MERAUKE-Sudah dua tahun ini, dana BOS SMK Santo Antonius tak kunjung cair. Saat karnaval dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-78, pihak SMK Santo Antonius Merauke menyerahkan surat terbuka kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke, diterima Sekda Yermias Paulus Ndiken, S.Sos agar dana BOS bagi SMK Santo Antonius tersebut dicairkan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Merauke, Stefanus Kapashiang , S.Pd, saat ditemui media ini menjelaskan, terkait dengan masalah SMK Yasanto tersebut, pihaknya dari dinas pendidikan sudah mengambil langkah, di mana pihaknya sudah 2 kali melakukan mediasi. ‘’Kalau kita lihat sebenarnya Yasanto ini yayasan.
Kami coba lakukan. Tapi ternyata di dalam Yasanto ini terjadi dualisme kepemimpinan. Terjadi dua kubu yang saling tidak menerima satu sama lain. Sehingga yang jadi korban adalah sekolah. Karena yayasan ini bergerak salah satunya di bidang pendidikan yakni SMK Yasanto,’’ jelasnya.
Pihak dinas, lanjut dia, tidak bisa mengintervensi ke dalam, karena sekolah ini di bawah yayasan . Yang bisa pihaknya lakukan adalah mediasi dan itu sudah 2 kali mediasi dilakukan. ‘’Itu terkait kegiatannya,’’ jelasnya.
Sementara terkait dengan dana BOS, imbas dari dualisme kepimpinan. Pihaknya telah membuat surat ke provinsi, karena kewenangan dari SMA-SMK tersebut baru saja dilimpahkan.
‘’Semua langkah sudah kami lakukan agar dana BOS bisa cair. Karena semua SMA dan SMK sudah bisa cairkan dana BOS itu. Tapi dana BOS dari SMK Yasanto ini terkendala dengan dualisme tersebut,’’ terangnya.
Karena itu, lanjut dia, pihaknya kembali mempertemukan dua kubu tersebut, dan dirinya siap bertanggung jawab terkait dengan dana BOS tersebut untuk dapat dicairkan di bank.
‘’Tapi sampai di bank, tidak bisa lagi dicairkan karena ada pihak yang pending. Tapi, siapa yang pending ini juga sampai sekarang ini saya tidak tahu siapa. Karena ada yang minta pending sehingga dana tidak bisa cair,’’pungkasnya. (ulo/tho)