Monday, December 23, 2024
32.7 C
Jayapura

Uskup Mandagi: Jadi Imam Harus Dekat dengan Tuhan

MERAUKE – Uskup Agung Merauke, Mgr Petrus Canisius Mandagi, MSC mentahbiskan 4  diakon  menjadi imam baru di Keuskupan Agung Merauke di Paroki Fransiskus Xaverius Katedral Merauke, Sabtu (5/3).

Keempat diakon yang ditabiskan menjadi  imam tersebut yakni Diakon Avelinus Moat Simon, Pr,  Diakon Fransiskus Xaverius Bolilera, Pr, Diakon Yeremias Banusu, Pr, dan Diakon Herlan Polikarpus Ulukyanan, Pr. Pentahbisan keempat diakon ini dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Jumlah umat yang diundang sangat terbatas. Pentahbisan ini sebenarnya dijadwalkan 19 Februari  lalu, namun karena kasus Covid-19  melonjok cukup tinggi sehingga Keuskupan Agung Merauke menundanya.

Pentahbisan  ini diawali dengan arak-arakan diiringi dengan tarian adat dari Key dan NTT. Hadir menyaksikan pentahbisan ini Rektor Uncen Dr. Apollo Safanpo dan mantan bupati Merauke Frsderikus Gebze.

Hadir pula pada resepsi Wakil Bupati Merauke H. Riduwan, S.Sos, M.Pd dan Dandim 1707/Merauke Letkol Czi Muh. Rois. Uskup Mandagi  mengungkapkan, untuk menjadi imam bukanlah perkara  yang mudah dan gampang, karena pertama harus meninggalkan kenikmatan duniawi.

Baca Juga :  Tahun Ini, Pemprov Papsel Tentukan UMP 2025

Karena seorang imam tidak boleh menikah. Jadi betul-betul sebuah keterpanggilan. Karena banyak yang terpanggil  tapi sedikit yang terpilih. ‘’Kalau mau menjadi imam, pertama dekatlah dengan Tuhan,’’ katanya.

Kedua, dekat dengan Uskup. Dalam  gereja Katolik, imam hanya mengambil bagian dalam martabat uskup. Ketiga, dekat dengan sesama imam. Tidak boleh jalan sendiri. Dan keempat dekat dengan masyarakat dan umat.

‘’Itu baru imam yang baik dan benar. Supaya bertahan sebagai imam yang baik, harus berdoa, baca kitab suci dan merayakan ekaristi,’’  tandasnya.

Sebab, seorang imam kata Uskup Mandagi memiliki 3 tugas yakni sebagai  memberitakan injil, sebagai imam dan sebagai gembala. Sementara itu, Diakon Fransiskus Xaverius Bolilera, Pr mewakili 3 imam lainnya yang telah ditahbiskan meminta dukungan doa dari seluruh umat Katolik yang ada di Keuskupan Agung Merauke agar mereka  selalu setia dalam panggilan mereka sebagai imam.

‘’Kami  mohon doa dari seluruh umat Katolik yang ada di Keuskupan Agung Merauke maupun dari sesama imam agar kami  selalu setia dalam panggilan  imamat ini,’’pintanya. 

Baca Juga :  Penertiban Kendaraan Dinas Terus Dilakukan

Sementara itu, Stan Ulukyanan mewakili orang tua dari keempat imam baru tersebut  mengatakan, pentahbisan kali ini berbeda dengan tahbisan tahun-tahun sebelumnya. Karena 3 dari 4 imam yang ditahbiskan ini dipanen dari ladang sendiri atau putra-putra  kelahiran Merauke. Pastor Fransiskus Xaverius Bolilera, Pr merupakan lulusan pertama Seminari Menengah Merauke,’’ katanya.

Lalu Pastor Herlan Policarpus Ulukyanan, Pr merupakan umat Paroki Katedral Merauke pertama yang menjadi imam. Selain itu,  Pastor Herlan Policarpus Ulukyanan juga merupakan imam pertama dari Hollat, Kei Besar, Maluku Tenggara sejak Agama Katolik  masuk ke Hollat 118 tahun lalu. 

Stan mengaku sebagai orang Katolik, tentu merasa bangga karena anak-anak mereka terpanggi untuk bekerja di ladang Tuhan sebagai imam. ‘’Perasaan hari ini tidak bisa dilukis dengan kata-kata. Hanya Tuhan saja yang tahu,’’tambahnya. (ulo/tho)   

MERAUKE – Uskup Agung Merauke, Mgr Petrus Canisius Mandagi, MSC mentahbiskan 4  diakon  menjadi imam baru di Keuskupan Agung Merauke di Paroki Fransiskus Xaverius Katedral Merauke, Sabtu (5/3).

Keempat diakon yang ditabiskan menjadi  imam tersebut yakni Diakon Avelinus Moat Simon, Pr,  Diakon Fransiskus Xaverius Bolilera, Pr, Diakon Yeremias Banusu, Pr, dan Diakon Herlan Polikarpus Ulukyanan, Pr. Pentahbisan keempat diakon ini dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Jumlah umat yang diundang sangat terbatas. Pentahbisan ini sebenarnya dijadwalkan 19 Februari  lalu, namun karena kasus Covid-19  melonjok cukup tinggi sehingga Keuskupan Agung Merauke menundanya.

Pentahbisan  ini diawali dengan arak-arakan diiringi dengan tarian adat dari Key dan NTT. Hadir menyaksikan pentahbisan ini Rektor Uncen Dr. Apollo Safanpo dan mantan bupati Merauke Frsderikus Gebze.

Hadir pula pada resepsi Wakil Bupati Merauke H. Riduwan, S.Sos, M.Pd dan Dandim 1707/Merauke Letkol Czi Muh. Rois. Uskup Mandagi  mengungkapkan, untuk menjadi imam bukanlah perkara  yang mudah dan gampang, karena pertama harus meninggalkan kenikmatan duniawi.

Baca Juga :  Tahun Ini, Pemprov Papsel Tentukan UMP 2025

Karena seorang imam tidak boleh menikah. Jadi betul-betul sebuah keterpanggilan. Karena banyak yang terpanggil  tapi sedikit yang terpilih. ‘’Kalau mau menjadi imam, pertama dekatlah dengan Tuhan,’’ katanya.

Kedua, dekat dengan Uskup. Dalam  gereja Katolik, imam hanya mengambil bagian dalam martabat uskup. Ketiga, dekat dengan sesama imam. Tidak boleh jalan sendiri. Dan keempat dekat dengan masyarakat dan umat.

‘’Itu baru imam yang baik dan benar. Supaya bertahan sebagai imam yang baik, harus berdoa, baca kitab suci dan merayakan ekaristi,’’  tandasnya.

Sebab, seorang imam kata Uskup Mandagi memiliki 3 tugas yakni sebagai  memberitakan injil, sebagai imam dan sebagai gembala. Sementara itu, Diakon Fransiskus Xaverius Bolilera, Pr mewakili 3 imam lainnya yang telah ditahbiskan meminta dukungan doa dari seluruh umat Katolik yang ada di Keuskupan Agung Merauke agar mereka  selalu setia dalam panggilan mereka sebagai imam.

‘’Kami  mohon doa dari seluruh umat Katolik yang ada di Keuskupan Agung Merauke maupun dari sesama imam agar kami  selalu setia dalam panggilan  imamat ini,’’pintanya. 

Baca Juga :  Kejari Merauke Lolos Penilaian ke Menpan-RB

Sementara itu, Stan Ulukyanan mewakili orang tua dari keempat imam baru tersebut  mengatakan, pentahbisan kali ini berbeda dengan tahbisan tahun-tahun sebelumnya. Karena 3 dari 4 imam yang ditahbiskan ini dipanen dari ladang sendiri atau putra-putra  kelahiran Merauke. Pastor Fransiskus Xaverius Bolilera, Pr merupakan lulusan pertama Seminari Menengah Merauke,’’ katanya.

Lalu Pastor Herlan Policarpus Ulukyanan, Pr merupakan umat Paroki Katedral Merauke pertama yang menjadi imam. Selain itu,  Pastor Herlan Policarpus Ulukyanan juga merupakan imam pertama dari Hollat, Kei Besar, Maluku Tenggara sejak Agama Katolik  masuk ke Hollat 118 tahun lalu. 

Stan mengaku sebagai orang Katolik, tentu merasa bangga karena anak-anak mereka terpanggi untuk bekerja di ladang Tuhan sebagai imam. ‘’Perasaan hari ini tidak bisa dilukis dengan kata-kata. Hanya Tuhan saja yang tahu,’’tambahnya. (ulo/tho)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya