Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Tempat Lain Langsung Surut, Perumahan Organda Masih Terendam

PERAHU KARET_Warga perumahan Organda yang memanfaatkan perahu karet dari BPBD Kota Jayapura untuk menyerang genangan air. Meski hujan sudah reda dan banjir di tempat lain sudah surut, di komplek Organda ini genangan, Minggu (24/2) sore kemarin masih setinggi lutut orang dewasa. ( FOTO : Agung/Cepos)

JAYAPURA-Hujan deras Sabtu (23/2) dini hari kemarin, nampaknya juga menyebabkan banjir terparah dalam dalam sejarah pemukiman Perumahan Organda Pandang Bulan. Bagaimana tidak, ratusan  rumah yang selama ini  masih aman dari banjir, Sabtu subuh kemarin, tak luput dari genangan air banjir. Bila banjir di daerah lain langsung surut, namun sejumlah perumahan di Organda, khususnya di bagian depan, masih terendam banjir hingga tadi malam. 

  Genangan banjir ini, praktis kembali melumpuhkan aktifitas masyarakat di perumahan organda. Sebab, ketinggaan air pada Sabtu pagi kemarin, hampir menyentuh dada orang dewasa. Sejumlah kendaraan terpaksa parkir di depan, karena tidak bisa lewat. Warga harus berjalan kaki menyeberang, atau menggunakan perahu karet yang disediakan petugas. 

  Karena hanya satu perahu karet,  salah satu warga Soleman Wanggai, berinisiatif membuat rakit dari gedebog pisang. “Saya dari pagi, buat untuk bantu warga di pemukiman Konya yang airnya sudah sampai leher, setelah siang saya baru bergeser ke Organda sini,”ungkap Soleman yang mengaku memberi tarif sukarela dari warga yang memanfaatkan jasanya. 

Baca Juga :  Dua Menteri Kunjungi Korban, Santunan Akan Segera Dicairkan

  Sejumlah warga, hingga Sabtu malam masih terlihat sibuk, bahkan Minggu sore kemarin, masih banyak warga yang membersihkan rumahnya dari genangan air dan lumpur. Beberapa rumah di sekitar jembatan kecil jalan poros, nampaknya masih pasrah, menunggu air benar-benar suruh baru membersihkan warga. 

  “Banjir kali ini memang paling parah, gang kami di Cendana selama ini bebas banjir, tapi kini puluhan rumah tergenang dan kemasukan lumpur,”ujar Giono yang seluruh perabot dan kasur di rumahnya terendam banjir.

  Hal senada juga dialami ibu mayasari, yang rumah keluaganya ada di bagian depan. Seluruh barang elektronik di rumahnya rusak terendam air. “Sudah tidak ada yagn bisa diselamatkan,”ujarnya sedih. 

Baca Juga :  Rumah Terendam, Ratusan Warga Mengungsi ke GOR Hiad Sai

  Banjir kali ini juga merendam masjid yang ada di perumahan Organda. Dimana menurut Triono, seluruh karpet di Masjid terendam banjir dan lumpur. Bahkan mesin genset juga rusak akibat terendam air. “Hujan kali memang deras, bahkan ada mobil yang hanyut dan menyumbat jembatan di Komplek BTN baru belakang,  sehingga air meluap kemana-mana,”ujarnya. 

  Hingga minggu sore kemarin, genangan air di jalan poros Organda masih setinggi lutut orang dewasa. Sementara Sejumlah rumah yang lebih rendah dari badan jalan,  genangan masih terlihat dalam. Dan banyak ditinggal  mengungsi penghuninya. (tri) 

PERAHU KARET_Warga perumahan Organda yang memanfaatkan perahu karet dari BPBD Kota Jayapura untuk menyerang genangan air. Meski hujan sudah reda dan banjir di tempat lain sudah surut, di komplek Organda ini genangan, Minggu (24/2) sore kemarin masih setinggi lutut orang dewasa. ( FOTO : Agung/Cepos)

JAYAPURA-Hujan deras Sabtu (23/2) dini hari kemarin, nampaknya juga menyebabkan banjir terparah dalam dalam sejarah pemukiman Perumahan Organda Pandang Bulan. Bagaimana tidak, ratusan  rumah yang selama ini  masih aman dari banjir, Sabtu subuh kemarin, tak luput dari genangan air banjir. Bila banjir di daerah lain langsung surut, namun sejumlah perumahan di Organda, khususnya di bagian depan, masih terendam banjir hingga tadi malam. 

  Genangan banjir ini, praktis kembali melumpuhkan aktifitas masyarakat di perumahan organda. Sebab, ketinggaan air pada Sabtu pagi kemarin, hampir menyentuh dada orang dewasa. Sejumlah kendaraan terpaksa parkir di depan, karena tidak bisa lewat. Warga harus berjalan kaki menyeberang, atau menggunakan perahu karet yang disediakan petugas. 

  Karena hanya satu perahu karet,  salah satu warga Soleman Wanggai, berinisiatif membuat rakit dari gedebog pisang. “Saya dari pagi, buat untuk bantu warga di pemukiman Konya yang airnya sudah sampai leher, setelah siang saya baru bergeser ke Organda sini,”ungkap Soleman yang mengaku memberi tarif sukarela dari warga yang memanfaatkan jasanya. 

Baca Juga :  Dua Menteri Kunjungi Korban, Santunan Akan Segera Dicairkan

  Sejumlah warga, hingga Sabtu malam masih terlihat sibuk, bahkan Minggu sore kemarin, masih banyak warga yang membersihkan rumahnya dari genangan air dan lumpur. Beberapa rumah di sekitar jembatan kecil jalan poros, nampaknya masih pasrah, menunggu air benar-benar suruh baru membersihkan warga. 

  “Banjir kali ini memang paling parah, gang kami di Cendana selama ini bebas banjir, tapi kini puluhan rumah tergenang dan kemasukan lumpur,”ujar Giono yang seluruh perabot dan kasur di rumahnya terendam banjir.

  Hal senada juga dialami ibu mayasari, yang rumah keluaganya ada di bagian depan. Seluruh barang elektronik di rumahnya rusak terendam air. “Sudah tidak ada yagn bisa diselamatkan,”ujarnya sedih. 

Baca Juga :  Tidak Lockdown, Papua Tetap Adaptasi New Normal

  Banjir kali ini juga merendam masjid yang ada di perumahan Organda. Dimana menurut Triono, seluruh karpet di Masjid terendam banjir dan lumpur. Bahkan mesin genset juga rusak akibat terendam air. “Hujan kali memang deras, bahkan ada mobil yang hanyut dan menyumbat jembatan di Komplek BTN baru belakang,  sehingga air meluap kemana-mana,”ujarnya. 

  Hingga minggu sore kemarin, genangan air di jalan poros Organda masih setinggi lutut orang dewasa. Sementara Sejumlah rumah yang lebih rendah dari badan jalan,  genangan masih terlihat dalam. Dan banyak ditinggal  mengungsi penghuninya. (tri) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya