Friday, May 10, 2024
24.7 C
Jayapura

Uncen Tambah Dua Profesor, Ini Pesan Bert Kambuaya!

JAYAPURA – Setiap Dosen di setiap Kampus di Papua diharapkan untuk tidak berfokus kejar jabatan Rektor dan Dekan, tapi dapat mengejar jabatan tertinggi akademik yaitu Guru Besar atau Profesor.

Hal ini ini ditegaskan Ketua Senat Universitas Cenderawasih Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, M.B.A saat Rapat Senat Terbuka dalam rangka pengukuhan dua guru besar atau profesor baru di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kamis (3/11/2022).

Dua Guru Besar yang dikukuhkan,yakni Prof Dr Rosye Hefmy Rechnelty Tanjung, M.Sc dan Prof Dr Elsyan Rienette Marlissa S.E, M.Si

“Hari ini bersama 2 orang profesor yang baru dikukuhkan di momen diaes natalis universitas cenderawasih saya menyampaikan selamat namun hal yang perlu di pahami bahwa Ini (Guru besar) adalah pencapaian tertinggi jabatan akademik tertinggi bagi seorang dosen,” katanya pada Rapat Terbuka Senat Universitas Cenderawasih.

Menurut Kambuaya, dosen jangan hanya fokus ke jabatan Ketua jurusan, Dekan, dan Rektor tapi bisa mengejar jabatan akademis tertinggi yaitu guru besar.

Baca Juga :  OAP Port Numbay Penerima PKH Tak Sampai 1 Persen

Mantan Mentri Lingkungan Hidup RI itu mengatakan, kehadiran guru besar dalam sebuah universitas di Papua akan benar – benar memberikan dampak untuk penguatan lembaga dan peningkatan SDM di Papua.

“Guru besar itu bukan untuk pribadi tapi untuk lembaga agar menjadi besar dan kuat jika ada guru besar maka lembaga kampus makin kuat,” katanya.

Untuk itu, Kambuaya mengajak seluruh dosen tidak hanya di Uncen tapi seluruh kampus di Papua untuk meningkatkan gelar tertinggi dosen segai guru besar.

“Para dosen di Uncen dan luar mari kira berjuang mengapai gelar tertinggi ini,”katanya.

Ia juga menambahkan dengan adanya target Uncen menjadi universitas penelitian tentu kehadiran profesor akan memberikan penguatan baru untuk mewujudkan itu.

Ia sekali lagi mendorong kepada para dosen agar bisa berjuang untuk mencapai guru besar.

“Saya mendorong para dosen mari berjuang pastikan mempercepat menuju proses untuk ke guru besar, jika sudah ada dalam rencana doktor harus rencanakan baik,” katanya.

Baca Juga :  Kadang Khawatir Tertular, Tunggu Anak Tidur Baru Pulang

“Tujuan jabatan kita sebagai dosen adalah guru besar bukan rektor atau dekan dan ketua jurusan,” tandasnya

Sementara itu, Rektor Universitas Cenderawasih dalam sambutanya yang dibacakan Pembantu Rektor I Universitas Cenderawasih Oscar Wambrauw mengatakan bahwa, Universitas Cenderawasih (Uncen) terus mendorong peningkatan Sumber Daya Manusianya dan hingga saat ini berhasil hasilkan 20 Profesor yang aktif di beberapa fakultas dan program studi di Kampus itu.

“Dari 18 Profesor di tambah dua hari ini maka Uncen memiliki 20 Profesor tersebar di sejumlah Fakultas Universitas Cenderawasih, kami terus mendorong mencapai guru besar, ini merupakan prestasi karena ini juga jadi salah satu yang menjadi program universitas menghasilkan profesor,” katanya.

Ia berharap para dosen dapat mengejar karir tertinggi tersebut dan dapat bermanfaat bagi bangsa dan masyarakat Papua. (oel/tri).

JAYAPURA – Setiap Dosen di setiap Kampus di Papua diharapkan untuk tidak berfokus kejar jabatan Rektor dan Dekan, tapi dapat mengejar jabatan tertinggi akademik yaitu Guru Besar atau Profesor.

Hal ini ini ditegaskan Ketua Senat Universitas Cenderawasih Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, M.B.A saat Rapat Senat Terbuka dalam rangka pengukuhan dua guru besar atau profesor baru di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kamis (3/11/2022).

Dua Guru Besar yang dikukuhkan,yakni Prof Dr Rosye Hefmy Rechnelty Tanjung, M.Sc dan Prof Dr Elsyan Rienette Marlissa S.E, M.Si

“Hari ini bersama 2 orang profesor yang baru dikukuhkan di momen diaes natalis universitas cenderawasih saya menyampaikan selamat namun hal yang perlu di pahami bahwa Ini (Guru besar) adalah pencapaian tertinggi jabatan akademik tertinggi bagi seorang dosen,” katanya pada Rapat Terbuka Senat Universitas Cenderawasih.

Menurut Kambuaya, dosen jangan hanya fokus ke jabatan Ketua jurusan, Dekan, dan Rektor tapi bisa mengejar jabatan akademis tertinggi yaitu guru besar.

Baca Juga :  AOP Minim Terpilih, MRP Siap Berjuang Ke MK

Mantan Mentri Lingkungan Hidup RI itu mengatakan, kehadiran guru besar dalam sebuah universitas di Papua akan benar – benar memberikan dampak untuk penguatan lembaga dan peningkatan SDM di Papua.

“Guru besar itu bukan untuk pribadi tapi untuk lembaga agar menjadi besar dan kuat jika ada guru besar maka lembaga kampus makin kuat,” katanya.

Untuk itu, Kambuaya mengajak seluruh dosen tidak hanya di Uncen tapi seluruh kampus di Papua untuk meningkatkan gelar tertinggi dosen segai guru besar.

“Para dosen di Uncen dan luar mari kira berjuang mengapai gelar tertinggi ini,”katanya.

Ia juga menambahkan dengan adanya target Uncen menjadi universitas penelitian tentu kehadiran profesor akan memberikan penguatan baru untuk mewujudkan itu.

Ia sekali lagi mendorong kepada para dosen agar bisa berjuang untuk mencapai guru besar.

“Saya mendorong para dosen mari berjuang pastikan mempercepat menuju proses untuk ke guru besar, jika sudah ada dalam rencana doktor harus rencanakan baik,” katanya.

Baca Juga :  Kadisdik Prihatin, Generasi Muda Terlibat Narkoba

“Tujuan jabatan kita sebagai dosen adalah guru besar bukan rektor atau dekan dan ketua jurusan,” tandasnya

Sementara itu, Rektor Universitas Cenderawasih dalam sambutanya yang dibacakan Pembantu Rektor I Universitas Cenderawasih Oscar Wambrauw mengatakan bahwa, Universitas Cenderawasih (Uncen) terus mendorong peningkatan Sumber Daya Manusianya dan hingga saat ini berhasil hasilkan 20 Profesor yang aktif di beberapa fakultas dan program studi di Kampus itu.

“Dari 18 Profesor di tambah dua hari ini maka Uncen memiliki 20 Profesor tersebar di sejumlah Fakultas Universitas Cenderawasih, kami terus mendorong mencapai guru besar, ini merupakan prestasi karena ini juga jadi salah satu yang menjadi program universitas menghasilkan profesor,” katanya.

Ia berharap para dosen dapat mengejar karir tertinggi tersebut dan dapat bermanfaat bagi bangsa dan masyarakat Papua. (oel/tri).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya