Sebab penyelesaian perosalan di Papua harus bersifat holistik dan koprehensif, bukan parsial dan subjektif. Setelah proses itu dilakukan barulah dibangun patung sebagai hadiah atsu bentuk perdamaian.
Hal lain juga belajar dari pembangunan Patung Liberty di Amerika Serikat yang dibangun pada Abad ke-19. Patung tersebut kata Thomas dibangun sebagai lambang kebebasan atau sebagai hadiah Prancis kepada Amerika Serikat sekaligus sebagai simbol hubungan persahabatan antar kedua negara pasca-perang atau berselisih.
Tapi juga the Peace Bridge atau Jembatan Perdamaian di Derry, Ibu Kota Irlandia Utara yang dibangun setelah terjadinya proses perdamaian atas konflik 30 tahun di negara itu melalui Perjanjian Jumat Agung yang ditandangi oleh PM Irlandia Utara David Trimble dan PM Inggris Tony Blair.
Serta Patung Nagasaki dan Monumen Perdamaian Hirosima di Jepang yang diresmikan tahun 2022 juga kan dibangun setelah berakhirnya Perang Dunia II di tahun 1945 dan dimulai dengan babak perdamaian baru, juga sebagai simbol mengenang para korban bom Hiroshima dan Nagasaki sekaligus semua korban kekejaman.
“Jadi, perdamaian tidak bisa diwujudkan saat situasi masih dalam konflik dan para pihak belum duduk bersama, melakukan pertemuan dan pembicaraan bersama,” tuturnya.
Diapun mengatakan dialog mungkin menjadi syarat mutlak bagi perdamaian Papua, dengan mengakhiri konflik 60an tahun antara Papua dan Jakarta.
Apalagi dialog tidak, merugikan pihak manapun, namun justru membawa solusi dalam memcehkan masalah yang ada di Papua.
“Tujuan dialog adalah mencari perbedaan, menemukan solusi bersama, dan menyatukan para pihak yang mungkin saja berbeda perpektif, bukan memeliha konflik yang berlarut-larut sekaligus melahirkan bencana bagi kemanusiaan yang mengenaskan,” ungkapnya.
(rel)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.comÂ
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos