksi calon Bintara Polri hingga dinyatakan lulus tes untuk mengikuti pendidikan, Yosua mengaku sudah mempersiapkan diri dengan baik. Persiapan tersebut bermula saat Polres Jayapura Kota datang ke kampung-kampung di Kota jayapura termasuk di Kampung Tobati untuk merekrut anak asli Papua mengikuti pelatihan bagi yang berminat masuk menjadi Polisi.

Yosua yang memang bercita-cita menjadi Polisi, kemudian mengikuti program tersebut dan menjalani pelatihan selama tiga bulan di Mapolres Jayapura Kota. Usai pelatihan, Yosua langsung menyiapkan berkas dan mendaftarkan diri ke Mapolda Papua untuk mengikuti tes masuk Polisi.

Saat mendaftar hingga proses seleksi, Yosua memilih tinggal di rumah temannya di daerah Polimak, Distrik Jayapura Selatan. Yosua baru pulang ke rumahnya di Kampung Tobati pada akhir pekan untuk mengikuti ibadah hari Minggu bersama keluarganya.

Dia memilih tinggal di Polimak selama proses seleksi agar tidak ketinggalan informasi. Selain itu, dirinya juga tak ingin membebani kedua orang tuanya dan sengaja tidak menginformasikan proses seleksi yang diikutinya. “Selama tes teman yang antar karena keluarga memang tidak tahu. Saya kembali ke rumah saat akhir pekan, itupun hanya untuk beribadah bersama keluarga setelah itu kembali lagi ke rumah teman,” tutur Yosua. 

Baca Juga :  Situs Gunung Srobu Sudah Ada Sejak 400 Masehi Tapi Masih Ada Tangan-tangan Nakal yang Merusak

Selama mengikuti tes, Yosus mengaku tidak ada uang sepersenpun yang ia keluarkan ketika mengikuti tes tersebut. Mulai dari rekruitmen pertama, cek kesehatan, akademik, psikotest hingga sampai pada tahapan hasil sidang kelulusan akhir Bintara Polri tahun 2019.

Setelah menjalani tahapan seleksi hingga menjelang sidang kelulusan akhir, Yosua mengaku was-was untuk memberikan undangan kepada orang tuanya. Namun akhirnya ia beranikan diri menyerahkan undangan kepada orang tuanya yang hadir langsung mengikuti sidang kelulusan di SPN Jayapura. 

Saat sidang kelulusan, bukan hanya Yosua yang degdegan menantikan hasil, tetapi orang tuanya juga menunggu dengan cemas di luar gedung Elsama SPN Polda Papua.

“Selama ini saya tak memberitahu kepada kedua orang tua kalau saya ikut tes Polisi lantaran tak ingin membuat mereka kecewa. Saya tak ingin memberi beban kepada mereka,” ungkap Yosua sembari memandangi wajah ayahnya yang berada di hadapannya.

Selama mengikuti tes, ada saja kendala yang dihadapi alumni SMA 45 Jayapura ini. Namun, kendala tersebut bisa ia atasi sendiri tanpa menyusahkan orang lain dan sebagai penyemangat baginya.

Dari hasil sidang kelulusan, Yosua Jimy Hamadi dinyatakan lulus dengan peringkat ke 36 dari 98 OAP yang ikut tes. Dirinya sangat bahagia bisa mewujudkan cita-citanya menjadi anggota Polri. 

“Dulu, sewaktu kecil cita-cita saya jadi Polisi. Saya senang saat melihat Polisi, apalagi ketika mereka berseragam Polisi lalu memegang senjata, mereka terlihat gagah sekali dan selalu hadir di mana-mana dalam melayani masyarakat,” ucapnya sembari tersenyum.

Ke depan ia akan mengikuti pendidikan selama 7 bulan di SPN Polda Papua. Yosua berjanji untuk tetap menjaga fisik, mental serta rajin berdoa agar lancar selama mengikuti pendidikan dan tidak mengecewakan kedua orang tuanya. ***

Berita Terbaru

Artikel Lainnya