Kapolda: Damai Cartenz dan Rasaka Cartenz Fokus Penegakan Hukum, Bukan Tempur
JAYAPURA – Warga Papua hingga saat ini mengiginkan hidup damai di atas tanahnya sendiri. Sementara di beberapa wilayah di Pegunungan Tengah Papua seperti Intan Jaya, Nduga, Pegunungan Bintang dan Puncak, kontak senjata antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan TNI-Polri masih saja terjadi.
Bupati Puncak Willem Wandik menegaskan, semua orang di dunia ini, termasuk di Papua membutuhkan damai, membutuhkan aman. Karena itu, semua pihak dengan berbagai cara untuk menciptakan rasa aman itu ada.
“Berikan nilai positif kepada semua elemen yang ada di daerah konflik dan semua punya tugas. Sebab, semua orang di dunia ini membutuhkan damai dan rasa aman itu ada,” kata Bupati kepada wartawan usai menghadiri kegiatan Diskursus Pemolisian Polda Papua di Abepura, Selasa (15/2).
Lanjut Bupati, menciptakan rasa aman itu seperti yang saat ini kebijakan-kebijakan negara dalam hal ini TNI-Polri untuk bagaimana mengedepankan pendekatan Damai Cartenz dan Rasaka Cartenz. “Pendekatan ini merupakan pendekatan yang benar,” kata Bupati.
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyampaikan, pendekatan Damai Cartenz dan Rasaka Cartenz yang akan digelar Polda Papua ini merupakan akumulasi dari semua kegiatan operasi yang pernah dilakukan para Kapolda kapolda terdahulu.
Sebagai Kapolda juga anak Papua dengan berbagai pengalaman operasi yang ada di tanah Papua, mengambil intisari yang terbaik untuk bagaimana mengimplementasikan kegiatan kegiatan Pemolisian yang lahir dan tumbuh dari budaya orang di tanah Papua. Dengan begitu, terciptanya damai di tanah papua.
“Kami akan memperankan masyarakat untuk memainkan perannya sesuai dengan kompetensinya, misalnya selaku tokoh agama maka dia memerankan perannya sebagai tokoh agama, begitu juga dengan tokoh pendidikan dan lainnya. Sedangkan Polisi saat ini berada di belakang,” jelas Kapolda.
Lanjut Kapolda, pihaknya mendekatkan semua program yang dibiayai dengan anggran Polri untuk mengajak peran serta aktif dari semua stake holder. Dengan peran serta mereka maka tidak nganggur, melainkan kerja aktif membantu Kepolisian melakukan pendekatan.
“Sudah bukan eranya lagi kami (Polri-red) berada di depan, sudah bukan eranya lagi Polisi sebagai pemain pengganti. Kita mau masyarakat yang bekerja sementara Polri berada di belakang, kita dorong dan mendukung dengan semua kemampuan kami,” kata Kapolda.
Dikatakan Kapolda, dengan adanya Damai Cartenz dan Rasaka Cartenz fokus pada penegakan hukum bukan tempur. Dalam sisi penegakan hukum, Polri juga memberikan edukasi bagaimana penegakan hukum.
“Kami akan berusaha mengurangi kekerasan, kita bersama pemerintah daerah akan mendorong untuk bagaimana mewujudnyatakan kesejahteraaan di tengah masyarakat yang tumbuh dari para pemimpin di setiap daerah,” tuturnya.
Kapolda berharap Pemda menjadi orang terdepan dalam mengatasi setiap persoalan yang terjadi di wilayahnya masing masing, Kapolda juga percaya bahwa Pemda mampu mengajak masyarakatnya menuju kesejahteraan yang baik.
“Dengan kita memperbaiki diri, kita bisa lebih baik. Terlebih Papua selalu dijuluki sebagai tanah damai, kita mau suatu saat nanti Papua bisa mengimplementasikan Papua ini tanah damai bukan sekedar slogan saja,” kata Kapolda.
“Kami juga berusaha semua anggota Polri dia harus tebarkan kasih, sehingga dia melahirkan damai sejahteran di tanah Papua,” sambung Kapolda. (fia)