Sunday, December 22, 2024
32.7 C
Jayapura

Ada yang Sahur dan Berbuka Puasa Hingga Tidur di Mobil Pickup

Melihat Suasana Malam di Pasar Youtefa Kotaraja di Moment Ramadan

Tak semua umat muslim bisa menjalankan ibaddah puasa di bulan Ramadan dengan berbuka dan sahur di rumah. Karena beban kebutuhan dan tuntutan hidup, sebagian harus tetap bekerja hingga hingga subuh. Seperti halnya para pedagang di Pasar Youtefa Kotaraja. 

Laporan: Elfira_Jayapura

Jarum jam menunjukkan pukul 23:00 WIT pada Minggu (26/3) malam, lalu lalang kendaraan, gerobak pengangkut barang, suara musik menyatu di Pasar Induk Regional Youtefa yang berlokasi di Jalan Garuda, Wahno, Distrik Abepura.

  Di moment ramadan, pasar ini tetap ramai. Para pedagang tetap berjualan seperti biasa, datang sebelum pukul 18:00 WIT petang dan pulang saat pukul 06:00 WIT pagi. Ada yang 12 jam menghabiskan waktunya di Pasar.

  Seperti yang diutarakan Mama Latif, seorang penjual sayur dan buah di Pasar Youtefa. Ia dan suami berangkat dari Arso sejak pukul 17:00 WIT menggunakan mobil pick up, tiba di Pasar sebelum waktu berbuka puasa.

  “Tiba di pasar langsung berbuka puasa dengan bekal yang sudah dimasak dari rumah,” terang ibu dua anak ini.

  Mama Latif dan suami adalah pengepul, sudah 11 tahun mereka berjualan sejak di Pasar Youtefa yang lama. Sehingga berjualan di moment ramadan merupakan hal yang biasa bagi mereka.

Baca Juga :  Terbitkan 1.042 Sertifikat HaKI, Pendaftaran HaKI Untuk OAP Gratis

  Sejauh ini menurut mereka tidak ada gangguan, tiba di pasar saat pukul 18:00 WIT dan kembali ke Arso pukul 06:00 WIT. Begitu terus setiap harinya, kecuali Minggu mereka libur moment kumpul dengan keluarga.

  “Kalau sahur di pasar dengan menu makanan seadanya, makan mie rebus sama teh panas udah cukup. Itu, pesan makanannya di warung depan,” terangnya sembari tangan menunjuk ke kios tempat dimana mereka biasa pesan makanan sahur.

  Ketika merasa ngantuk di pasar, ibu dua anak ini terkadang tidur di mobil pick up yang beralaskan dan berdinding terpal. Mereka membawa bantal dari rumah, bagi ibu dua anak ini istrahat meski 10 hingga 20 menit untuk mengumpulkan kekuatan kembali.

  Dalam suasana tidur ketika ada pembeli, ia terpaksa bangun dari tidurnya lalu melayani pembeli. “Selepas makan sahur biasanya penjual sayur keliling datang belanja,” ungkapnya.

  Ibu dua anak ini jualan sayur mayur, buah buahan dan komoditi lainnya. Selama ramadan pembeli kata dia seperti biasa,

  Selama ramadan, pembeli seperti biasa. Terkadang ramai, kadang juga tidak. Namun untuk harga saat ini menurut dia stabil, semangka dengan harga 10 ribu hingga Rp 30 ribu per buah, pepaya Rp 5 ribu, melon Rp 20 ribu per buah, jeruk manis Rp 5 ribu/kg.

Baca Juga :  Dorong Perluasan Objek Pajak Untuk Bantu Tingkatkan Penerimaan Daerah

  “Harga saat ini masih normal, biasanya saat lebaran barulah harga barang mahal karena stok yang menipis,” ucapnya.

  Pemilik kios bernama Amelia mengaku ini merupakan ramadan kedua dirinya berjualan di Pasar Youtefa. Terkadang ia dan suami pulang ke rumah, namun jika tak sempat mereka terpaksa nginap di kios berukuran 3 kali 2 meter itu.

  Ibu dua anak bersama suaminya jualan makanan dan minuman, para pedagang di Pasar biasanya membeli makanan sahur dan berbuka puasa di mereka. “Selama puasa tinggal di pasar, banyak orang yang pesan makanan sahur dan buka puasa soalnya,” ucapnya.

  Amelia mengaku menikmati hari hari mereka berjualan di pasar, tak ada kendala apapun yang dihadapi. Mereka harus bekerja untuk bisa menghidupi keluarganya termasuk biaya sekolah kedua anaknya.

  “Sejauh ini tidak ada gangguan atau kendala, sesama penghuni pasar saling menjaga dan menolong. Namanya juga di pasar,” tuturnya. (*/tri)

Melihat Suasana Malam di Pasar Youtefa Kotaraja di Moment Ramadan

Tak semua umat muslim bisa menjalankan ibaddah puasa di bulan Ramadan dengan berbuka dan sahur di rumah. Karena beban kebutuhan dan tuntutan hidup, sebagian harus tetap bekerja hingga hingga subuh. Seperti halnya para pedagang di Pasar Youtefa Kotaraja. 

Laporan: Elfira_Jayapura

Jarum jam menunjukkan pukul 23:00 WIT pada Minggu (26/3) malam, lalu lalang kendaraan, gerobak pengangkut barang, suara musik menyatu di Pasar Induk Regional Youtefa yang berlokasi di Jalan Garuda, Wahno, Distrik Abepura.

  Di moment ramadan, pasar ini tetap ramai. Para pedagang tetap berjualan seperti biasa, datang sebelum pukul 18:00 WIT petang dan pulang saat pukul 06:00 WIT pagi. Ada yang 12 jam menghabiskan waktunya di Pasar.

  Seperti yang diutarakan Mama Latif, seorang penjual sayur dan buah di Pasar Youtefa. Ia dan suami berangkat dari Arso sejak pukul 17:00 WIT menggunakan mobil pick up, tiba di Pasar sebelum waktu berbuka puasa.

  “Tiba di pasar langsung berbuka puasa dengan bekal yang sudah dimasak dari rumah,” terang ibu dua anak ini.

  Mama Latif dan suami adalah pengepul, sudah 11 tahun mereka berjualan sejak di Pasar Youtefa yang lama. Sehingga berjualan di moment ramadan merupakan hal yang biasa bagi mereka.

Baca Juga :  Apa pun Orderannya, Wajib Selesai Kurang dari Dua Minggu

  Sejauh ini menurut mereka tidak ada gangguan, tiba di pasar saat pukul 18:00 WIT dan kembali ke Arso pukul 06:00 WIT. Begitu terus setiap harinya, kecuali Minggu mereka libur moment kumpul dengan keluarga.

  “Kalau sahur di pasar dengan menu makanan seadanya, makan mie rebus sama teh panas udah cukup. Itu, pesan makanannya di warung depan,” terangnya sembari tangan menunjuk ke kios tempat dimana mereka biasa pesan makanan sahur.

  Ketika merasa ngantuk di pasar, ibu dua anak ini terkadang tidur di mobil pick up yang beralaskan dan berdinding terpal. Mereka membawa bantal dari rumah, bagi ibu dua anak ini istrahat meski 10 hingga 20 menit untuk mengumpulkan kekuatan kembali.

  Dalam suasana tidur ketika ada pembeli, ia terpaksa bangun dari tidurnya lalu melayani pembeli. “Selepas makan sahur biasanya penjual sayur keliling datang belanja,” ungkapnya.

  Ibu dua anak ini jualan sayur mayur, buah buahan dan komoditi lainnya. Selama ramadan pembeli kata dia seperti biasa,

  Selama ramadan, pembeli seperti biasa. Terkadang ramai, kadang juga tidak. Namun untuk harga saat ini menurut dia stabil, semangka dengan harga 10 ribu hingga Rp 30 ribu per buah, pepaya Rp 5 ribu, melon Rp 20 ribu per buah, jeruk manis Rp 5 ribu/kg.

Baca Juga :  Dorong Perluasan Objek Pajak Untuk Bantu Tingkatkan Penerimaan Daerah

  “Harga saat ini masih normal, biasanya saat lebaran barulah harga barang mahal karena stok yang menipis,” ucapnya.

  Pemilik kios bernama Amelia mengaku ini merupakan ramadan kedua dirinya berjualan di Pasar Youtefa. Terkadang ia dan suami pulang ke rumah, namun jika tak sempat mereka terpaksa nginap di kios berukuran 3 kali 2 meter itu.

  Ibu dua anak bersama suaminya jualan makanan dan minuman, para pedagang di Pasar biasanya membeli makanan sahur dan berbuka puasa di mereka. “Selama puasa tinggal di pasar, banyak orang yang pesan makanan sahur dan buka puasa soalnya,” ucapnya.

  Amelia mengaku menikmati hari hari mereka berjualan di pasar, tak ada kendala apapun yang dihadapi. Mereka harus bekerja untuk bisa menghidupi keluarganya termasuk biaya sekolah kedua anaknya.

  “Sejauh ini tidak ada gangguan atau kendala, sesama penghuni pasar saling menjaga dan menolong. Namanya juga di pasar,” tuturnya. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya