JAYAPURA – Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua,Drs.Burhani AS, M.M., mengatakan terkait dengan perkembangan ekonomi regional yang mengalami pertumbuhan, diakuinya kinerja APBN di wilayah Papua pada triwulan III tahun 2022 mampu menjaga fundamental perekonomian regional di tengah lonjakan harga komoditas.
“Pertumbuhan ekonomi Papua triwulan III-2022 dibanding triwulan III-2021 tumbuh sebesar 14,38 persen (yoy). Hal ini didorong kerena mulai pulihnya perekonomian serta meningkatnya sebagai besar lapangan usaha,”Katanya kepada Cenderawasih Pos, Senin (31/10) kemarin.
Diakuinya, lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar juga mengalami pertumbuhan yaitu pertambangan dan penggalian yang mengalami pertumbuhan sebesar 29,92 persen.
Lanjutnya, dari sisi produksi lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 8,55 persen. Dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran komponen ekspor barang dan jasa luar negeri mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 16,20 persen.
“Perkembangan harga berbagai komoditas pada September 2022 sebesar 0,31 persen inflasi dengan Indeks harga konsumen sebesar 111,79 dari 3 kota IHK di Papua, 2 kota mengalami inflasi dan 1 kota alami deflasi,”Tambahnya.
Diakuinya, inflasi terjadi di Merauke dan Jayapura, masing-masing sebesar 0,07 persen dan 0,79 persen, sementara deflasi terjadi di Timika sebesar 0,59 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga dari kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,01 persen.
Kelompok transportasi sebesar 0,74 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,01 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,23 persen, kelompok penyedia makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,01% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,002 persen.
“Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil deflasi yaitu terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar minus -0,70 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar -0,0001 persen, kelompok kesehatan sebesar -0,004 persen dan kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan sebesar minus 0,01 persen,” tambahnya.
Diakuinya, pada kelompok neraca perdagangan, terjadi surplus sebesar US$722,07 juta, surplus terjadi karena nilai ekspor yang lebih besar, dari pada impor nilai ekspor Papua. pada September 2022 tercatat sebesar US$783,27 juta sedangkan nilai impor Papua pada September 2022 sebesar US$61,20 juta.
“Dari sisi belanja kita juga mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya, bahkan pada posisi akhir Oktober realisasi belanja kita sudah di angka 71 persen lebih, sedangkan pada posisi akhir September kita masih ada di angka 60 persen kemudian di akhir Oktober sudah 71,2 persen,”Tambahnya. (ana/gin)