Papeda labu semakin dikenal masyarakat di Tanah Papua karena perempuan kelahiran Jayapura, 26 April 1993, ini berkolaborasi dengan salah satu influencer yang juga dari Papua, yakni Jeny Karay. Kini, papeda labu menjadi salah satu menu wajib bagi setiap pengunjung pada salah satu restoran dan menu tambahan bagi lansia di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Jeny Karay mengatakan konten papeda labu ini benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat. Lebih dari pada itu juga akan berdampak kepada generasi muda untuk mengonsumsi pangan lokal. Dalam upaya mencegah stunting di Papua melalui pangan lokal, dirasa perlu adanya kolaborasi antara pemerintah daerah bersama influencer dalam menciptakan menu atau membahas program yang memanfaatkan pangan lokal.
Sebagai warga Papua, ia juga terus berupaya memberikan dampak positif kepada generasi muda melalui konten yang bermanfaat dan kreatif. Karena itu, Karay harus berbicara mengenai dampak dari pemanfaatan pangan lokal, khususnya bagi generasi muda.
Kreativitas warga dalam mengolah pangan lokal, yakni sagu dan labu menjadi menu papeda labu, kemudian disebarluaskan kepada masyarakat lewat media sosial, mendapat perhatian dari Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Papua.
Kini, menu khas masyarakat Kepulauan Ambai itu menjadi salah satu bahan kampanye stunting dari BKKBN di empat provinsi, yakni Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan. Kepala Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan/BKKBN Papua Sarles Brabar mengatakan mengonsumsi papeda labu sudah dilakukan secara rutin di Kabupaten Waropen sejak 2024, kemudian saat ini juga dikembangkan di kabupaten lain di Papua.
Bagi BKKN, papeda labu sudah terbukti mengandung gizi yang baik untuk menaikkan berat badan balita dan bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK). Selain itu, menu tersebut juga kini menjadi idola bagi anak-anak di Kabupaten Waropen, terutama dalam menaikkan gizi mereka.