Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Piter Tan:  Sangat Banyak Keunikan Kopi Papua

JAYAPURA- Owner Pit’s Corner Piter Tan mengatakan, ada sangat banyak keunikan kopi Papua sehingga mempunyai daya tarik tersendiri. Keunikan tersebut seperti hanya bisa diangkut menggunakan pesawat, tidak menggunakan pastisida, tidak pakai pupuk, dikelola secara tradisional dan sama sekali tidak ada pencemaran udara dan lingkungan. Keunikan ini menjadikan kopi Papua punya citarasa tersendiri.

Hal ini diungkapkannya pada Senin (24/1) ketika menjadi tamu di Program Ngopi Bareng Redaksi yang juga akan ditayangkan di akun Youtube Cepos TV.

“Saya ini kan penjual kopi Papua, jadi kalo penjual kopi Papua ditanya keunggulan dan keunikannya dan terus yang jawab juga yang jual kopi keliatannya ada konflik interest, tetapi saya coba menjelaskan yang saya tahu. Pertama kopi Papua cukup unik, kopi tumbuh yang hanya bisa kita jangkau hanya dengan pesawat untuk ambil kopi di sebagian besar wilayah pegunungan, jenis arabika dan ini juga kopi yang daerah pegunungan yang merupakan kopi tidak memakai pastisida, tidak pakai pupuk dan disana masyarakat petani kita sangat tradisional dan sama sekali tidak ada pencemaran udara,”bebernya.

Kopi Papua dapat dikatakan tidak terkena pencemaran diakibatkan di sekitar tumbuhnya kopi tersebut tidak ada pabrik yang menghasilkan limbah dan bebeas dari polusi udara karena kendaraan di wilayah pegunungan juga sedikit. Bahkan masyarakat memasak untuk kesehariannya pun menggunakan kayu bakar sehingga dipastikan tidak terkontamidasi polusi dan bahkan jika adapun itu sedikit sekali.

Baca Juga :  Penyaluran BLT BMM Tidak Mengganggu Operasional Pos Indonesia

“Jadi jika ditanya apakah kopi Papua dikatakan kopi organik, secara defakto dan ditempat ini bisa dikatakan ini cukup organik, tapi kita tidak boleh sebut saat jualan karena kita tidak memiliki sertifikasi organik dan kita tidak memiliki surat satu lembar itu jadi kita tidak boleh menyebutnya dan saya lebih memilih kata kopi ini alami sekali dan bebas pestisida, pupuk dan bebas pecemaran,”tambahnya.

Menurutnya jika berbicara cita rasa kopi harus dilihat dari jenisnya seperti di daerah pegunungan ada Arabika yang cita rasanya dipengaruhi ketinggian tanam, iklim seperti curah hujan sepanjang tahun, lalu seperti di Lembah Baliem yang dikelilingi bukit yang berpengaruh pada pencahayaan matahari dan curah hujan mengakibatkan wilayah tersebut cukup subur.

“Saya bukan karena lahir di Papua dan pengusaha Kopi Papua saya bilang kopi Papua bagus tidak, tetapi apa yang saya lihat di Pegunungan Tengah Papua maupun didaerah Pegunungan Bintang ini sangat berbeda dengan daerah lain, sangat berbeda seperti daerah lain,”tambahnya.

Ia menambahkan perkembangan kopi Papua saat ini dengan lima belas tahun belakangan saat ini sangat jauh lebih baik. Dimana disisi harga jauh lebih baik saat ini. Namun jika berbicara mengenai pasar ekspor, pasar ekspor yang dikenal kopi arabika yang memiliki standar harga Internasional dan bila di eskpor harganya tidak jauh dari harga tersebut.

Baca Juga :  Punya Hak Pilih Diimbau Datang ke TPS

“Jadi bila kita mau ekspor itu harga tidak jauh dari sana, sedangkan kita di Papua biaya kita cukup besar, meski pembangunan selama kepemimpinan Pak Jokowi begitu signifikan di Papua itu saya lihat harga masih belum sampai dengan harga ekspor, namun trennya saya lihat sudah kearah sana dan yang kita harapkan dengan harga yang bagus ini petani kita semakin banyak produksi dan bila produksi semakin banyak maka harga akan turun maka kita akan bicara ekspor,”Pungkasnya.

Piter Tan selain pemilik Pit’s Corner juga diketahuipemilik beberapa pabrik kopi di Papua dan juga banyak menyekolahkan anak-anak Papua dibidang barista dan perkebunan kopi, hal ini dilakukannya agar anak muda Papua dapat mengolah hasil perkebunan kopi Papua yang memiliki berbagai keunikan dibanding kopi lain di Indonesia bahkan didunia.

Untuk mengetahui diskusinya lebih lanjut dapat disaksikan di Akun Youtube Cepos TV. (gin)

JAYAPURA- Owner Pit’s Corner Piter Tan mengatakan, ada sangat banyak keunikan kopi Papua sehingga mempunyai daya tarik tersendiri. Keunikan tersebut seperti hanya bisa diangkut menggunakan pesawat, tidak menggunakan pastisida, tidak pakai pupuk, dikelola secara tradisional dan sama sekali tidak ada pencemaran udara dan lingkungan. Keunikan ini menjadikan kopi Papua punya citarasa tersendiri.

Hal ini diungkapkannya pada Senin (24/1) ketika menjadi tamu di Program Ngopi Bareng Redaksi yang juga akan ditayangkan di akun Youtube Cepos TV.

“Saya ini kan penjual kopi Papua, jadi kalo penjual kopi Papua ditanya keunggulan dan keunikannya dan terus yang jawab juga yang jual kopi keliatannya ada konflik interest, tetapi saya coba menjelaskan yang saya tahu. Pertama kopi Papua cukup unik, kopi tumbuh yang hanya bisa kita jangkau hanya dengan pesawat untuk ambil kopi di sebagian besar wilayah pegunungan, jenis arabika dan ini juga kopi yang daerah pegunungan yang merupakan kopi tidak memakai pastisida, tidak pakai pupuk dan disana masyarakat petani kita sangat tradisional dan sama sekali tidak ada pencemaran udara,”bebernya.

Kopi Papua dapat dikatakan tidak terkena pencemaran diakibatkan di sekitar tumbuhnya kopi tersebut tidak ada pabrik yang menghasilkan limbah dan bebeas dari polusi udara karena kendaraan di wilayah pegunungan juga sedikit. Bahkan masyarakat memasak untuk kesehariannya pun menggunakan kayu bakar sehingga dipastikan tidak terkontamidasi polusi dan bahkan jika adapun itu sedikit sekali.

Baca Juga :  BRI Abepura Gelar Gathering Sosialisasi Program Kewirausaahaan dan Briguna

“Jadi jika ditanya apakah kopi Papua dikatakan kopi organik, secara defakto dan ditempat ini bisa dikatakan ini cukup organik, tapi kita tidak boleh sebut saat jualan karena kita tidak memiliki sertifikasi organik dan kita tidak memiliki surat satu lembar itu jadi kita tidak boleh menyebutnya dan saya lebih memilih kata kopi ini alami sekali dan bebas pestisida, pupuk dan bebas pecemaran,”tambahnya.

Menurutnya jika berbicara cita rasa kopi harus dilihat dari jenisnya seperti di daerah pegunungan ada Arabika yang cita rasanya dipengaruhi ketinggian tanam, iklim seperti curah hujan sepanjang tahun, lalu seperti di Lembah Baliem yang dikelilingi bukit yang berpengaruh pada pencahayaan matahari dan curah hujan mengakibatkan wilayah tersebut cukup subur.

“Saya bukan karena lahir di Papua dan pengusaha Kopi Papua saya bilang kopi Papua bagus tidak, tetapi apa yang saya lihat di Pegunungan Tengah Papua maupun didaerah Pegunungan Bintang ini sangat berbeda dengan daerah lain, sangat berbeda seperti daerah lain,”tambahnya.

Ia menambahkan perkembangan kopi Papua saat ini dengan lima belas tahun belakangan saat ini sangat jauh lebih baik. Dimana disisi harga jauh lebih baik saat ini. Namun jika berbicara mengenai pasar ekspor, pasar ekspor yang dikenal kopi arabika yang memiliki standar harga Internasional dan bila di eskpor harganya tidak jauh dari harga tersebut.

Baca Juga :  Konflik Bersenjata di Papua Salah Jakarta

“Jadi bila kita mau ekspor itu harga tidak jauh dari sana, sedangkan kita di Papua biaya kita cukup besar, meski pembangunan selama kepemimpinan Pak Jokowi begitu signifikan di Papua itu saya lihat harga masih belum sampai dengan harga ekspor, namun trennya saya lihat sudah kearah sana dan yang kita harapkan dengan harga yang bagus ini petani kita semakin banyak produksi dan bila produksi semakin banyak maka harga akan turun maka kita akan bicara ekspor,”Pungkasnya.

Piter Tan selain pemilik Pit’s Corner juga diketahuipemilik beberapa pabrik kopi di Papua dan juga banyak menyekolahkan anak-anak Papua dibidang barista dan perkebunan kopi, hal ini dilakukannya agar anak muda Papua dapat mengolah hasil perkebunan kopi Papua yang memiliki berbagai keunikan dibanding kopi lain di Indonesia bahkan didunia.

Untuk mengetahui diskusinya lebih lanjut dapat disaksikan di Akun Youtube Cepos TV. (gin)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya