Thursday, April 25, 2024
24.7 C
Jayapura

Pencarian Jalur Darat Dihentikan Sementara

Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso ( FOTO : Yewen/Cepos)

SENTANI-Pencarian terhadap helikopter milik Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) jenis MI-17V5 dengan callsign HA5138 yang lost contact saat terbang dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Jumat (28/6) lalu,  telah memasuki hari kelima, Selasa (2/7).

Hingga hari kelima kemarin, keberadaan helikopter yang mengangkut 12 personel yaitu 7 kru helikopter dan 5 personel Satgas Yonif 725/WRG, belum diketahui. 

Komandan Lanud Silas Papare Jayapura, Marsekal Pertama (Marsma) TNI, Tri Bowo Budi Santoso mengungkapkan pencarian saat ini difokuskan melalui jalur udara. Oleh sebab itu, pencarian melalui jalur darat untuk sementara dihentikan.

“Nanti kalau ada temuan, di situ baru akan dikonsolidasi. Dihentikan sementara dan dievaluasi, karena hutan yang lebat dan kalau tidak ada tanda-tanda, maka seberapa luas kita harus datangi. Oleh karena itu, pencarian utamanya menggunakan pesawat udara dalam hal ini helikopter,” jelasnya kepada wartawan di Base Ops Lanud Silas Papare Jayapura, Selasa (2/7).

Tri Bowo, akui bahwa cuaca di Oksibil mengalami perubahan setiap 15-30 menit, sehingga sedikit mengalami kesulitan dalam melakukan pencarian melalui jalur udara. Oleh karena itu, pencarian melalui udara harus memperhatikan betul kondisi cuaca.

“Hari ini (kemarin-red) helikopter sudah terbang dua pesawat untuk melakukan pencarian dan pesawat CN235 yang membawa bahan bakar dan logistik bagi tim SAR gabungan di Oksibil selama melakukan pencarian,” ucapnya.

Dalam melakukan pencarian ini pihaknya memberikan arahan dan setelah dilakukan pencarian selesai akan dilakukan evaluasi untuk melihat setiap sektor atau wilayah untuk mencari keberadaan helikopter MI-17 ini.

“Dari 6 titik panas yang kita terima, ada beberapa titik yang sudah kita datangi dan beberapa titik yang belum kita datangi. Nanti kita akan evaluasi setiap hari sesuai dengan cuaca yang ada di Oksibil dalam melakukan pencarian melalui jalur udara,” ujarnya.

Baca Juga :  Kantor Klasis Kingmi Kenyam Digerebek, 3 Pendeta Dianiaya, 4 Orang Ditangkap

“Kita berharap dukungan dari masyarakat setempat melalui radio antar penduduk. Apabila penduduk sekitar ada yang pernah melihat atau mendengar, maka silakan memberitahu, sehingga kita catat dan evaluasi,” sambungnya. 

Sampai kemarin (2/7) tim gabungan yang diberi tugas mencari masih kesulitan menemukan helikopter tersebut. Untuk itu, mereka meminta bantuan masyarakat di 34 distrik di Pegunungan Bintang.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi menyampaikan, tim gabungan yang berada di Posko SAR Oksibil sudah berhasil melakukan kontak kepada masyarakat di 34 distrik tersebut. ”Mengimbau masyarakat agar dapat mengirimkan informasi ke posko melalui radio,” terang dia. Itu penting lantaran data dan informasi dari masyarakat juga diperlukan tim yang bertugas di lapangan. 

Mengingat medan di lokasi pencarian cukup berat. Selain itu, cuaca tidak menentu juga menyulitkan petugas. ”Hingga Selasa 27 Juli 2019, pencarian baik dari udara maupun darat belum menemukan tanda-tanda keberadaan helikopter itu,” terang dia. 

Operasi pencarian yang dilaksanakan sejak pagi terpaksa kembali dihentikan. Kemarin, tim yang bergerak di udara harus berhenti sekitar pukul 14.00 WIT. 

Sementara itu, pencarian lewat jalur darat berlanjut. Itu pun tidak sampai petang. Menurut Aidi, mereka hanya bisa memaksimalkan pencarian sampi pukul 15.00 WIT. Perwira menengah TNI AD dengan tiga kembang di pundak itu menyampaikan bahwa petugas tidak bisa memaksa melawan kondisi cuaca yang tidak mendukung. Karena itu, mereka langsung mengevaluasi operasi SAR kemarin. 

Baca Juga :  22 Juni Bandara Wamena Dibuka

Menurut Aidi, evaluasi dilaksanakan di dua lokasi berbeda. ”Tim SAR udara melakukan evaluasi di posko utama yang bertempat Lanud Silas Papare. sedangkan Tim SAR darat melakukan evaluasi di posko taktis yang berkedudukan di Koramil Oksibil,” bebernya. Serupa dengan Senin (1/7) pencarian kemarin mengandalkan tiga helikopter dan satu unit pesawat CN-235 milik TNI AU.

Selain mencari pada radius 5 sampai 20 nautical mile dari lokasi lost contact, pencarian juga dilaksanakan di sekitar Gunung Mol. 

Sementara itu, pencarian melalui jalur darat dilaksanakan di Oskob, Kaureh, serta Airu. Walau pun tidak memeroleh tanda-tanda keberadaan helikopter tersebut. Aidi menjelaskan bahwa mereka sedapat mungkin mendapatkan informasi dan keterangan tambahan dari masyarakat. 

Sejauh ini, Aidi menegaskan, pihaknya belum mematok tenggat berkaitan dengan pencarian helikopter yang mengakut 12 orang kru dan prajurit TNI itu. ”Target kami adalah menemukan (helikopter). Secara optimis kami masih menyebut helikopter lost contact,” terangnya. Karena itu, masih ada beberapa kemungkinan. Yakni mendarat darurat di lokasi blank spot atau crash.

Lebih lanjut, Aidi mengungkapkan bahwa rute yang hendak ditempuh helikopter tersebut dari Oksibil menuju Sentani kurang lebih punya jarak yang sama dengan rute Jakarta – Semarang. ”Bedanya Jakarta – Semarang padat pemukiman, Oksibil – Sentani hutan belantara,” terang dia. Bukan hanya itu, medan bukit dan pegunungan juga mendominasi. Sehingga petugas butuh tenaga ekstra untuk menemukan helikopter tersebut. (bet/fia/nat/JPG)

Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso ( FOTO : Yewen/Cepos)

SENTANI-Pencarian terhadap helikopter milik Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) jenis MI-17V5 dengan callsign HA5138 yang lost contact saat terbang dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Jumat (28/6) lalu,  telah memasuki hari kelima, Selasa (2/7).

Hingga hari kelima kemarin, keberadaan helikopter yang mengangkut 12 personel yaitu 7 kru helikopter dan 5 personel Satgas Yonif 725/WRG, belum diketahui. 

Komandan Lanud Silas Papare Jayapura, Marsekal Pertama (Marsma) TNI, Tri Bowo Budi Santoso mengungkapkan pencarian saat ini difokuskan melalui jalur udara. Oleh sebab itu, pencarian melalui jalur darat untuk sementara dihentikan.

“Nanti kalau ada temuan, di situ baru akan dikonsolidasi. Dihentikan sementara dan dievaluasi, karena hutan yang lebat dan kalau tidak ada tanda-tanda, maka seberapa luas kita harus datangi. Oleh karena itu, pencarian utamanya menggunakan pesawat udara dalam hal ini helikopter,” jelasnya kepada wartawan di Base Ops Lanud Silas Papare Jayapura, Selasa (2/7).

Tri Bowo, akui bahwa cuaca di Oksibil mengalami perubahan setiap 15-30 menit, sehingga sedikit mengalami kesulitan dalam melakukan pencarian melalui jalur udara. Oleh karena itu, pencarian melalui udara harus memperhatikan betul kondisi cuaca.

“Hari ini (kemarin-red) helikopter sudah terbang dua pesawat untuk melakukan pencarian dan pesawat CN235 yang membawa bahan bakar dan logistik bagi tim SAR gabungan di Oksibil selama melakukan pencarian,” ucapnya.

Dalam melakukan pencarian ini pihaknya memberikan arahan dan setelah dilakukan pencarian selesai akan dilakukan evaluasi untuk melihat setiap sektor atau wilayah untuk mencari keberadaan helikopter MI-17 ini.

“Dari 6 titik panas yang kita terima, ada beberapa titik yang sudah kita datangi dan beberapa titik yang belum kita datangi. Nanti kita akan evaluasi setiap hari sesuai dengan cuaca yang ada di Oksibil dalam melakukan pencarian melalui jalur udara,” ujarnya.

Baca Juga :  Warga Geger, Suara Ledakan Terdengar dari Gereja

“Kita berharap dukungan dari masyarakat setempat melalui radio antar penduduk. Apabila penduduk sekitar ada yang pernah melihat atau mendengar, maka silakan memberitahu, sehingga kita catat dan evaluasi,” sambungnya. 

Sampai kemarin (2/7) tim gabungan yang diberi tugas mencari masih kesulitan menemukan helikopter tersebut. Untuk itu, mereka meminta bantuan masyarakat di 34 distrik di Pegunungan Bintang.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi menyampaikan, tim gabungan yang berada di Posko SAR Oksibil sudah berhasil melakukan kontak kepada masyarakat di 34 distrik tersebut. ”Mengimbau masyarakat agar dapat mengirimkan informasi ke posko melalui radio,” terang dia. Itu penting lantaran data dan informasi dari masyarakat juga diperlukan tim yang bertugas di lapangan. 

Mengingat medan di lokasi pencarian cukup berat. Selain itu, cuaca tidak menentu juga menyulitkan petugas. ”Hingga Selasa 27 Juli 2019, pencarian baik dari udara maupun darat belum menemukan tanda-tanda keberadaan helikopter itu,” terang dia. 

Operasi pencarian yang dilaksanakan sejak pagi terpaksa kembali dihentikan. Kemarin, tim yang bergerak di udara harus berhenti sekitar pukul 14.00 WIT. 

Sementara itu, pencarian lewat jalur darat berlanjut. Itu pun tidak sampai petang. Menurut Aidi, mereka hanya bisa memaksimalkan pencarian sampi pukul 15.00 WIT. Perwira menengah TNI AD dengan tiga kembang di pundak itu menyampaikan bahwa petugas tidak bisa memaksa melawan kondisi cuaca yang tidak mendukung. Karena itu, mereka langsung mengevaluasi operasi SAR kemarin. 

Baca Juga :  Giliran SD Negeri Dekai jadi Sasaran OTK

Menurut Aidi, evaluasi dilaksanakan di dua lokasi berbeda. ”Tim SAR udara melakukan evaluasi di posko utama yang bertempat Lanud Silas Papare. sedangkan Tim SAR darat melakukan evaluasi di posko taktis yang berkedudukan di Koramil Oksibil,” bebernya. Serupa dengan Senin (1/7) pencarian kemarin mengandalkan tiga helikopter dan satu unit pesawat CN-235 milik TNI AU.

Selain mencari pada radius 5 sampai 20 nautical mile dari lokasi lost contact, pencarian juga dilaksanakan di sekitar Gunung Mol. 

Sementara itu, pencarian melalui jalur darat dilaksanakan di Oskob, Kaureh, serta Airu. Walau pun tidak memeroleh tanda-tanda keberadaan helikopter tersebut. Aidi menjelaskan bahwa mereka sedapat mungkin mendapatkan informasi dan keterangan tambahan dari masyarakat. 

Sejauh ini, Aidi menegaskan, pihaknya belum mematok tenggat berkaitan dengan pencarian helikopter yang mengakut 12 orang kru dan prajurit TNI itu. ”Target kami adalah menemukan (helikopter). Secara optimis kami masih menyebut helikopter lost contact,” terangnya. Karena itu, masih ada beberapa kemungkinan. Yakni mendarat darurat di lokasi blank spot atau crash.

Lebih lanjut, Aidi mengungkapkan bahwa rute yang hendak ditempuh helikopter tersebut dari Oksibil menuju Sentani kurang lebih punya jarak yang sama dengan rute Jakarta – Semarang. ”Bedanya Jakarta – Semarang padat pemukiman, Oksibil – Sentani hutan belantara,” terang dia. Bukan hanya itu, medan bukit dan pegunungan juga mendominasi. Sehingga petugas butuh tenaga ekstra untuk menemukan helikopter tersebut. (bet/fia/nat/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya