Friday, April 18, 2025
23.7 C
Jayapura

Papeda Labu Menu Sederhana Atasi Stunting di Papua

BKKBN Papua, saat ini sudah menjalankan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dan papeda labu masuk dalam salah satu menu program prioritas BKKBN dalam upaya menurunkan kasus stunting. Dengan adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah dilakukan di Papua, bisa juga memanfaatkan pangan lokal karena memiliki nilai gizi yang baik bagi balita, seperti papeda labu.

Pada 2025, BKKBN Papua terus mendorong supaya pangan lokal di daerah ini bisa diolah secara baik. Selain mudah mendapatkan sumber pangan lokal juga memberikan dampak ekonomi bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) setempat. BKKBN Papua juga terus menyosialisasikan pemanfaatan pangan lokal untuk diolah menjadi makanan bergizi sebagai upaya pencegahan stunting di daerah itu.

Baca Juga :  Diduga Hasil Curian, KLX 150 dan CRF Diamankan Polsek Heram

Dengan demikian, maka pemanfaatan pangan lokal ini bisa diterapkan, tidak hanya di Kabupaten Waropen, tetapi juga di Mamberamo Tengah dan Merauke (Papua Selatan). Hal yang masih menjadi perhatian terkait stunting di Papua adalah sosialisasi lima tematik stunting, yakni penyediaan data keluarga berisiko stunting, pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan calon pengantin, audit kasus stunting dan mini lokakarya.

Dengan memanfaatkan bahan dasar labu untuk diolah menjadi papeda, maka masih terbuka peluang lebih banyak lagi untuk membuat makanan khas di daerah itu dari bahasa dasar lainnya yang potensinya sangat besar. Semua elemen perlu terlibat dalam berinovasi di bidang makanan ini untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik. (*/ANTARA)

Baca Juga :  Bank Papua Kucurkan Rp 2,5 M, PT FI Merespon Positif

BKKBN Papua, saat ini sudah menjalankan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dan papeda labu masuk dalam salah satu menu program prioritas BKKBN dalam upaya menurunkan kasus stunting. Dengan adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah dilakukan di Papua, bisa juga memanfaatkan pangan lokal karena memiliki nilai gizi yang baik bagi balita, seperti papeda labu.

Pada 2025, BKKBN Papua terus mendorong supaya pangan lokal di daerah ini bisa diolah secara baik. Selain mudah mendapatkan sumber pangan lokal juga memberikan dampak ekonomi bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) setempat. BKKBN Papua juga terus menyosialisasikan pemanfaatan pangan lokal untuk diolah menjadi makanan bergizi sebagai upaya pencegahan stunting di daerah itu.

Baca Juga :  Pemilihan Anggota MRP Sudah Sesuai Prosedur

Dengan demikian, maka pemanfaatan pangan lokal ini bisa diterapkan, tidak hanya di Kabupaten Waropen, tetapi juga di Mamberamo Tengah dan Merauke (Papua Selatan). Hal yang masih menjadi perhatian terkait stunting di Papua adalah sosialisasi lima tematik stunting, yakni penyediaan data keluarga berisiko stunting, pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan calon pengantin, audit kasus stunting dan mini lokakarya.

Dengan memanfaatkan bahan dasar labu untuk diolah menjadi papeda, maka masih terbuka peluang lebih banyak lagi untuk membuat makanan khas di daerah itu dari bahasa dasar lainnya yang potensinya sangat besar. Semua elemen perlu terlibat dalam berinovasi di bidang makanan ini untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik. (*/ANTARA)

Baca Juga :  Permintaan Jajanan Tradisional dan Kue Kering Meningkat Jelang Lebaran

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/