Geser Personil Brimob Pastikan Yahukimo Aman
JAYAPURA-Tudingan pihak Kepolisian bahwa aksi demo menolak pembentukan daerah otonom baru (DOB) Provinsi Pegunungan Tengah Papua yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, luka-luka hingga kerugian material di Dekai, Kabupaten Yahukimo ditunggangi oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dibantah oleh ketua KNPB Pusat. Agus Kossay.
Kepada Cenderawasih Pos, Agus Kossay menyampaikan bahwa aksi spontanitas warga menolak pemekaran merupakan aspirasi masyarakat Papua secara nurani melihat pemekaran provinsi saat ini tidak dibutuhkan di Papua dan jelas membawa persoalan tersendiri sehingga masyarakat memilih turun jalan secara sadar.
“Jika polisi mengatakan KNPB terlibat dalam aksi itu, saya tegas mengatakan bahwa kami membantah itu. Karena kami tidak terlibat sama sekali. Saya pikir ini murni dari isi hati masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka menolak pemekaran provinai dan tolak Otsus,” tegas Agus Kossay di Waena, Rabu (16/3).
Agus Kossay menyampaikan bahwa saat ini KNPB belum pernah mengeluarkan surat secara resmi untuk melakukan aksi demonstrasi ataupun aksi lainnya. Oleh sebab itu, pihaknya meminta KNPB tidak dikambinghitamkan oleh aparat keamanan serta menuduh secara sepihak tanpa ada bukti dan fakta.
“Aksi demonstrasi masyarakat tolak pemekiran ini terjadi di eberapa kabupaten di Papua. Karena mereka sudah muak dengan keberadaan pemekaran itu untuk apa? Sehingga ini menjadi masukan bagi pemerintah provinsi untuk evaluasi Otsus,” katanya.
Untuk itu dirinya secara tegas mengatakan bahwa kematian 2 pendemo dan korban luka-luka lainnya murni dari kesalahan aparat bersama pemimpin yang salah mengambil keputusan dalam menangani Kabupaten Yahukimo.
“Saya pikir Kapolres Yahukimo harus bertanggung jawab terkait tindakan ini. Karena aksi yang dilakukan aksi damai, murni masyarakat, kenapa harus main tembak. Kami minta Kapolres Yahukimo Bupati Yahukimo dan pemerintah pusat harus bertanggung jawab atas dua orang yang korban,” tutupnya.
Sementara itu, pasca kericuhan yang terjadi di Yahukimo usai aksi demo penolakan Daerah Otonomi Baru, Selasa (15/3), Polda Papua mengambil langkah segera dengan mengirimkan tambahan pasukan.
Tercatat sebanyak 50 personel Brigade Mobile (Brimob) Polda Papua tiba di Bandara Nop Goliat Dekai, Kabupaten Yahukimo pada Rabu (16/3). Pasukan ini didatangkan untuk membantu pemulihan situasi keamanan di Kabupaten Yahukimo pasca kerusuhan tersebut.
Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius Fakhiri menyampaikan bahwa penambahan kekuatan ini untuk memastikan pasca kericuhan kemarin daerah ini bisa tetap aman terkendali.
Kapolda menyebut bahwa personel yang ada di Yahukimo saat ini berjumlah 600 orang gabungan BKO dan Polres Yahukimo dan jumlah ini akan kembali dibantu dengan kekuatan 2 pleton. Dijelaskan bahwa saat ini ada sekira 600 personel baik dari BKO maupun anggota Polres Yahukimo sendiri dan kini sebanyak 50 anggota Brimob telah digeser. “Yang pasti ada penambahan perkuatan. Saya juga mengirimkan beberapa pejabat Polda termasuk Dirpropam untuk mengecek kejadian disana seperti apa. Apakah sudah sesuai SOP atau ada indikasi pelanggaran,” kata Kapolda di kediamannya, Selasa (15/3).
Sesaat setelah kejadian, Kapolda Mathius Fakhiri sempat menghubungi Kapolres Yahukimo, AKBP Deni Hendriana dan meminta update laporan terkini. Iapun meminta Kapolres bisa memberinya informasi setiap jam agar bisa terpantau. Begitu juga dengan apa saja property atau logistik yang dibutuhkan untuk segera diinformasikan.
Secara terpisah Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, SH., mengatakan 50 anggota Brimob tiba sekira pukul 09.50 WIT menggunakan pesawat Wings Air tipe ATR.
Pasukan ini menurut Kamal akan membantu Polres Yahukimo. “Mereka akan ditempatkan dititik-titik rawan kejahatan dan membackup Polres Yahukimo untuk melakukan Patroli diseputaran Kota Dekai,” kata Kabid Humas kemarin.
Selain itu menurut Kamal, Kapolda Papua telah memerintahkan untuk mengambil langkah-langkah Kepolisian serta memastikan standar operasional prosedur (SOP) yang dilakukan personel di lapangan. Kedatangan para pejabat utama untuk melakukan asistensi dipimpin oleh Karo Ops Polda Papua Kombes Pol I Ketut Gede Wijatmika.
Nantinya Direktur Reskrimum juga akan melakukan penyelidikan terkait kasus kerusuhan yang terjadi dan Kabid Propam Polda Papua akan memastikan SOP yang dilakukan oleh anggota di lapangan sudah benar atau tidak.
“Karo Ops, Dir Krimum dan Kabid Propam saat ini telah tiba di Yahukimo sekitar pukul 13.00 WIT dan akan membantu Kapolres serta melakukan langkah-langkah Kepolisian untuk memastikan SOP yang dilakukan personil di lapangan” jelas Kombes Kamal.
Menurutnya, kedatangan para pejabat utama di Kabupaten Yahukimo adalah bukti keseriusan Polda Papua dalam menangani kasus kerusuhan yang menyebabkan beberapa bangunan pemerintahan dan pertokaan dibakar massa hingga memakan korban jiwa maupun korban luka serta pembakaran beberapa ruko dan perkantoran.
“Alhamdulilah, situasi sampai saat ini relatif aman dan kondusif, personel gabungan melakukan pengamanan di lokasi,” sambung Kamal.
Sementara sehari pasca insiden tertembaknya 4 pendemo, aktivitas masyarakat di Dekai kembali normal. “Hingga pukul 15.16 WIT situasi terpantau kondusif dan tadi pagi Kapolda Papua telah memerintahkan personel Brimob sebanyak dua SST untuk melakukan penebalan di Kabupaten Yahukimo dan tadi sudah melaksanakan rapat awal untuk mengetahui permasalah yang terjadi dan mengetahui situasi terakhir di Kabupaten Yahukimo,” katanya.
Selain itu, Kamal menyebut, kehadiran Brimob adalah untuk memberikan penguatan dari segi kualifikasi, karena keterbatasan anggota Polres Yahukimo dalam pelayanan lapangan.
“Adapun dampak dari unjuk rasa kemarin terjadi kekerasan dan pembakaran fasilitas pemerintah, sekitar 20 unit hingga jatuhnya korban baik dari anggota Polri maupun masyarakat ini akan kita lihat secara rinci dan kita lidik hingga jelas, baik dari Propam maupun dari tim yang telah ada di sini, untuk melakukan penyidikan dan penyelidikan agar permasalah unras ini bisa clear untuk diberitahukan kepada khayalak umum bagaimanana sesungguhnya peristiwa itu terjadi,” tambahnya.
Pemilik ruko yang terbakar saat ini berada di Polres Yahukimo untuk sementara waktu karena tempat tinggal mereka sudah ludes terbakar. “Memang ada berapa barang yang sempat diselamatkan namun perlu ada tempat tinggal sementara, ada sekitar 20 kepala keluarga yang mana kurang lebihnya berjumlah 40 warga yang saat ini sedang berada di Polres,” tutup AM Kamal. (oel/ade/nat)